25 Feb 2012

AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN (TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI)



Oleh
Muhammad Hadidi
Jurusan Syariah Universitas Muhammadiyah Malang


و اذ قال ربك للملئكة اني جاعل في الارض خليفة قالوا اتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك و نقدس لك قال اني اعلم مالاتعلمون [ البقرة:30]
                                                           
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi “. Mereka berkata :”Mengapa Engkau hendak mejadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senatiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yan tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)


ظهر الفساد فى البر و البحر بما كسبت ايدى الناس ليذ يقهم بعض الذي عملوا لعاكم يرجعون  [الروم :41]

Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkab karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatam mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.  ( ِAr Ruum: 41)


واذا قيل لهم امنوا كما امن الناس قالوا ابما نحن مصلحون [البقرة:11]

Artinya : “Dan bila dikatakan kepada mereka “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”. (QS 2; 11-12)

وهو الذي مد الآرض وجعل فيها رواسي واثهارا ومث كل الثمرت جعل فيها زوجين اثنين يغشي اليل النهار ان في ذلك لايت لقوم يتفكرون [الرعد:3]                                                                                                                                                
Artinya : “ Dan Dia-Lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya, Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS 13:3)

ولا ثفسدوا فى الآرض بعد اصلاحها وادعوه خوفا وطمعا اثرحمث الله قريب مث المحسثيث [الآعراف : 56]

Artinya :”Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS 7;56) 

Manusia merupakan khalifah di muka bumi yang mempunyai kedudukan tinggi diantara makhluk yang lainnya. Hal ini tidak lain karena manusia di serahkan amanat untuk mengendalikan bumi di dalam menciptakan, mengadakan, menguraikan dan menyusun, memutar dan menukar, dan menggali apa yang ada di bumi baik berupa kekuatan, potensi, kandungan maupun bahan-bahan mentahnya. Serta, menundukkan semuanya itu dengan izin Allah-untuk tugas besar yang di serahkan Allah kepadanya. Kalau begitu, Dia telah memberikan banyak potensi kepada manusia, telah memberikan persiapan-persiapan memadai yang tersimpan di dalam bumi yaitu berupa kekuatan-kekuatan dan potensi-potensi perbendaharaan-perbendaharaaan dan bahan-bahan mentah dan diberinya kekuatan tersembunyi yang dapat merealisasikan kehendak Illahiah.
 Dengan demikian berarti Dia menciptakan bumi dan kehidupan di dalamnya bukanlah untuk suatu hal yang sia-sia tetapi sebagai tanda kebesaran –Nya. Dalam yang arti luas manusia yang diangkat kedudukannya lebih dari pada makhluk yang lainnya di tuntut mampu merealisasikan makna kebesaran Ilahi dalam dirinya (beribadah). Maka tidak pantas bagi seorang kahlifah yang mendapat amanta besar Ilahi ini menigingkari-Nya hanya untuk hawa nafsu saja.
 Seorang khalifah selalu identik dengan penjagaan, pemeliharaan, dan penanggulangan. Semua itu di dasari oleh obediensi dan tanda kesyukuran atas terlahirnya ke dunia.
Seseorang dikatakan beribadah, apabila dia mampu memanfaatkan potensi dirinya baik berupa amalan maupun pikirannya hanya untuk mencari keridhoaan Allah.
Oleh karena itu amanat-Nya yang penuh potensi ini harus di manfaat untuk kemaslahatan umat dengan pertimbangan pemikiran sesuai dengan keseimbnagn alam.
Sebaliknya kemurkaan Allah akan menyertai bagi mereka yang selalu memanfaatkan potensi yang ada hanya untuk kepentingan sesaat atau setiap perbuatan tanpa kesadaran ruhaniah. Oleh karena, tak heran kalau kita perhatikan lebih mendalam ternyata dalang utama manusia dalam merusakkan lingkungan hidup adalah karena kotornya hati nurani. Pernyataan ini secara empiris telah terbukti dengan terjadinya permasalahan-permasalahan (akibat) dari pengrusakan tersebut. Contoh kecilnya mestinya banjir tidak mungkin terjadi kalau egoisme pribadi dijauhkan (seperti illegal logging) atau kesadaran lingkungan yang timbul dari diri sendiri.


Kesimpulan :
Dari pernyataan di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan, yaitu ;
Manusia adalah khalifah di muka bumi yang di beri amanat dan di bekali dengan potensi untuk mengelola bumi. Sebagai khalifah yang dibekali potensi dan di beri objek untuk menggunakan potensi ini (bumi dan isinya) manusia diuji apakah dia menggunakan potensinya dan objek tersebut mampu melahirkan kesadaran ruhaniah bahwasanya adanya alam sebagai wujud adanya Tuhan dan tanda kesyukuran kepada-Nya karena mendapat kesempatan untuk menikmati keindahan ciptaan-Nya, kemudian selanjutnya mewujudkan kesyukurannya tersebut dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya dan dan objek (bumi dan isinya) untuk mencari keridhoaan Allah ataukah sebaliknya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar