6 Jul 2012

Enchantment highlight Mosque Kiyai Bedjo Dermolaksono UMM



   "As a campus that bears the name of Islam, Muhammadiyah University of Malang is never remiss to continue expanding wings of religiosity. Proved by the third mosque is a mosque built Kiyai Bedjo Darmoleksono Oriental-style Chinese media as one of the propagation of Islam in the development of Malang."

    The background of the establishment of mosques in the area Hospital (RS) UMM is simply because all charitable efforts in the Muhammadiyah environment must have a place of worship. If the campus has a mosque AR. Fachruddin used for worship for the campus community and the public, then the RS UMM is also necessary to build the mosque in order to help the worship activities of campus officials, the workers who built the hospital today, officials at the hospital later and nearby residents as well, so that the mosque is expected to be Bedjo places of worship center for academic and masyarat around the mosque.

     According to a former aide to Chancellor II UMM namely Drs. Mursidi MM, tells the philosophy of why the mosque was built over before Bedjo RS construction is completed. He argued that building a mosque is more important than building your own house pain. "It means building a physical rather than spiritual precedence. Thus, with the construction of mosques in the area of ​​the Hospital can be used by builders and surrounding communities. Regarding the reasons he chose the name Bedjo explained that Bedjo was a prominent reformer in the 1930s Muhammadiyah Malang is Kyai Haji Bedjo Darmoleksono. Figure this one has very close historical relationship with Muhammadiyah and UMM. "He also went with Mr. Malik Fajar to initiate the establishment of a white campus. (Diceritaklan told reporters bestari Mohd Hadidi)



     Privileges Kyai Haji Bedjo Darmoleksono. the preachers who have religious knowledge is very high and wide. Amazingly, he even served as the Chairman of Muhammadiyah Malang menjadat as well as the supervisory board and the commissioner of UMM. Name Kyai Haji-making as a mosque Bedjo Darmoleksono hospital nuanced UMM China was meant to evoke the spirit of the ideals Kyai Bedjo. "Not just religious scientists, activists Kyai Bedjo also critical so that ought to serve as examples and role models for youth today.


    The history of architecture, building the mosque itself adopted the Chinese model. This indicates that we really appreciate the progress that China will probably become the super power in coming years. In addition to appreciate as a sign, the building also signifies that Muhammadiyah is open to anyone including those with non-Muslims. Bedjo different mosques mosques UMM's more like AR. Fachruddin and campus Da'wa mosque II. "Oriental-style architecture of the mosque Bedjo our country. This style is also used to form the Hospital building UMM. In addition to building form college Muhammadiyah more varied.

    Architects talk about building a mosque Kiyai Bedjo Darmoleksono, mosque construction inidi perakarsai Muhadjir Effendy UMM Chancellor, he was inspired by his visit to China and see the building complex in China. Therefore he was then inspired to finally make a mosque based on the results of his thoughts after being in China, After the reflection, do not forget beristikharah Muhajir in advance to establish her choose the Chinese architecture. (Author Mohammad Hadidi, Reporter Bestari UMM)

Sistem Perbankan Syariah: Langkah Awal Membuka Lembaran Baru


Oleh 
Muhammad Hadidi
Mahasiswa Syariah Universitas Muhammadiyah Malang 

A.    Pendahuluan

" Wahai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"
 (Q.S Al-A’raaf: 31)

 Sederhana bukan berarti miskin, tetapi sesuai dengan kebutuhan[1]. Bukankah hidup hemat itu indah? Ingatlah  tangisan nun jauh di utara barat Indonesia sana. Komunitas muslimin mahligai tubuh manusia, tatkala salah satu organ terluka, maka seluruh jasad akan merasakannya. Maka, pantaskah kita tertawa disaat tangan kita terluka? Lantas, apakah tindakan kita? Cukupkah dengan berhemat menjadi balutan luka saudara kita? Sudahkah sistem ekonomi kita memberi nilai positif bagi kita?

 

B.     Ekonomi dalam Perspektif Islam

Dalam bahasa Arab, ekonomi bermakna Iqtishad. Asal kata Iqtishad adalah qashada, yang berarti berhemat. Sedangkan destinasi daripadanya –dalam kacamata Islam- adalah meningkatkan taraf kesejahteraan umat.[2]  Definisi tadi  memberikan gambaran tentang kuatnya keterkaitan antara ekonomi dan hemat. Bahkan kita memahami barang ekonomis sebagai barang yang murah alias harga terjangkau. Berhemat bukan berarti miskin, substansi dari hemat adalah hidup bersahaja. Dalam suatu case penyair Arab  berkata: ماعال من اقتصد     “Seseorang yang hemat tak akan pernah mengemis”[3], begitulah Allah sangat membenci pemborosan, karena setiap individu harus mempersiapkan hari esok dan seterusnya. Ada beberapa perspektif untuk bisa berhemat, dan cara terampuh adalah dengan menabung. Dalam Oxford Advanced Learners Dictionary menabung atau save memiliki arti menyimpan dan mengamankan uang dari kejahatan, dan kehilangan untuk digunakan dikemudian hari. Itulah yang menyebabkan eksistensi bank- dalam bahasa Perancis disebut banque berarti berangkas- penting, demi terwujudnya definisi tadi. Namun, apakah semua bank itu sama? Apakah semua orang boleh menabung di bank yang ia suka?

 

C.    Right System at the Right Place for the Right People

Siang yang panas dengan sengatan matahari, akan kembali redup setelah datang sang rembulan. Makanan yang lezatpun tak akan bertahan lama hingga dimakan waktu  kadaluarsa. Begitulah Sang Rahman menciptakan segala sesuatu berpasangan. Sebagaimana Dia menciptakan suatu sistem yang komprehensif dan universal yaitu Islam,  namun sebagian manusia tetap saja dikendalikan hawa nafsunya. Sistem perbankan yang telah lama diterapkan di Indonesia benar-benar keropos. Sistem yang sering disebut sistem konvensional itu tidak tahan negative spread dan moral hazard, bahkan sisten itu buta dan tak kenal dimensi. Hal ini dapat dibuktikan dengan hutang Indonesia  dan harga kebutuhan primer yang bersama-sama naik ke puncak gunung, disamping pengangguran terus meningkat. Sistem yang be-riba itu telah membunuh harapan seorang ahli tak berharta, Walaupun berharta toh ia takut tak mampu membayar pinjamannya yang berbunga. Mengapa hal ini harus terjadi? Padahal kita adalah Muslim yang notabenenya telah memiliki UU transendent yaitu Al-Qurán-sebagai kitab penyempurna kitab-kitab sebelumnya- yang tridak menghalalkan sedikitpun riba. {Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagiaan yang lain? Tiadalah balasan bagi yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat} Q.S Al-Baqarah: 85.

Dalam kaca mata Islam, harta adalah hal yang sangat sensitif. Sang Khalik tidak hanya menanyakan bagaimana anak adam mendapatkannya. Bahkan Ia akan melihat bagaimana mereka memakainya. Perkara ini tersirat dalam sabda nabi: {الخراج بالضمان} ‘”Setiap output (dari suatu investasi) harus didasari responsibilitas”. Begitulah Syariat Ilahy yang sesuai dengan masyarakat madani. Sebagaimana yang telah disampaikan Budi Wisakseno bahwa mengaplikasikan sistem ini adalah rasional, walaupun diawali dengan emosi.

menutup lembaran merah kita, dan membuka lembaran baru yaitu sistem perbankan Islami. laa haula walaa quwata illaa billah

 

 

D.  Welcome 2nd Islamic Renaissance in Indonesia

Perkembangan bank-bank Islam di Indonesia sudah menunjukan hasil yang signifikan. Hal ini dilihat dari pertumbuhannya selang fase pertama,  ketika ditetapkannya UU no.7 tahun1992 tentang keberadaan bank dengan asas bagi hasil di Indonesia. Pada saat itu terlahirlah BMI Bank Muamalat Indonesia. Fase kedua dimulai setelah UU no.7 tahun 1992 tersebut diganti dengan UU no.10 tahun 1998 yang lebih spesifik menunjukkan keislamannya. 7 bank Islam terlahir  pada even yang sama. Hingga akhirnya, fase ketiga terjadi setelah MUI mempertegas pengharaman bunga bank, saat itu 20 bank syarí appear dan menjadi sorotan masa[4].

Pertumbuhan bank-bank Islami meroket secepat kilat, bahkan hal ini melebihi prediksi para pakar ekonomi. Pada tahun 2004, Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia DPS BI mencatat bahwa  pertumbuhan Perbankan Sistem Syariah berkisar antara 80-90% dengan total aset pada akhir 2003 sebesar Rp 7.8 triliun meningkat melebihi prediksi sebelumnya menjadi Rp 14.19 triliun pada 2004. Hal senada disampaikan oleh Muhammad Rizal Ismail- Dewan Pengawas Nasional Majelis Ulama Pusat, “Hal ini terlihat dari jumlah bank syariah yang meningkat pada 2004 mencapai 60 perusahaan dengan total dana yang dihimpun  sebanyak Rp 11 triliun dibanding 2003 yang hanya 38 perusahaan dengan dana sebesar Rp 4 triliun,” imbuhnya. Diperkirakan total aset bank syariah yang hanya 1% dari seluruh aset bank di Indonesia akan terus meningkat setiap tahunnya. Hal inidapat dibuktikan dengan tokoh-tokoh masyarakat yang kian hari kian banyak yang mendaftar menjadi nasabah ataupun mitra usaha bank-bank non-riba itu sehingga masyarakat semakin percaya  besar, disamping pemerintah yang siap all out mendorong dari belakang. Bahkan komisi VI DPR siap menetapkan UU ad hoc mengenai sistem perbankan islami. Amin

 

D.    Q2

Ketika Eropa gelap gulita oleh buaian malam yang hening. Saat itu semenanjung Arab telah terang benerang dengan ilmu pengetahuan dibawah pemerintahan Abbasiyah. Khalifah Al-Makmun sangat menekankan pentingnya arti ilmu dan aplikasinya karena dengan dua hal itulah keimanan seseorang dinilai. Rakyat hidup damai dan tentram walaupun ada saja perkara yang terjadi.

Ketika Isabella dan Ferdinand berdiri di singgasana kerajaaan Inggeris pada tahun 1947, Para Yahudi tak habisnya mereka invasi. Sama halnya dengan muslimin yang mereka habisi tanpa kompromi. Subhaanallah. Settlement para yahudi saat itu adalah Turki- negara yang pada saat itu bernafaskan Islam. Islam yang mereka anut tidak pernah mereka marginalkan dari seluruh aspek kehidupan. Baik itu secara vertikal maupun horizontal. Bagaimana tidak? Hanya Islamlah yang mengutamakan nilai kedilan, kejujuran, dan kebersamaan. {Dan demiakanlah (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas (perbuatan) kamu}[5] Demikianlah nilai-nilai Islam adalah nilai-nilai median “Q2”. 

Dalam perbankan sendiri, hunbungan antara peminjam maupun pemberi dana adalah mitra usaha. Sehingga keduanya dapat saling meninjau dan memotivasi akan kebenaran dan kesabaran. Sistem yang diterapkan didalamnya adalah sistem Ilahy, yang jelas-jelas mengharamkan kecurangan dan ketidak seimbangan. Sehingga Distibusi dan Produksi didalamnya bersifat real dan terhindar dari moral hazard.

 

E.     Alien Pembawa Fortuna

Sistem bank islami masih asing di mata masyarakat Indonesia. Eksistensinya masih seperti alien yang turun dari mars. Hal ini terjadi karena  kurangnya sosialisasi dan dana. Dibutuhkan Teknologi Informasi yang mutakhir demi kelancaran masyarakar dalam mengakses transaksi. Dan TI tersebut adalah sesuatu yang nihil tanpa biaya yang memadai. Insya Allah, semua ini akan terwujud jika pemerintah all out mendorong dari belakang dan kepercayaan masyarakat yang tak kunjung padam. Istilah-istilah dalam dunia perbankan islami menurut Shofyan Djalil-menteri teknologi dan informasi- perlu diganti. Karena istilah-istilah itu kurang difahami di mata masyarakat. Jangan sampai rakyat kecil terjebak dalam collerative hanya karena ketidakpahaman istilah-istilah yang digunakan .

 

F.     Kebangkitan Sang Raksasa

Setelah mengenal Islam sebagai rahmat seluruh alam maka seluruh sistem yang tersirat dalam fondasinya Al-Qur’an bukan lagi alien yang tak dikenal. Setelah tiga fase kehadiran perbankan islami di ibu pertiwi muncul, tibalah saatnya fase ke-empat , yaitu fase pertumbuhan atau perkembangan.

Para praktisi dan pengamat perbankan islami tak mengenal titik dalam mempredisikan laju asset dan pangsa bank yang tahan negative spread itu. Dengan volume yang mencapai Rp.14,19 triliun pada 2004 atau sekitar 1,1 persen dari seluruh total aset perbankan Indonesia yang berkisar pada Rp. 1.218 triliun diprediksikan akan terus melaju pesat hingga level 1,85 persen atau sekitar Rp. 24 triliun akhir 2005.

Perkembangan bank-bank islami seantero Indonesia bagaikan bintang-bintang yang berteberan di langit. Hal ini termonitori dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) yang menjadi patron bagi rakyat Aceh yang tertimpa bencana, belum lagi bank yang dinobatkan sebagai The Most Growth Couvarage Area oleh Karim Business Consulting 2004 ini telah memiliki 138 kantor layanan yang tersebar di 21 provinsi. Kendati awalnya hanya mempunyai 8 outlet pada awal 11 November 1999. Hal ini semakin tajam pasca Bank Syariah Bangka yang pendapatannya terus meningkat drastis. Dalam usianya yang ke-2,5 tahun saja, bank yang berkantor pusat di Sungailiat itu telah mengantongi keuntungan Rp. 437 juta.

Bintang-bintang tidak hanya bersinar di ufuk barat  saja. begitu pula dengan eksistensi bank-bank syariah di Indonesia. Arrival bank-bank syariah di Indonesia timur hampir diterima seluruhnya oleh elemen masyarakat. Di Sorong misalnya, kendati komunitas muslim disana hanya 40 persen bank syariah tetap menjadi idola. Sebagaimana halnya di Palu, Manado, dan daerah lainnya. Bahkan di Manado yang notabenenya  mayoritas penduduk adalah nonmuslim, bank syariah disambut dengan meriah bagaikan oase yang ditunggu-tunggu oleh para pengembara di hamparan Sahara. Hingga saat inipun bank-bank yang menawarkan produk-produk berlabel halal menjamur di berbagai daerah seperti Sorong, Palu, Ambon dan lain sebagainya, sekalipun muslim disana adalah minoritas.

Pertumbuhan perbankan islami di ibu pertiwi ini tidak hanya sebatas kuantitas saja, lebih dari itu kualitasnya pun terus ditingkatkan. Sesuai dengan yang telah termaktub di muka bahwa nilai-nilai Islam selalu menjaga balance dalam segala aspek.  Return on asset ’ROA’ BNI Syariah cukup menjadi bukti atas peningkatan kualitas perbankan non-negative spread itu. Dalam jangka satu tahun saja BNI Syariah menghasilkan 3,58 persen pada Juni 2003 dan 3,67 persen pada Juni 2004. Disamping itu BRI Syariah lebih mempertajam bukti peningkatan kualitas dengan biaya operasional yang lebih kecil dari pendapatan operasi dan beberapa bank lagi yang berpretasi.

 

G.    Konklusi

Sang alien telah tiada dan tangan fortunanya telah terasa menyejukkan jiwa. Saatnya kita menghentikan sistem yang sudah jelas madhorotnya. Mari kita tutup lembaran-lembaran penuh riba dengan tidak memarginalkan agama dari sektor perbankan.  Opini Riawan Amin tak diragukan lagi, pintu-pintu mukhasash atau keringanan  telah tertutup rapat. Bank-bank syariah telah mengglobal di nusantara. Sungguh tak diragukan apa yang telah Pencipta janjikan bahwa akan ada masa yang didalamnya harta benar-benar dimintai pertanggungjawaban. Dari manakah manusia dapatkan? Dan dimana mereka investasikan?. Wallahu a’lam bissawab

Referensi

 

  • Al-Quranu-l-Karim

  • Maliki Abdurrahman, Politik Ekonomi Islam, (Bangil: Al-Izzah Press, 2001)

  • Syahatah Husein, Adhubat Syari’yah Littamal fii syuq Arrouq Maaliyah, (Kairo, 2001)

  • Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Islam (Yogyakarta: UII Press 2000)

  • Warta Harian Republika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 



ILMU PENGETAHUAN ADALAH KEKUATAN



Oleh 
Muhammad  Hadidi
Mahasiswa Syariah Universitas Muhammadiyah Malang

            Kemauan untuk mencari kekuatan sudah menjadi sikap dasar manusia ia lahir dan mati dengannya, anak yang baru lahir menunjukkan kekuatanya dengan tangisan yang sekuat-kuatnya, kemtian seseorang melatihnya untuk meninggalkan kekayaan, idaman antara  seseorang dengan orang lain dalam mencari  kekuatan ini berbeda kondisinya, bebarapa orang mengharapkan kekuatan dalam bentuk pangkat ,wibawa,kekayaan dan bahkan dari kebebasanya dalam mengerjakan apa yang ia kehendaki, Kemauan akan kekuatan ini nampaknya di jaga sungguh-sungguh oleh manusia karena ini bersumber dari kitab injil, yang menyatakan bahwa manusia setelah berkreasi akan di beri kekuasaan untuk mengatur ikan di lautan, unggas di udara, ternak dan seluruh alam raya.betapa manusia mempunyai pengaruh yang luar biasa bila ia di beri kekuasaan sepanjang hidupnya. Sepanjang sejarah perjalanan dunia  yang menjadi perhatian manusia adalah sejarah tentang pencarian kekuasaan. Di belakang dendam orang biadab yang melakuakn penyerangan dengan kejam, permusuhan antar suk bangsa primitif dan peperangan antar manusia peradaban ada satu tujuan dan hanya satu yaitu mencari kekuatan.
            Kekuatan yang menjadi taruhan manusia ini ada dua macam yaitu keuatan fisik dan kekuatan mental,kekuatan urat dan otot ( baik kekuatan individu atau gabungan dari individu dengan yang lainnya )adalah kekuatan fisik, dan kekuatan yang di hasilkan oleh akal adalah  kekuatan mental.ketika seorang atlit ( olahragawan ) yang kuat menjatuhkan lawannya, atau ketika tentara memporak porandakan suatu negara, kita langsung mengerti bahwa itu adalah kekuatan fisik. Tetapi seorang membangkitkan rasa hormat dan kasih saying ketika ia menentukan nasib suatu bangsa tanpa kekuatan fisik kita dapat mengerti bahwa itu adalah kekuatan mental.Gama dapat mengalahkan bagian lain dari dunia ini adalah pertunjukan dari kekuatan fisik, Gandi telah berhasil menggerakkan semangat rakyat India dengan menyendiri dirumah tahanan, ini adalah contoh dari kekuatan mental sebelum di mulainya peradaban, manusia primitif hanya mengenal satu jenis kekuatan yaitu kekuatan fisik, kekuatan tangan ( otot ) menentukan segala sesuatu maka kekuatan ini di sebut sebagai keputusan moral, keadaan terbaik dari suatu negara akan terwujud apabila prinsip mata untuk mata dan gigi untuk gigi telah di putuskan sebagai hukuman pengadilan, secara berangsur-angsur peradaban akan memajukan pikiran manusia, kekuatan otak bisa di sebut sebagai perintah yang tertinggi, kekuatan fikiran yang di timbulkan oleh akumulasi dari sangat banyak ilmu pengetahuan ini telah menghasilkan sesuatu yang menabjukkan dalam dunia ini,selruh penemuan-penemuan besar yang menjadi dasar dari kehidupan modern didasari oleh penggunaan ilmu pengetahuan penemuan bubuk mesiu telayh berhasil memajukan suatu negara dan dapat membangun kekuasaan yang besar. Peneklukan kekuatan alam dan pemenfatan kekuatan ini untuk kehidupan manusia , peneklukan yang bertentangan antara manusia dengan manusia serta relisasi dan konsekuen dalam melaksanakan persamaan derajat manusia di seluruh dunia dengan kata lain pengembangan kesenian, ilmu dan peradaban semua itu tergantung pada kekuatan mental. Mister4i-misteri alam telah terpecahkan dan tuhan telah menampakkan dirinya kepada manusia melalui ilmu pengetahuan, tuhantelah memberikankepada manusia kekuatan mental dan fisik secara bersamaan.
            Beberapa penjelasan ( uraian ) yang ada dalam ilmu pengetahuan telah mencukupi, membangun sebuah pondok sudah dianggap suatu prestasi bagi orang orang primitif ( orang orang terdahulu ) tapi bagi orang jaman modern sekarang membangun ( pembuatan ) gedung pencakar langit mudah di jangkau bagi orang dahulu memuja tuhannya tiga kali sebelum dapat mengarungi lautan beberapa ratus yard dalamnya, orang sekarang menmyebrangi samudra dengan menghebohkan  naik pesawat terbang dengan melalui udara atau menukik ke dalam lautan adalah isapan jempol dan hayalan bagi orang jaman dahulu tapi bagi orang sekarang itu mudah di lakukan, pandangan orang Indian merah tentang keajaiban daru perkataan chip yang melewati dan membawa orang ke suatu tempat yang jauhnya ber mil-mil. Tetapi orang sekarang mengirim pesan antar benua tanpa melalui perkataan chip atau alat yang tampak bukan hanya sifat fisik tapi adalah akhir dari sifat kebutaan seorang manusia kita lebih tahu tentang harimau dan serangga dari pada pengetahuan kita tentang nenek moyang kita, kita juga dapat menyelami pikiran seseorang serta dapat membaca pikirannya. Sebuah kata apa yang dulu mustahil atau ajaib sekarang menjadi sesuatu yang mudah dan apa yang di anggap misteri akan terbuka kebenarannya dalam waktu kurun waktu yang lama.
            Orang akan merasa beruntung jika mempunyai kekuatan mental, seni dan kesastraannya, filsafat dan agamannya, hokum dan adatnya yang semuannya menyatakan kekuatan dari pengetahuannya. Keterbelakangan kita dalam memahami puisi, ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan tetap merupakan penghormatan terhadap kekuatan ilmu pengetahuan. Kita menghormati mereka karena mereka telah banyak menolong kita dengan ilmu pengetahuannya dari pada orang yang enggan, pemuja pahlawan adalah pemuja ilmu pengetahuan. Di ceritakan di utara Sagas, Wotan memberikan satu matannya kepada raksasa mimir sebagai balasan dari ilmu pengetahuan, orang sekarang berkorban dengan kehidupannya untuk bagian dari sesuatu, mereka syagid untuk menuntut ilmu pengetahuan, kekuatan sangat berguna untuk menimbulkan keajaiban dalam dunia fisik.
            Tetap jaga adalah kekuatan daru ilmu pengetahuan, kita tidak menggunakan ini untuk mencari keuntungan meteri belaka, karena ini adalah pemujaan terhadap tuhan palsu, dan itu merup[akan kebanggaan bagi tanah air kita dan mengambil jalan yang nyata karena itu merupakan kebutuhan untuk mencapai sustu akhir yang mulia ( luhur ).untuk pemngetahuan kita sendiri, dan membina kita. Kita harus mencoba mengubah ilmu pengetahuan kedalam kebijaksanaan.
Pengetahuan adalah kebanggan yang mengajarkan banyak hal.
Dan kebijaksanaan adalah kesederhanaan yangb tidak hanya mengetahui
Ini hanyalah akan terjadi ketika kita menyadari bahwa kita mempunyai kemauan untuk mengikuti pengetahuan seperti tenggelamnya awal alam yang sepenuhnya loncatan yang di lalui menusia dan kita menyadari bahwa sebenarnya urswamitra duka cita keagamman kekuatan spritual adalah dsetelah semua kekuatan benar, kemudian kita melihat bahwa sanya ilmu pengetahuan tidak hanya memberikan kita apa yang ada di alam semesta akan tetapi akhir dari suatu pikiran karena itu merupakan suatu tujuan dari kehidupan kita untuk meningkatkan kekuatan mental ini dengan di Bantu oleh ilmu pengetahuan, kedudukan  bagi seorang manusia akan ditentukan tidak menurut kekayaan atau kedudukan atau kekuatan otot, akan tetapi menurut derajat ilmu pengetahuan yang di terimannya, ini hanyalah ketika umat manusia melihat kenyataan bahwa dunia ini akan di atur oleh kekuatan akal fikiran atau ilmu, bukan dengan kekuatan fisijk.dan kita akan merasakan waktu itu dan dan kita akan sadar bahwa ilmu pengetahuan adalah merupakan kekuatan.  

Saudariku, Apa yang Menghalangimu Berhijab?


 

(VI)  Written : by Mohd Hadidi.S.HI

rn Sebagian wanita muslimah yang tidak berhijab, mengulang-ulang syubhat yang rnintinya, tidak ada yang disebut hijab secara hakiki, ia sekedar mode. Maka, jika rnitu hanya mode, kenapa harus dipaksakan untuk mengenakannya?  Mereka lalu rnmenyebutkan beberapa kenyataan serta penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian rnukhti ber-hijab yang pernah mereka saksikan. Sebelum membantah syubhat ini, kami rnperlu mengetengahkan, ada enam macam alasan yang karenanya seorang ukhti rnmengenakan hijab.
rn
Pertama, ia ber-hijab untuk menutupi sebagian cacat tubuh yang dideritanya. rn
rn
Kedua, ia ber-hijab untuk bisa mendapatkan jodoh. Sebab sebagian besar rnpemuda, yang taat menjalankan syari'at agama atau tidak, selalu mengutamakan rnwanita yang berhijab.
rn
Ketiga, ia ber-hijab untuk mengelabui orang lain bahwa dirinya orang rnbaik-baik. Padahal, sebenarnya ia suka melanggar syarilat Allah. Dengan rnber-hijab, maka keluarganya akan percaya terhadap kesalihannya, orang tidak rnragu-ragu tentangnya. Akhirnya, dia bisa bebas ke luar rumah kapan dan ke mana rndia suka, dan tidak akan ada seorang pun yang menghalanginya.
rn
Keempat, ia memakai hijab untuk mengikuti mode, hal ini lazim disebut dengan rn''hijab ala Prancis''. Mode itu biasanya menampakkan sebagian jalinan rambutnya, rnmemperlihatkan bagian atas dadanya, memakai rok hingga pertengahan betis, rnmemperlihatkan lekuk tubuhnya. Terkadang memakai kain yang tipis sekali sehingga rntampak jelas warna kulitnya, kadang-kadang juga memakai celana panjang. Untuk rnmelengkapi mode tersebut, ia memoles wajahnya dengan berbagaimacam make up, juga rnmenyemprotkan parfum, sehingga menebar bau harum pada setiap orang yang rndilaluinya. Dia menolak syariat Allah, yakni perintah mengenakan hijab. rnSelanjutnya lebih mengutamakan mode-mode buatan manusia. Seperti Christian Dior, rnValentine, San Lauren, Canal, Cartier dan merek dari nama-nama orang-orang kafir rnlainnya.
rn
Kelima, ia ber-hijab karena paksaan darikedua orang tuanya yang mendidiknya rnsecara keras di bidang agama, atau karena melihat keluarganya semua ber-hijab, rnsehingga ia terpaksa menggunakannya, padahal dalam hatinya ia tidak suka. Jika rntidak mengenakan, ia takut akan mendapat teror dan hardikan dari keluarganya. rnGolongan wanita seperti ini, jika tidak melihat ada orang yang mengawasinya, rnserta merta ia akan melepas hijabnya, sebab ia tidak percaya dan belum mantap rndengan hijab.
rn
Keenam, ia mengenakan hijab karena mengikuti aturan-aturan syari'at. Ia rnpercaya bahwa hijab adalah wajib, sehingga ia takut melepaskannya.Ia berhijab rnhanya karena mengharapkan ridha Allah, tidak karena makhluk. Wanita ber-hijab rnjenis ini, akan selalu memperhatikan ketentuan-ketentuan ber-hijab, di rnantaranya:
a. Hijab itu longgar, sehingga tidak membentuk lekuk-lekuk tubuh. rn
b. Tebal, hingga tidak kelihatan sedikit pun bagian tubuhnya.
c. Tidak rnmemakai wangi-wangian.
d. Tidak meniru mode pakaian wanita-wanita kafir, rnsehingga wanita-wanita muslimah memiliki identitas pakaian yang dikenal.
e. rnTidak memilih wama kain yang kontras (menyala), sehingga menjadi pusat perhatian rnorang.
f. Hendaknya menutupi seluruh tubuh, selain wajah dan kedua telapak rntangan, menurut suatu pendapat, atau menutupi seluruh tubuh dan yang tampak rnhanya mata, menurut pendapat yang lain.
g. Hendaknya tidak menyerupai rnpakaian laki-laki, sebab hal tersebut dilarang oleh syara'.
h. Tidak memakai rnpakaian yang sedang menjadi mode dengan tujuan pamer misalnya, sehingga ia rnterjerumus kepada sifat membanggakan diri yang dilarang agama.
rn
Selain ber-hijab yang disebutkan terakhir (nomor enam), maka alasan-alasan rnmengenakan hijab adalah keliru dan bukan karena mengharap ridha Allah. Ini bukan rnberarti, tidak ada orang yang menginginkan ridha Allah dalam ber-hijab. rnBer-hijablah sesuai dengan batas-batas yang ditentukan syari'at, sehingga anda rntermasuk dalam golongan wanita yang ber-hijab karena mencari ridha Allah dan rntakut akan murkaNya.
rn
I. SYUBHAT KEDELAPAN: MENGHALANGI BERHIAS
rn
Syubhat ini -sebagaimana yang terdahulu- lebih tepat disebut syahwat daripada rnsyubhat. Ia adalah nafsu buruk, sehingga menghalangi para wanita ber-hijab. rn
Tetapi wanita yang menurutkan dirinya di belakang nafsu ini. Patut kita rnpertanyakan: ''Untuk siapa engkau pamer aurat? Untuk siapa engkau berhias?'' Jika rnjawabannya: ''Aku memamerkan tubuhku dan bersolek agar semua orang mengetahui rnkecantikan dan kelebihan diriku,'' maka kembali kita perlu bertanya:
''Apakah rnkamu rela, kecantikanmu itu dinikmati oleh orang yang dekat dan yang jauh rndarimu?''
''Relakah kamu menjadi barang dagangan yang murah, bagi semua orang, rnbaik yang jahat maupun yang terhormat?''
''Bagaimana engkau bisa menyelamatkan rndirimu dari mata para serigala yang berwujud manusia?''. ''Maukah kamu, jika rndirimu dihargai serendah itu?''
rn
1. Kisah Nyata
Seorang artis terkenal, mengadakan lawatan di salah satu rnnegara teluk, untuk memeriahkan sebuah pesta malam kolosal di negara tersebut. rnBersama grupnya, ia akan menggelar konser spektakuler.
Salah seorang wanita rnshalihah menghubungi artis tersebut via telepon. Ia akan melaksanakan tugas amar rnma'ruf nahi munkar. Segera ia mencari nomor telepon kamar di hotel tempat artis rnitu menginap. Setelah menemukannya, ia segera menghubungi.
rn
Selanjutnya tejadilah dialog seperti di bawah ini:
Ukhti: ''kami ucapkan rnselamat atas kedatangan anda di negeri kami. Kami senang sekali atas kehadiran rnanda disini. Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada anda, saya harap rnanda sudi menjawabnya.''
Artis: '' Dengan segala senang hati, silahkan anda rnbertanya!''
Ukhti: ''Jika anda memiliki barang yang berharga, dimana anada akan rnmeletakkannya?''
Artis:''Di tempat yang khusus, aku akan menguncinya sehingga rntidak seorangpun bisa mengambil.''
Ukhti:''Jika sesuatu itu barang yang amat rnberharga sekali, di mana anda akan menyembunyikannya?''
Artis:''Di tempat yang rnsangat khusus, sehingga tak ada satu tangan pun bisa menyentuhnya.''
Ukhti: rn''Apakah sesuatu yang paling berharga yang dimiliki oleh seorang wanita?'' rn
Artis : ''(Lama tidak ada jawaban)
Ukhti: Bukankah kesucian dirinya rnsesuatu yang paling berharga yang ia miliki?''
Artis : ''Benar….Benar, sesuatu rnyang paling berharga dari milik wanita adalah kesuciannya.''
Ukhti: 'Apakah rnsesuatu yang amat berharga itu boleh dipertontonkan dimuka umum?''
Dari sini rnartis itu mengetahui kemana arah pembicaraan selanjutnya. Ia tercenung beberapa rnsaat, lalu berteriak riang, seakan suara itu dari lubuk fithrahnya. Ia rntersadarkan.
Artis: ''Ini sungguh ucapan yang pertama kali kudengar selama rnhidupku. Saya harus bertemu anda, sekarang juga! Saya ingin lebih banyak rnmendengarkan petuah-petuah anda''.
rn
Wahai ukhti, jika engkau menampakkan auratmu dan bersolek demi suamimu atau rndi depan sesama kaummu maka hal itu tidak mengapal selama tidqk keluar dari rnrumah. Jika antar sesama wanita, maka hendaknya engkau tidak menampakkan aurat rnyang tidak boleh dilihat sesama wanita, yakni antara pusar dengan lutut.
rn
2. Perumpamaan
Saudariku, engkau amat mahal dan berharga sekali. rnPernahkah terlintas dalam benakmu, bagaimana seorang pembeli membolak-balik rnbarang yang ingin dibelinya? Jika ia tertarik dan berniat membelinya, ia akan rnmeminta kepada sang penjual agar ia diambilkan barang baru sejenis yang masih rntersusun di atas rak. Ia ingin agar yang dibelinya adalah barang yang belum rnpemah tersentuh oleh tangan manusia.
Renungkanlah perumpamaan ini baik-baik. rnDari sini, engkau akan tahu betapa berharganya dirimu, yakni jika engkau rnmenyembunyikan apa yang harus engkau sembunyikan sesuai dengan perintah Allah rnkepadamu.
rn
J. SYUBHAT KESEMBILAN: HIJAB MENCIPTAKAN PENGANGGURAN SEBAGIAN SDM DI rnMASYARAKAT
rn
Syubhat ini tidak begitu populer di kalangan wanita tak ber-hijab, tetapi ia rnamat sering dilontarkan oleh orang-orang sekuler dan para pendukungnya. Menurut rnmereka, hijab wanita akan menciptakan pengangguran sebagian dari SDM (Sumber rnDaya Manusia) yang dimiliki oleh masyarakat. Padahal Islam menyuruh para wanita rnagar tetap tinggal di rumah.
rn
Syubhat yang sering kita dengar ini, dapat kita sanggah dengan beberapa rnargumentasi:
Pertama, pada dasarnya wanita itu memang harus tetap tinggal di rnrumahnya. Allah berfirman:
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah rnkamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah terdahulu.'' rn(Al-Ahzab: 33)Ini bukan berarti melecehkan keberadaan wanita, atau tidak rnmendayagunakan SDM-nya,tetapi hal itu merupakan penempatan yang ideal sesuai rndengan kodrat dan kemampuan wanita.
rn
Kedua, Islam memandang bahwa pendidikan anak, penanaman nilai-nilai akhlak rndan bimbingan terhadap mereka sebagai suatu kewajiban wanita yang paling hakiki. rnBerbagai hasil penelitian, yang dikuatkan oleh data stastitik, baik yang rnberskala internasional maupun nasional menunjukkan berbagai penyimpangan rnanak-anak muda, faktor utamanya adalah ''broken home'' (keruntuhan rumah tangga) rnserta kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya.
rn
Ketiga, Islam tidak membebani wanita mencari nafkah. Mencari nafkah adalah rntugas laki-laki. Karena itu, secara alamiah, yang paling patut keluar rumah rnuntuk bekeja adalah laki-laki, sehingga wanita bisa sepenuhnya mengurus rnpekerjaan yang justeru lebih penting daripada jika ia bekerja di luar rumah, rnyaitu mendidik generasi muda. Dan sungguh, tugas paling berat dalam masyarakat rnadalah mendidik generasi muda.Sebab, daripadanya akan lahir tatanan masyarakat rnyang bak.
rn
Keempat, Islam sangat memperhatikan perlindungan terhadap masyarakat dari rnkehancuran. Pergaulan bebas, (bercampumya laki-laki dengan perempuan tanpa rnhijab) dan sebagainya menyebabkan lemahnya tatanan masyarakat serta menjadikan rnwanita korban pelecehan oleh orang-orang yang lemah jiwanya. Dan dengan rnpergaulan yang serba boleh itu, masing-masing lawan jenis akan disibukkan oleh rnpikiran dan perasaan yang sama sekali tak bermanfaat, apalagi jika ikhtilath itu rnoleh pihak wanita sengaja dijadikan ajang pamer kecantikan dan perhiasannya. rn
rn
Kelima, Islam tidak melarang wanita bekeja. Bahkan dalam kondisi tertentu, rnIslam mewajibkan wanita bekeja. Yakni jika pekejaan itu memang benar-benar rndibutuhkan oleh masyarakat demi mencegah madharatl Seperti profesi dokter rnspesialis wanita, guru di sekolah khusus wanita, bidan serta profesi lain yang rnmelayani berbagai kebutuhan khusus wanita.
rn
Keenam, dalam kondisi terpaksa, Islam tidak melarang wanita bekeja, selama rnberpegang dengan tuntunan syari'at. Seperti meminta izin kepada walinya, rnmenjauhi ikhfilath, khalwat (berduaan dengan selain mahram), profesinya bukan rnjenis pekerjaan maksiat, jenis pekerjaan itu dibenarkan syan at, tidak keluar rndari kebiasaan dan tabiat wanita, tidak mengganggu tanggung jawab pokoknya rnsebagai ibu rumah tangga serta syarat-syarat lain yang diatur oleh agama. rn
Last Updated ( Senin, 29 November 2004 )
 
Saudariku, Apa yang Menghalangimu Berhijab ? (V)


Written by Shaheeh   
Senin, 04 Oktober 2004
Perjalanan Yang Jauh
rn
Nurah, saudara perempuanku nampak pucat dan kurus sekali. Tetapi seperti rnbiasa, ia masih membaca Al-Qur'anul Karim.
Tika ingin menemuinya, pergilah ke rnmushallanya. Di sana engkau akan mendapatinya sedang ruku', sujud dan rnmenengadahkan ke langit. Itulah yang dilakukannya setiap pagi, sore dan di rntengah malam hari. Ia tidak pernah jenuh.
rn
Berbeda dengannya, aku selalu asyik membaca majalah-majalah seni, tenggelam rndengan buku-buku cerita dan hampir tak pernah beranjak dari video. Bahkan, aku rnsudah identik dengan benda yang satu ini. Setiap video diputar pasti di situ ada rnaku. Karena 'kesibukanku' ini, banyak kewajiban yang tak bisa kuselesaikan rnbahkan, aku suka meninggalkan shalat.
Setelah tiga jam berturut-turut rnmenonton video di tengah malam, aku dikagetkan oleh suara adzan yang rnberkumandang dari masjid dekat rumahku.
Sekonyong-konyong malas menggelayuti rnsemua persendianku, maka aku pun segera menghampiri tempat tidur.
Nurah rnmemanggilku dari mushallanya.
rn
Dengan berat sekali, aku menyeret kaki menghampirinya.
''Ada apa Nurah?,'' rntanyaku.
''Jangan tidur sebelum shalat Shubuh!'', ia mengingatkan. ''Ah. Shubuh rnkan masih satu jam lagi. Yang baru saja kan adzan pertamal''
Begitulah, ia rnselalu penuh perhatian padaku. Sering memberiku nasihat, sampai akhimya ia rnterbaring sakit. ia tergeletak lemah di tempat tidur.
rn
''Hanah!,'' panggilnya lagi suatu ketika.
Aku tak mampu menolaknya. Suara rnitu begitu jujur dan polos.
''Ada apa saudariku?'', tanyaku rnpelan.
''Duduklah!''
Aku menurut dan duduk di sisinya. Hening...
Sejenak rnkemudian Nurah melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan suaranya yang rnmerdu.
''Tiapjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat rnsajalah disempumnkan pahalamu.'' (Al Imran: 185)
Diam sebentar, lalu ia rnbertanya: ''Apakah kamu tidak percaya adanya kematian?''
''Tentu saja rnpercaya!''
''Apakah kamu tidak percaya bahwa amalmu kelak akan dihisab, baik rnyang besar maupun yang kecil?''
''Percaya. Tetapi bukankah Allah Maha Pengampun rndan Maha Penyayang, sementara aku masih muda, umurku masih panjang!''
''Ukhti, rnapakah kamu tidak takut mati yang datangnya tiba-tiba? Lihatlah Hindun, dia rnlebih muda darimu, tetapi meninggal karena sebuah kecelakaan. Lihat pula si rnfulanah...Kematian tidak mengenal umur. Umur bukan ukuran bagi kematian rnseseorang.
Aku menjawabnya penuh ketakutan. Suasana tengah malam yang gelap rnmencekam, semakin menambah rasa takutku.
''Aku takut dengan gelap, bagaimana rnengkau menakut-nakutiku lagi dengan kematian ? Di mana aku akan tidur nanti ?'' rnJiwa asliku yang amat penakut betul-betul tampak.
Kucoba menenangkan diri aku rnbenusaha tegar dengan mengalihkan pembicaraan pada tema yang menyenangkan, rnrekreasi.
''Oh ya, kukira ukhti setuju pada liburan ini kita pergi rekreasi rnbersama?'', pancingku.
'''Tidak, karena barangkali tahun ini aku akan pergi rnjauh, ke tempat yang jauh... mungkin... umur ada di tangan Allah, Hanah'', ia rnlalu terisak.
Suara itu bergetar, aku ikut hanyut dalam rnkesedihan.
Sekejap, langsung terlintas dalam benakku tentang sakitnya yang rnganas. Para dokter, secara rahasia telah mengabarkan hal itu kepada ayah. rnMenurut analisa medis, para dker sudah tak sanggup, dan itu berarti dekatnya rnkematian.
rn
Tetapi, siapa yang mengabarkan ini semua padanya?, atau ia memang merasa rnsudah datang waktunya?,
''Mengapa ternenung? Apa yang engkau lamunkan?'', Nurah rnmembuyarkan lamunanku.
''Apa kau mengira, hal ini kukatakan karena aku sedang rnsakit? Tidak. Bahkan boleh jadi umurku lebih panjang dari umur orang-orang rnsehat.
Dan kamu, sampai kapan akan terus hidup? Mungkin 20 tahun lagi, 40 rntahun atau...
Lalu apa setelah itu? Kita tidak berbeda. Kita semua pasti akan rnpergi, entah ke Surga atau ke Neraka. Apakah engkau belum mendengar rnayat:
''Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dimasukkan ke dalam Surga maka rnsungguh ia telah beruntung'' ( Ali Imran: 185)
''Sampai besok pagi,'' ia rnmenutup nasihatnya.
rn
Aku bergegas meninggalkannya menuju kamar.
Nasihatnya masih rntergiang-ngiang di gendang telingaku, ''Semoga Allah memberimu petunjuk, jangan rnlupa shalat!''
Pagi hari...Jam dinding menunjukkan angka delapan rnpagi.Terdengar pintu kamarku diketuk dari luar. ''Pada jam ini biasanya aku belum rnmau bangun'' pikirku. Tetapi di luar terdengar suara gaduh, orang banyak rnterisak.
''Ya Rabbi, apa yang tejadi?''
''Mungkin Nurah...?, ''firasatku rnberbicara. Dan benar, Nurah pingsan, ayah segera melarikannya ke rumah rnsakit.
rn
Tidak ada rekreasi tahun ini. Kami semua harus menunggui Nurah yang sedang rnsakit.
Lama sekali menunggu kabar dari rumah sakit dengan harap-harap rncemas.
Tepat pukul satu siang, telepon di rumah kami berdering. Ibu segera rnmengangkatnya. Suara ayah di seberang, ia menelpon dari rumah sakit. ''Kalian rnbisa pergi ke rumah sakit sekarang!,'' demikian pesan ayah singkat.
rn
Kata ibu, tampak sekali ayah begitu panik, nada suaranya berbeda dari rnbiasanya.
''Mana sopir...?'' kami semua terburu-buru: Kami menyuruh sopir rnmenjalankan mobil dengan cepat. Tapi ah, jalan yang biasanya terasa dekat bila rnaku menikmatinya dalam pejalanan liburan, kini terasa amat panj ang, panjang dan rnlama sekali. Jalanan macet yang biasanya kunanti-nantikan sehingga aku bisa rnmenengok ke kanan-kiri, cuci mata, kini terasa menyebalkan. Di sampingku, ibu rnberdo'a untuk keselamatan Nurah.
''Dia anak shalihah. Ia tidak pernah rnmenyia-nyia kan waktunya. Ia begitu rajin beribadah'', ibu bergumam rnsendirian.
rn
Kami turun di depan pintu rumah sakit. Kami segera masuk ruangan. Para pasien rnpada tergeletak lunglai. Di sana sini terdengar lirih suara rintihan. Ada yang rnbaru saja masuk karena kecelakaan mobil, ada yang matanya buta, ada yang rnmengerang keras. Pemandangan yang membuat bulu kudukku merinding.
Kami naik rntangga eskalator menuju lantai atas. Nurah berada di ruang perawatan intensif. rnDi depan pintu terpampang papan peringatan: ''Tidak boleh masuk lebih dari satu rnorang!'' Kami terperangah. Tak lama kemudian, seorang perawat datang menemui, rnkami. Perawat memberitahu kalau kini kondisi Nurah mulai membaik, setelah rnbeberapa saat sebelumnya tak sadarkan diri.
rn
Di tengah kerumunan para dokter yang merawat, dari sebuah lubang keciljendela rnyang ada di pintu, aku melihat kedua bola mata Nurah sedang memandangiku. Ibu rnyang berdiri di sampingnya tak kuat menahan air matanya. Waktu besuknya habis, rnibu segera keluar dari ruang perawatan intensif.
Kini tiba giliranku masuk. rnDokter memperingatkan agar aku tidak banyak mengajaknya bicara. Aku diberi waktu rndua menit.
''Assalamu 'alaikum!, bagaimana keadaanmu Nurah?, tadi malam, rnengkau baik-baik saja. Apa yang terjadi denganmu?'', aku menghujaninya dengan rnpertanyaan.
''Alhamdulillah, aku sekarang baik-baik saja, jawabnya dengan rnberusaha tersenyum.
''Tapi, mengapa tanganmu dingin sekali, kenapa?'' aku rnmenyelidik.
Aku duduk di pinggir dipan. Lalu kucoba meraba betisnya, tapi ia rnsegera menjauhkannya dari jangkauanku.
''Ma'af, kalau aku mengganggumu!'', aku rntertunduk.
''Tidak apa-apa. Aku hanya ingat firman Allah Ta'ala:
''Dan rnbertaut betis(kiri) dengan betis(kanan), kepada Tuhanmullah pada hari itu kami rndihalau''. (Al-Qiyamah: 29-30)
Nurah melantunkan ayat suci Alquran.
Aku rnmenguatkan diri. Sekuat tenaga aku berusaha untuk tidak menangis dihadapan rnNurah, aku membisu.
'' Hanah, berdoalah untukku. Mungkin sebentar lagi aku rnakan menghadap. Mungkin aku segera mengawali hari pertama kehidupanku rndiakhirat…Perjalananku amat jauh tapi bekalku sedikit sekali''.
Pertahananku rnruntuh. Air mataku tumpah. Aku menangis sejadi-jadinya. Ayah mengkhawatirkan rnkeadaanku. Sebab mereka tak pernah melihatku menangis seperti itu.
Bersamaan rndengan tenggelamnya matahari pada hari itu. Nurah meninggal dunia….
rn
Suasana begitu cepat berubah. Seperti baru beberapa menit aku rnbebincang-bincang dengannya. Kini ia telah meninggalkan kami buat rnselama-selamanya. Dan, ia tak akan pernah bertemu lagi dengan kami. Tak akan rnpernah pulang lagi. Tidak akan bersama-sama lagi. Oh Nurah…
Suasana dirumah rnkami digelayuti duka yang amat dalam. Sunyi mencekam. Lalu pecah oleh tangisan rnyang mengharu biru. Sanak kerabat dan tetangga berdatangan melawat. Aku tidak rnbisa membedakan lagi, siapa-siapa yang datang, tidak pula apa yang mereka rnpercakapan.
Aku tenggelam dengan diriku sendiri. Ya Allah, bagaimana dengan rndiriku? Apa yang bakal terjadi pada diriku? Aku tak kuasa lagi, meski sekedar rnmenangis. Aku ingin memberinya penghormatan terakhir. Aku ingin menghantarkan rnsalam terakhir. Aku ingin mencium keningnya.
rn
Kini, tak ada sesuatu yang kuingat selain satu hal. Aku ingat firman Allah rnyang dibacakannya kepadaku menjelang kematiannya.
''Dan bertaut betis (kiri) rndengan betis (kanan)''. Aku kini benar-benar paham bahwa,''Kepada Tuhanmullah pada rnhari itu kamu dihalau''
''Aku tidak tahu, ternyata malam itu, adalah malam rnterakhir aku menjumpainya di mushallanya.
Malam ini, aku sendirian di rnmushalla almarhumah. terbayang kembali saudara kembarku, Nurah yang demikian rnbaik kepadaku. Dialah yang senantiasa menghibur kesedihanku, ikut memahami dn rnmerasakan kegalauanku, saudari yang selalu mendo'akanku agar aku mendapat rnhidayah Allah, saudari yang senantiasa mengalirkan air mata pada tiap-tiap rnpertengahan malam, yang selalu menasihatiku tentang mati, hari perhitungan….ya rnAllah!
rn
Malam ini adalah malam pertama bagi Nurah dikuburnya. Ya Allah, rahmatilah rndia, terangilah kuburnya.
Ya Allah, ini mushaf Nurah, …ini sajadahnya…dan rnini..ini gaun merah muda yang pernah dikatakannya padaku, bakal dijadikan rnkenangan manis pernikahannya.
Aku menangisi hari-hariku yang berlalu dengan rnsia-sia. Aku menangis terus-menerus, tak bisa berhenti. Aku berdo'a kepada Allah rnsemoga Dia merahmatiku dan menerima taubatku.
Aku mendo'akan Nurah agar rnmendapat keteguhan dan kesenangan di kuburnya, sebagaimana ia begitu sering dan rnsuka mendo'akanku.
Tiba-tiba aku tersentak dengan pikiranku sendiri. ''Apa rnyang terjadi jika yang meninggal adalah aku? Bagaimana kesudahanku?''
Aku tak rnberani mencari jawabannya, ketakutanku memuncak. Aku menangis, menangis lebih rnkeras lagi. Allahu Akbar, Allnhu Akbar...Adzan fajar berkumandang. Tetapi, duhai rnalangkah merdunya suara panggilan itu kali ini.
rn
Aku merasakan kedamaian dan ketentraman yang mendalam. Aku jawab ucapan rnmuadzin, lalu segera kuhamparkan lipatan sajadah, selanjutnya aku shalat Shubuh. rnAku shalat seperti keadaan orang yang hendak berpisah selama-lamanya. Shalat rnyang pemah kusaksikan terakhir kali dari saudari kembarku Nurah.
Jika tiba rnwaktu pagi, aku tak menunggu waktu sore dan jika tiba waktu sore, aku tidak rnmenunggu waktu pagi.
Last Updated ( Senin, 29 November 2004 )
 
Saudariku, Apa yang menghalangimu berhijab (IV) ?


Written by Shaheeh   
Senin, 04 Oktober 2004
G. KISAH-KISAH NYATA
rn
1. Kematian Yang Tiba-tiba
Seorang anggota parlemen dalam kondisi rnkesehatan yang prima, penuh energi dan memiliki etos kerja sangat tinggi, rnorangnya masih muda. Namun, tiba-tiba virus ganas menyerang otaknya. Tak rnberlangsung lama, virus itu berubah menjadi segumpal daging. Anggota parlemen rnitu akhimya tak berdaya dan meningal dengan cara yang amat mengenaskan.
rn
2. Kematian Tak Kenal Orang Sehat atau Sakit
Seorang komandan tinggi di rnjajaran Angkatan Bersenjata, ia tak pernah mengeluhkan suatu penyakit apapun, rntubuhnya padat berisi, otot-ototnya kekar, lincah dan gesit dalam melakukan rntugas di teritorialnya.
Seperti biasa, pada suatu malam, ia pergi tidur. Di rnpagi hari, sang ibu membangunkannya. Tak ada jawaban. Apa yang tejadi? Ternyata rntubuhnya sudah dingin dan terbujur kaku. Tidur itu menghantarnya pada kematian rndan tak pemah kembali lagi.
rn
3. Temanku Mati Terbakar
Abu Abdillah berkata: ''Aku tak tahu, bagaimana rnharus menuturkan kisah ini padamu. Kisah yang pemah kualami sendiri beberapa rntahun lain, sehingga mengubah total perjalanan hidupku. Sebenarnya aku tak ingin rnmenceritakannya, tapi demi tanggung jawab di hadapan Allah, demi peringatan bagi rnpara pemuda yang mendurhakai Allah dan demi pelajaran bagi para gadis yang rnmengejar bayangan semu, yang disebut cinta, maka kuungkapkan kisah ini. Ketika rnitu kami tiga sekawan. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan rnkesia-siaan. Oh tidak, kami berempat. Satunya lagi adalah setan.
rn
Kami pergi berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, rnhingga mereka takluk, lain kami bawa ke sebuah taman yang jauh terpencil. Di rnsana, kami berubah menjadi serigala-serigala yang tak menaruh belas kasihan rnmendengar rintihan permohonan mereka, hati dan perasaan kami sudah rnmati.
Begitulah hari-hari kami di taman, di tenda, atau dalam mobil yang di rnparkir di pinggir pantai. Sampai suatu hari, yang tak mungkin pernah saya bisa rnmelupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. Seperti biqsa pula, rnmasing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, ditemani minuman laknat. Satu rnhal kami lupa.saat itu, makanan.
rn
Segera salah Seorang di antara kami bergegas membeli makanan dengan rnmengendarai mobilnya. Saat ia berangkat, jam menunjukkan pukul enam sore. rnBeberapa jam berlalu, tapi teman kami itu belum kembali. Pukul sepuluh malam, rnhatiku mulai tidak enak dan gusar. Maka aku segera membawa mobil untuk rnmencarinya. Di tengah perjalanan, di kejauhariaku melihat jilatan api. Aku rnmencoba mendekat. Astaghfirullah, aku hampir tak percaya dengan yang rnkulihat.Ternyata api itu bersumber dari mobil temanku yang terbalik dan rnterbakar. Aku panik seperti orang gila.Aku segera mengeluarkan tubuh temanku rndari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri tatkala melihat separuh tubuhnya rnmasak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu kuletakkan di tanah.
rn
Sejenak kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik rnlirih: ''Api..., api...!''
Aku memutuskan untuk segera membawa ke rumah sakit rndengan mobilku. Tetapi dengan suara campur tangis, ia mencegah: '';Tak ada rngunanya.. aku tak akan sampai...!l
Air mataku tumpah, aku harus menyaksikan rntemanku meninggal dihadapanku. Di tengah kepanikanku, tiba-tiba ia berteriak rnlemah: ''Apa yang mesti kukatakan padarnya?
Apa yang mesti kukatakan rnpadaNya?''
Aku memandanginya penuh keheranan. ''Siapa?'' tanyaku. Dengan suara rnyang seakan berasal dari dasar Sumur yang amat dalam, dia menjawab: rn''Allah!''
Aku merinding ketakutan. Tubuh dan perasaanku terguncang keras. rnTiba-tiba temanku itu menjerit,gemanya menyelusup ke setiap relung malam yang rngulita, lain kudengar tarikan nafasnya yang terakhir. Innanlillaahi wa innaa rnilaihi raaji 'uun.
rn
Setelah itu, hari-hari berlalu seperti sedia kala, tetapi bayangan temanku rnyang meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakaryal dan lolongannya ''Apa rnyang harus kukatakan padaNya? Apa yang harus kukatakan padaNya?'', seakan terus rnmembuntuti setiap gerak dan diamku.
Pada diriku sendiri aku bertanya: rn''Aku,... apa yang harus kukatakan padaNya?''
Air mataku menetes, lain sebuah rngetaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak perenungan itulah, sayup-sayup aku rnmendengar adzan Shubuh menggema:
''Allahu Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu Anla rnIlaaha Illa Allah... Asyhadu Anna Muhammadar XasuluNah... Hayya 'Alash rnShalaah...''
rn
Aku merasa bahwa adzan itu hanya ditujukan pada diriku saja, mengajakku rnmenyingkap fase kehidupanku yang kelam, mengajakku pada jalan cahaya dan rnhidayah.
Aku segera bangkit, mandi dan wudhu, menyucikan tubuhku dari rnnoda-noda kehinaan yang menenggelamkanku selama bertahun-tahun. Sejak saat itu rnaku tak pernah lagi meninggalkan shalat.
rn

4. Kesudahan Yang Berlawanan
Tatkala masih di bangku sekolah, aku rnhidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang balk. Aku selalu mendengar rndo'a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, rnia selalu dalam Shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu rnlama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh rnheran. Bahkan hingga aku berkata kepada' diri sendiri: ''Alangkah sabarnya rnmereka...setiap hari begitu...benar-benar mengherankan!''
Aku belum tahu bahwa rndi situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang rnpilihan...Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah.
rn
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. rnTetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima rndan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku rnditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman rnsekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di rnsana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang rnmembangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari rnlingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
rn
Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga rnkeamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan rnbantuan.
Pekejaan baruku sungguh menyenangkan Aku lakukan tugas-tugasku rndengan semangat dan dedikasi tinggi.
Tetapi, hidupku bagai selalu rndiombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian...banyak rnwaktu luang...pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh...tak ada yang rnmenuntunku di bidang agama. Aku'sebatang kara. Hampir tiap'•hari yang kusaksikan rnhanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentult rnpenganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah rnsuatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
rn
Ketika kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan.Kami rnasyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. rn
Kami mengalihkan pandangan. Teryata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil rnlain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat rnkejadian untuk menolong Korban.
Kejadian yarng sungguh tragis. Kami lihat dua rnawak salah satu mobil daIam kondisi sangat kritis kedua nya segera kami rnkeluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
rn
Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas rndengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam rnkondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. rn:
Ucapkanlah ''Laailaaha Illallaah…Laailaaha Illallaah…'' perintah rntemanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. rnKeadaan itu membuatku merinding.
Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi rnorang-orang yang sekarat...Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
rn
Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, rnaku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi rnseperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. rnTetapi... keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.
Tak ada rngunanya...
Suara lagunya semakin melemah...lemah dan lemah sekali. Orang rnpertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak... keduanya rntelah meninggal dunia.
rn
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil.
Temanku menunduk, ia tak rnberbicara sepatah pun. Selama pejalanan hanya ada kebisuan, hening.
Kesunyian rnpecah ketika temanku memulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan rnsu'ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata: ''Manusia akan mengakhiri rnhidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa rnyang dilakukan olehnya selama di dunia''. Ia bercerita panjang lebar padaku rntentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga rnberbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa rnlalunya secara lahir batin.
Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh rnpembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya rntatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.
Tiba-tiba aku menjadi takut rnmati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku rnshalat kusyu' sekali.Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa rnitu.
rn
Aku kembali pada kebiasaanku semula...Aku seperti tak pemah menyaksikan apa rnyang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat rnitu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak rnmau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan rnlagu yang pemah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.
rn
* Kejadian Yang Menakjubkan...
Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan rnitu...sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang rnmengendarai mobilnya denganpelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah rnterowongan menuju kota.
Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang rnkempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, rntiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. rnLelaki itu pun langsung tersungkur seketika.
rn
Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemani-ku pada peristiwa yang rnpertama- cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan rnsegera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung rnmendapatpenanganan.
Dia masih muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang rnyang ta'at menjalankan perintah agama.
Ketika mengangkatnya ke mobil, kami rnberdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan rnsesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan rnsuara yang keluar dari mulutnya.
Ia melantunkan ayat-ayat suci rnAl-Qur'an...dengan suara amat lemah.
''Subhanallah! '' dalam kondisi kritis rnseperti , ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-quran? Darah mengguyur rnseluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan:ia hampir mati.
rn
Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan rnsuaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan' al rnquran seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: ''Aku akan menuntun rnmembaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu... apalagi rnaku Sudah punya pengalaman'' aku Meyakinkan diriku sendiri.
Aku dan kawanku rnseperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qurlan yang merdu itu. rnSekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap rnrongga.
rn
Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia rnmengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat rnke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya nafasnya, tidak ada yang rnterasa. Dia telah meninggal dunia.
Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air rnmataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan rnkepada kawanku kalau pemuda itu telah wafat. Kawanku tak kuasa menahan rntangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku rnderas mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.
rn
Sampai di rumah sakit...Kepada orang-orang di sanal kami mengabarkan perihal rnkematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak rnorang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan rnair mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri rnjenazah dan mencium keningnya.
Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak rnberanjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka rningin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah, semua ingin ikut rnmenyalatinya. i
rn
Salah seorang petugas tumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut rnmengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya rnmengisahkanl ketika kecelakaan sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di rndesa. Pekejaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana almarhum juga rnmenyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika tejadi rnkecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang rnkebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan rnkaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia rnsantuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak rnkecil.
Bila ada yang mengeluhkan-padanya tentang kejenuhan dalam pejalanan, rnia menjawab dengan halus. ''Justru saya memanfaatkan waktu pejalananku dengan rnmenghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an, juga dengan mendengarkan rnkaset-kaset pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang rnaku ayunkan,'' kata almarhum.
rn
Aku ikut menyalati jenazah dan mengantamya sampai ke kuburan.
Dalam liang rnlahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan ke rnkiblat.
''Dengan nama Allah dan atas ngama Rasulullah''.
Pelan-pelan, kami rnmenimbuninya dengan tanah...Mintalah kepada Allah keteguhan hati saudaramu, rnsesungguhnya dia akan ditanya...
Almarhum menghadapi hari pertamanya dari rnhari-hari akhirat...
rn
Dan aku... sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia.Aku rnbenar-benar bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni rndosa-dosaku di masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku rnkesudahan hidup yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan rnkuburan kaum muslimin sebagai taman-taman Surga. Amin...
Last Updated ( Senin, 06 Juli 2012 )