25 Feb 2012

TOKOH - TOKOH TEOLOGI KRISTEN ALIRAN LIBERAL






1. Friedrich Schleiermacher (1768 – 1834 )
            Seorang ahli teologi bisa menjadi tokoh yang terkenal melalui dua jalur : secara lisan dengan membina mahasiswanya dalam ruangan kuliah atau jemaatnya melalui mimbar gereja, atau secara tertulis melalui publikasi.
Nasib Ilmiah Schleiermacher, sebagai pendeta muda, yang lahir di besarkan dalam kota kecil di Jerman, dia pindah ke kota metropolitan Berlin pada tahun 1796. Di sana dia ditugaskan antara lain untuk memberikan bimbingan rohani di salah satu rumah sakit. Di Berlin dia bergaul secara luas dalam kalangan tokoh sastra, seniman dan budayawan, yang ketika itu mempunyai konsepsi yang agak negatif terhadap agama. Sebagai juru dakwah yang cukup pandai membela pandangannya dalam kalangan ini, dia diminta untuk  menyusun sebuah buku yang merumuskan pandangannya. Buku ini diterbitkan pada tahun 1799 dengan judul : Reden Uber die Religion and die Gebildeten Unter ibren Verachtern, atau “Uraian – uraian tentang agama kepada para Cendekiawan, yang menghina agama itu “ . Pada cetakan pertama dia belum berani untuk mengumumkan namanya dan masih memakai nama samaran. Buku cukup laku dan masih dicetak tiga kali sewaktu ia hidup ( pada tahun 1805, 1821 dan 1831 ), dan tetap diterbitkan sampai abad ke 20 ini, baik dalam bentuk aslinya maupun tejemahannya.
            Schleiermacher melalui pergaulannya menyadari, bahwa konteks zamannya memerlukan suatu rumusan agama Kristen yang baru. Dia tidak mau mengambil jalan kembali kepada teks kitab suci, Ilmu Tafsier modern belum begitu berkembang pada zamannya. Dia juga tidak hendak mengambil filsafat dan akal sebagai dasar pembicaraannya menganai agama. Sejalan dangan selera zamannya dia mengambil emosi, perasaan manusia sebagai dasar. Teologi, menurut dia, mulai dengan analisa diri sendiri yang dilakukan oleh orang yang ( hendak ) beriman.

2. Ferdinand Christian Baur ( 1792 – 1860 )
            Dia pernah belajar di Kota Mahasiswa yang tenang, Kota Tubingen, sebuah kota kecil di Jerman Barat, Kota kecil memiliki sebuah Universitas yang besar dan bersejarah, dan Dia juga sejak tahun 1825 diangkat menjadi mahaguru di sana sampai wafatnya.
            Study yang pertama, yang cukup menghebohkan, diterbitkan pada tahun 1831. dalam sebuah artikel yang sangat panjang, Baur membela pendapatnya bahwa sejarah periode awal Kristen harus ditafsirkan secara sistematika Filsafat Hegel : tesis, anti tesis, sintesis (sebuah perkembangan dilanjutkan oleh perkembangan yang justru merupakan lawannya, tetapi akhirnya dalam fase ketiga terjadi sintesis diantara dua fase yang brtentangan ini). Fase pertama dalam sejarah Kristen disebut Fase Petrus atau jenis kristren yang masih dekat sekali dengan umat yahudi. Dalam fase ini Kristen masih merasa terikat kepada sariat yahudi, yaitu hukum Taurat. Dalam periode ini mereka juga mengikuti umat yahudi dalam harapan / dugaan bahwa hari kiamat akan datang dengan cepat. Sebagai specimen yang khas dari periode ini, diambil bagian terakhir (dalam cetakan sekarang) dari perjanjian baru, yaitu wahyu kepada yohanes.
            Sesudahnya timbul fase kedua, yang sebenarnya suatu lawan dari fase yang pertama. Periode ini bisa disebut periode Paulus, atau periode orang Kristen yang berasal dari non yahudi. Dalam kelompok ini tidak lagi ditemukan sikap taat terhadap Taurat, malah unsur yahudi dalam Kristen dianggap sebagai tidak diperlukan lagi. Kristen juga tidak lagi terbatas kepada keturunan yahudi, tetapi menjadi agama Universal. Dalam surat Paulus yang paling penting (kepada jmaat di Roma, Galatia, dan Korintus) ide – ide dari fase kedua diuraikan sangat lengkap. Akhirnya timbul fase ketiga, dimana pertentangan diatasi sehingga sesudah konflik timbul perdamaian dan harmoni. Dalam Injil Yohanes dan dalam karangan Lukas, yang disebut kisah Rasul – Rasul, memang diberikan sebuah sintesa, dimana semua pertengtangan sudah diatasi. Sintesa ini juga timbul karena umat Kristen awal harus membela identitasnya melawan ajaran gnosis yang mencari ma’rifat yang tidak terikat kepada hal – hal Duniawi.
            Dalam teori – teori yang dikembangkan oleh F C Baur dengan simplikasinya bahwa Paulus, dan bukan Yesus, yang harus dianggap sebagai pendiri agama Kristen.     

3. Dr. Abraham Kuyper ( 1837 – 1920 )
            Dia pendeta, Pengarang, gurubesar pada Universitas bebas di Amsterdam, dia juga pernah mehjabat sebagai perdana menteri. Dialah yang telah menghidupkan kembali theologi Calvinis yang lama bagi banyak anggota Gereja, bahkan yang pernah pula merebut tempat kehormatan untuk Calvinisme di tengah – tengah Dunia ini yang telah menjauhkan diri sama sekali dari asas – asas dan cita – cita calvinis.  Demikianlah Kuyper berpengaruh besar dan baik di masyarakat Belanda, yang telah hanyut dalam arus Liberalisme. Di segala lapangan hidup kedengaranlah suaranya yang menggembirakan, sehingga di mana – mana semangat calvinis berkobar lagi. Akan tetapi kuyper sadar benar – benar bahwa calvinisme itu membutuhkan bentuk baru di Dunia liberal ini. Kesadaran itu ternyata dalam Kitab – kitabnya  “ tentang rahmat umum” , “Calvinisme” ( suatu rentetan uraian – uraian yang diucapkan kuyper di Amerika ) dan dalam kitab theologinya yang terpenting “Encyclopedia Theologia Sutji”.
            Dasar pikiran kuyper dalam kitab – kitab itu ialah kenyataan yang berdasarkan pengalaman, bahwa manusia terbagi menjadi dua macam : yang telah diperanakkan kembali dan yang belum diperanakkan kembali. Kelahiran kembali itu adalah suatu proses yang tiada disadari, yang menyatakan diri dalam hidup sadar sebagai pengakuaan bahwa Al Kitab adalah firman Tuhan. Dengan pandangakan itu kuyper mengambil dasarnya pada asas theologi yang subjektif ( yaitu kelahiran baru orang soleh ) dan dari sana ia melangkah kepada asas theology yang objektif ( yaitu pernyataan Tuhan dalam firman Nya ). Tetapi sudah tentu dasar theologinya yang subjektif itu dimana – mana menampakkan perbedaannya Calvin. Injil dijadikan suatu pandangan dunia yang mulia secara Calvinis. Dengan dasar itu tak mungkin lagi bagi kuyper untuk mengaku tuntutan theokratis dari firman Allah terhadap hidup Negara dan masyarakat, karena orang yang belum lahir kembali memang tak mengerti tuntutan tersebut. Negara gereja calvin di Djenewa dianggapnya suatu sisa dari abad –abad pertengahan. Atas ihtiar dan desakan kuyper maka pada tahun 1905 gereja Gereformeerd di belanda menghapuskan satu kalimat dari pasal 36 pengakuan iman Belanda ( Confessio Belcia ) yang didalamnya dikatakan bahwa tugaspemerintah antara lain ialah ; mencegah dan membasmi segala ibadat kepada berhala dan agama palsu, untuk merubahkan kerajaan antikrist.
            Theology kuyper itu menjadi dasar politik gereja kuyper. Ia sangat melawan gereja rakyat, segala orang Kristen yang diperanakkan kembali, segala pengaku – pengaku kristus yang benar, hendaknya berkumpul dalam sebuah gereja bebas,. Maksudnya supaya bagian rakyat yang calvinis mengasingkan diri dari masyarakat besar dalam lingkungan calvinisnya sendiri, dimana hormat Allah disegala lapangan hidup diakui dan dijadikan sepenuh – penuhnya. Ter kenal dengan nama Theologi kelahiran kembali( oleh Muhammad Hadidi).


Reference:
1. Perkembangan Teologi Dalam Dunia Kristen Modern
     Karel A. Steenbrink
     Cetakan pertama Oktober 1987
     IAIN Sunan kalijaga Press
     Yogyakarta
2. Sejarah Gereja
     Dr H Berkhof
     Cetakan ke 4
    P.D GRAFIKA Prop DJABAR
    Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar