25 Feb 2012

PERPECAHAN UMAT ISLAM






Perpecahan kaum muslimin dewasa ini agaknya makin lama makin menjadi,siapakah yang menjadi biang keladi amatlah sulit dicari,karena seakan-akan telah membudaya dan menjadi tradisi,baik dikalangan awam,agamawan atu politisi.Dengan tidak sadar mereka sudah tida mampu mengendalikan diri guna mencari kelemahan dankelengahan,karena yang menjadi tujuan adalah kemenangan,keunggulan yang semata-mata hanya dilandasi akan fanatisme golongan,sehingga lupa akan cita-cita  umat islam secara keseluruhan.karena itu tidaklah mengherankan apabila perpecahan sulit dihindarkan,hingga melahirkan berebut pengaruh dan kekuasaan.

Mereka rupanya telah menjadi buta dan lupa pada siapa yang patut dijadikam kawan dan lawan,sulit menentukan sasaran sehingga seringkali terjadi bahwa kawan ditendang dan dipandang sebagai lawan,sedangkan lawan diajaknya berangkulan .

Alqur’an yang tujuan semula dipakai sebagai pedoma,tempat kembali jika mereka bertikai,dalam kenyataanya hanya sebagai selogan demi mencari dalil persesuain akan kebenarn salah satu golongan.jadi pada hakikatnya,haw nafsulah yang menjadi ikutan,sedang kemenangan golongan menjadi tujuan penghabisan.

Seakan-akan mereka tak mau tahu,bahwa persaudaraan bukan saja sebagai sokoguru demi kokohnya persatuan dan perdamaian,akan tetapi malahan memang telah diwariskan dalam alqur’an.Akan tetapi ketika peluang mereka peroleh,lupalah terhadap niat semula,apalagi terhadap kawan seiman dan seperjuangan.tak dapat dipungkiri bahwa aneka peristiwa sejarah sejak zaman nabi hingga masa kin,dapat dipakai sebagai pengalaman agar jangan terulang lagi.sejarah islam cukup memberi catatan yang berarti betapa Mu’awiyah bin abu Sofyan,yang pada mulanya menjadikan golongannya yaitu bani Umayyah alat untuk kepentingan islam,akan tetapi kemudian seakan-akan Islam akandijadikan alat untuk kepentingan bani Umayyah.Akibatnya ada golongan lainyang bertindak sama,yaitu bani Abbasiyah,yang mulanya menjadikan golongan ini untuk kepentingan umat islam secara keseluruhan,tetapi kemudian seakan-akan Islam dijadikan alat untuk kepentingan golongannya.Akhirnya bermunculan pertentangan golongan dengan golongan dalam tubuh umat islam yang tidak berkesudahan,akibat kejatuhan dan kemunduran umatislam yang sampai sekarang ini kita rasakan kepahitannya.

Sebagai contoh kecil saja di Indonesia,pada awal kemerdekaan umat Islam mengusulkan dibentuknya kementrian agama,tujuan utama untuk kepentingan umat beragam,a,memanfaatkan semaksimal mungkin guna menyuburkan agama dalam negara yang berfalsafah pancasila.Mereka yang memenuhi syarat saja yang memiliki kedudukan terhormat sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.Akan tetapi lama-kelamaan departemen itu menjadi ajang perebutan antar sesama umat Islam,kapan ada kesempatan dan kapan mereka berkuasa.Balas dendam geser-menggeser seakan-akan telah embudaya dan menjadi tontonan dan bukan tuntunan.

Memang kita akui sekarang bahwa banyak para pemimpin Islam yang dengan semangat menggelora menganjurkan perlunya ukhuwah Islamiyah,sedangkan padfa sisi lain ternyata mereka amat kuat untuk menghembuskan semangat fanatisme golongan.bahkan pada saat-saat tertentu tak segan-segan untuk mengadu domba sesama muslim,memancing-mancing pertentangan,seakn-akan hal semacam itu adalah satu-satunya jalan guna memajukan umat islam atau mencari titik pertamuan.Tentu saja tingkah laku dan perbuatan mereka tidak melekat sedikitpun dihati umat Islam,karena antara amalan dan perlakuan tidak ada persesuaian.Boleh jadi hal semacam itu akan mengundang semacam kerugian.Ajakan semacam itu tak ubahnya seperti anak kecil yang bermain laying-layang.Ketika mulai mendapat hembusan angin benang layang-layang itu ditarik anehnya layang-layang itu tidak semakin dekat malah jauh menjulang lebih tinggi.

Ciri khas kepemimpinan dalam tubuh umat Islam adalah bahwa setiap pemimpin hanya diikuti oleh satu atau beberapa golongan saja dari umat Islam.Dengan demikian yang kita dapati adalah pemimpin-pemimpin golongan bukan umat dalam arti kata sebenarnya,walaupun sesungguhnya terdapat beberapa orang yang potensial dapat menjadi pemimpin umat tetapi terbentur pada mereka yang belum menerima mereka.

Dewasa ini pemimpin yang tampil guna membina umat secara keseluruhan,bila mereka jelas berasal dari golongan tertentu,dan dikatakan bahwa itu adalah berasa dari golongan mereka.Akan tetapi bila bersikap netral dan menjadi juuuuuuru damai diantara keduanya dianggapnya plin-plan dan tidak punya pendirian,inilah salah satu akibat kebohan umat Islam sehimgga mereka menjadi fanatikberlebihan kepada pemimpin yang diikutinya,benar atau salah juga terhadap organisasi yang dinaunginya.banyak sekali diantara pemimpin Islam yang memiliki kewibawaan luar biasa dikalangan golngonnya sendiri,akan tetapi setlah diketengahkan pada golongan lain sama sekali tidak memiliki kewibawaan.Ini adalah salahsatu penyebab sumber keretakan umat Islam.

Pemimpin umat yang sebenarnya adalah mereka yang mampu dan mau melakukan titik persamaan dan pendekatan sesama umat.setiap kali ada keresahan dan perselisihan ia mampu menjadi juru damai dan sumber ketentraman umat.

Pudarnya pengaruh mereka yang mengaku pemimpin akan mendapatkan bahasan yang cukup luas Karen cukup banyaknya mereka yang mengaku sebagai pemimpin umat Islam,akan tetapi menjadi pelopor pemisah kearah jurang yang amat lebar antara sesama umat Islam.Diantara mereka ada yang mengaku sebagai politisi,agamawan,negarawan,ulama,ilmuwan dan banyak lagi.Tetapi batasan atau criteria aopa yang harus diberikan kepada mereka masih amat dipertanyakan.Apakah mereka tampil denga misi ikhlas atau hanya sekedar menampakkan keakuannya,sehingga karenanya umat menjadi hancur berantakan.

Ulama juga adalah pemimpin tapi masih adakah ulama yang yang tidak menanamkan fanatisme golongan sebagaimana dilakukan oleh para imam-imam mereka meskipun diantara mereka terdapat perbedaan pendapat akan tetapi tidak mencari popularitas didepan umum sebagaimana terjadi sekarang ini.

Banyaknya organisasi dalam Islam sebagian berpandangan bahwa halitu suatu pertanda kurang adanya persatuan,sedang sebagian lagi memendang bahwa itu adalah merupakan suatu variasi.Ibarat aneka ragam bunga ditanam malah membawa keindahan,yang menjadi persoalan adalah bagaimana menjalin pengertian dalam merapatkan barisan,menjauhkan perbedaan.banyak sedikitnya organisasi islam bukanlah suatu ukuruan atau takaran untuk menilai perpecahan atau perstuan,tetapi bagaiman menjalin pengertian seakan-akan ibarat satu batang tubuh jika salah satu menderita maka semua menderita.

Adanya organisasi yang banyak adalah suatu ha yang tidak bisa dihindarkan kalau mereka memiliki I’tikad baik guna mencari banyak jalan dalam mencapai tujuan.tetapi anehnya kenyataan tidak sesuai dengan pernyataan,sedzngkan harapan tidak sesuai dengan garapan.organisasi massa Muslim sudah banyak sekali bahkan ada mereka yang merangkap beberapa organisasi dalam satu bidang yang pada hakikatnuya patut dikerjakan satu organisasi.banyk orgaisasi yang kehadirannya tidak dibutuhkana,akan tetapi karena ormas yang ada tidak dapat menunaikan lagi fungsinya dan tidak mudah dikoreksi,sehingga jalan yang terbaru terpaksa ditempuhnya.

Organisasi politik terasa sedang tidak dalam fungsinya,karena peranan politik beratambah merosot akibat dua factor.dari dalam karena tidak terampilnya manusia yang cakap dan potensial dan mempunyai sikap terhormat untuk membawakan konspirasi ditengah-tengah percaturan politik yang ada.Kedua karena  gerilya politik lawan,terutam kekuatan non partai berusaha untuk memperkecil perananan partai politik.Kebesaran massa penganutnya tak akan diperkecil,akan tetapi wibawa dan kemampuannya akan diredusir sampai batas yang minimal,untuk jangan dikatakan tak ada demokrasi.

Mengatasi suatu peristiwa tidaklah cukup hanya dengan menelaah artau mengkaji akan peristiwa itu,tanpa melihat terlebih dahului factor yang melatarbelakanginya.Kejadian adalah merupakan korban akibat dari suatu sebab,ia adalah merupakan suatu eksis dlam suatau proses dalam perjalanan sejarah.karena itu satu sam lain merupakan mata rantai yang tak terpisahkan.

Tuhan telah memberi gambaran bahwa tiap kejadian tentu ada sebabanya,hal demikian memang kenyataan dalam aneka ragam peristiwa sejarah,tak dapat diingkari oleh siapapun juga,Para ahli sejarah,sosiolog,tak terkecuali sosiolog ternama semacam Ibnu Kholdun mencoba memberi teori.Ia mengetangahkan teorinya,bahwa setiap kejadian ada penyebabnya .

Nasib yang menimpa umat Islam berlaku turun temurun haruslah dicari sumbernya,agaknya memang sulit siapa yang menjadi pemula,hingga umat Islam menjai pecah,tak memiliki daya guna.

Kalu diteusuri,memang banyak factor yang menyebabkan mengapa umat ini pecah berantakan,seakan-akan sudah tida layak lagi mengaku umat Islam,yang senantiasa mendambakan persatuan,kerukunan dan persaudaraan.seakan-akan telah membudaya dikalangan mereka,hingga masing-masing tak mau mengakui keslahan dan kehilafannya.

Meskipun keadaan demian tidak dikehendaki oleh pemluknya dengan aneka hujjah akan tetapi sudah terlanjur menjadi bukti.Biar berpa kalipun pemimpin Islam menganjurkan akan pentingnya persatuan,akan tetapi kurang mandapat kepecayaaan,apalagio mandapat perhatian,sebab yang mengajaknya pun masih berkwaitas pemimpin golongan bukan pemimpin umat.Disinilah rupanya terjadi jurang yang dalam antara peranyataan dan kenyataan.Peristiwa warisan masa silam telah manjadi warisan dan goresan dalam hati.Bukanlah malah mencari titk temu atau persamaan berdasarkan logika dengan analisa yang jernih,akan tetapi seperti seakan-akan seperti barang warisan yang harus disimpan dan suatu saat menjadi kebanggaan,dari hasil aneka peristiwa perpecahan itu akhirnya kalangan luar memberikan pesan dan kesan yang kurang bauk.

Para penghuni dunia sekarang sedang menyaksikan dengan nada jijik dan sinis terhadap sesame muslim,seakan-akan hal itu telah menjadi dasar damn watak sebagai muslim.Denagn bahasa yang paling mudah dapatlah diambil kesimpulan seakan-akan mereka telah telanjang bulat dengan tak tahu malu mempertontonkan diri dihadapan umum.

Sengketa antara Mesir dengan Libya,Yaman utara Yaman selatan,irak dengan Iran,adalah merupakan pencerminan dari aneka ragam peristiwa lainnya.Pemerintahan yang dipelopori oleh Muammar Khadaffi dengan selogan “Sosialisme Islam”tetapi kenapa malahan dikecam dan ditentang oleh Negara-negara Islam pada umumnya.Konon para analis politik mengatakan bahwa semboyannya hanyalah sebagai kedok agar mendapat dukungan kaum muslim.ternyata apa yang mereka lakukan adalah persis seperti apa lazimnya diRusia.demikian halnya dengan revolusi Islam yang tengah dicanangkan oleh Khomaeni malahan menimbulkan perpecahan dalam negeri yang lebih parah disamping harus terus menerus mencari musuh diluar,yang nota bene mereka sama-sama saudara muslim.Khumaeni yang semula mendapat dukungan dari kalangan pengamat muslim,karena mampu mengalihkan pemerintahan otoriter dengan Syah Reza fahlevi sebagai biang keladimya ternyata setelah berhasil akhirnya mendirij\kan pemerintahn otoriter gaya baru berdasarkan kekuasaan mullah,seakan-akan mereka wakil tuhan.Melihat kejadian semacam itu dunia menjadi jijik dan sinis melihatnya.

Bila ditilik,bahwa penyebab perpecahan adalah dari sumber ajaran tidakl;ah mungkin,meskipun cara memahami ajaran sering berbeda antara satu dengan yang lainnya.Karen kepicikan pandangan,kebodohan,akuisme,itulah salah satu penyebabnya.

Agar supaya kkita adapat mengetahui secara terperinci akan penyebab perpechan itu,maka disini dapat dilihat dari berbagai segi,dengan rincian sebagai berikut :

1.Latar belakang sejarah

sejarah Islam cukuplah memberi catatan,betapa Mu’awiyah bin abi sofyan yang pada mulanya menjadikan golongan yaitu bani Umayyah  alat untuk kepentingan Islam,akan tetapi sekan-akan islam yang akan dijadikan alat untuk kepentingan bani umayyah.akibatnya ada golongan lain yang bertindak sama yaitu bani abbasiyah,yang mulanya menjadikan golongan ini untuk kepentingan Islam tetapi kemudian seakan-akan Islam yang diajdikan untuk kepentingan ini.AKhirnya bermunculan pertentangan-pertentangan goilongan dengan golongan lain dalam tubuh umat   Islam yang sampai sekarang kita rasakan kepahitannya.

Pertentangan bermula terjadi ketika Ali bin Abi thlib terpilih sebagai khalifah tetapi tidak secara aklamasi,ia ditentang oleh tokoh-tokoh mesir,lebih parah lagi karena para penguasa di Syria yang dikepalai oleh muawiyah bin abi sofyan dengan terang-terangan menolak pengangkatan ali.sisamping itu aisyah ra bersekongkol, dengan  thulhah dan zubair untuk menuntut balas atas terbunuhnya  utsman.tuuntutan itu disertai ultimatum apabila ternyata ali tidak segera bertinfak mereka akn berjuang mleawan pemerintahan ali.terjadilah pro dan kontra antara pendukung dan penentana ali.antara kelompok pemerintah dan partai oposisi,pengelompokan itu pada akhirnya melahirkan fanatisme,penyakit semacam ini sebelum islam dating mengobatinya dengan cara lebih mengutamakan prestasi dari pada sekedar bangga akan keturunan,akan tetapi lama-kleamaan kambuh kembali.

Sepeninggal ali bin abi tholib kini segal sesuatunya telah jatuh ketangan muawiyah dengan bertindak keras terhadap  lawan-lawan politiknya,muawiyah berhasil mendirikankian  suatu Negara sejenis imperium arab yang bersistem seperti kekuasaan yang berdasarketurunan.Deni keberhasilan pemerintahan yang yang  ditegakkan ia tidak pernah memberi kesempatan bernafas dan tidak kenal kompromi terhadap siapa saja yang menentang kekuasaaanya.bila pada pribadi ali masih tampak luwes dalam menentang pemerintaahan menempuh jalan kombinasi antara kekrasan dan kebijaksanaan maka tidak demikian muawiyah.ia selalu mengejar-ngejar lawan politiknya disebabkan pelampiasannya terhadap dendam yang tidak habis-habisnya terutama terhadap partai syiah dan partai khawarij.

Muawiyah bertindak melampui batas bersikap tangan besi demi kekuasaan tidak peduli apakah tantangan itu datang dari orang-orang islam atau bukan.ia berperinsip bahwa kerjasama non dengan non muslim tidaklah menjadi apa asal tidak merugikan kedudukan dan kekuasaanya.

Sebagai tokoh polotik dan sekaligus tokoh militer maka dirinya memiliki sikap dan sifat yang berbeda dengan khalifah sebelumnya,peranan kaum agamawan dini sama sekali tidak mendapat prhatian sehingga mereka tergeser kebelakang.tangan besi itulah usaha untuk menegakkan dinasti,adapun merugikan kepentingan golongan lain tidak peduli.

Karena itu perang urat syaraf berlanjut terus sekalipun terhadap saudaranya sendiri,sesame muslim.para pengikut ali yang setia yang tergabung dalam partai syiah bersepakat untuk mengangkat hasan putra sulung ali sebagai khalifah guna melanjutkan kedudukan sang ayah,sekaligus sebagai tandingan khalifah muawiyah.denagn jabatan yang dimiliki maka melampiaskan dendam lama dengan segala kesempatan dan fasilitas dikobarkan kembali.hasan menuntut balas dengan menyatakan perang terhadap muawiyah,akan tetapi mengalami kekalhan total.malahan banyak para penmgikutnya menjadi berubah haluan pada golongan muawiyah.

Muawiyah sempat berkkuasa selama 19 tahun lamanya,dengan penuh perasaan dendam,dengki dan benci terhadap golongan syoah dan khawarij.denagn demikian terasa nikmatnya memegang mahligaih kekuasaan maka dirinya menjaddi lupa daratn,bahwa kepemimpinan adalah amanat ukan hak,atau semacam barang warisan.terbukti sebelum ia meninggal dunia ia mengangkat anaknya sendiri,yazid bin muawiyah sebagai satu-satunya orang yang berhak atas kekhalifahan,hal ini terjadi pada tahun 680M.Demokrasi,musyawarah,mufakat,taawun sebagaimana telah diwariskan dalam islam,sudahl;ah mereka lupakan.mereka mulai ada kecenderungan lebih baik melestarikan ketueunan dari pada kedudukan itu direbut oleh golongan lain meskipun sesame muslim.

Sebagai pengganti hasan maka golongan syiah mengankat juga huseinbin ali.ia beserta para pengikutnya selalu dikejar-kejar oleh pasukan berkuda bani umayyah,Karena blockade pasukan bani umayyahmaka husein beserta para pengikutnya selalu mati terbunuh.maka timbullah kepercayaan baru dikalangan partai syiah bahwa makam husein adalah tempat suci,tempat pahlawan yang gugur membela agama ALLAH.

Peristiwa semacam diatas membawa dampak yang amat jauh dalam kehidupan partai syaiah baik dalam pemikiran politik maupun dalam keagamaan.kebencian lama semacam ini sangat menjiwai dikalangan kaum syiah dari satu generasi kegenerasi selanjutnya.

Dengan dibu,bui oleh pemikiran-pemikiranhasil infiltrasi kaum yahudi terhadap islam maka jurang pemisaah antara syiah dan sunnah semakin lama semakin jauh.dari masa-kemasa sebenarnya telah kemasukan infiltrasi oleh kaum yahudi akan tetapi karena kepolosan politiknya mereka mudah percaya terhadap orang lain,demikian juga dengan runtuhnya percaya terhadap orang lain.demikian juga denagan runtuhnya kekhalifahan turkey kaum yahudi selalu memegang peranan penting dengan berpura-pura mengaku sebagai orang islam,kemudian setelah mendapat pengaruh mereka melakukan hasudan dan fitnah agar umat islam berpecah.

Fanatisme kaum syiah juga dibumbui oleh pemikiran kaum yahudi yang saat itu dipalopori Abdullah bin saba.bahwa Abdullah bin saba adalah pemelik agama yahudi.kemudian masuk islam mendukung pimpinannya ali.dengan spesifikasi yahudi dia berkata mengenai yusa ibnu nun yang menerima wasiat dari nabi musa agar berbuat ekstrim.pernyataan serupa itu juga disampaikan kepada ali setelah wafatnya rosul.dia adalah orang yang pertama yang mengharuskan ali menjdi imam sekaligus menyucikan dfiri dari perbuaatan para sahabat lainnya,dia juga berusaha menelanjangi lawan-lawan ali , yang kemudu lahirlah istilah syiaah.

Ketika Abdullah bin saba’ sampai ketempet pembuangannya telah tersebar berita kematian ali ra .ssemua orang berduka cita atas kematian tersbut.kemudian Abdullah bin saba berkata kepada mereka” sekalipun kalian datangkan kepada ali kepada kakmi dan kalian tegakkan kedilan dengan tujuh puluh orang aku tidak akan percaya baha ali telah meninggal,kalian bohong smua.

Param ahli sejarah lain mengatakan demikian .kemudian Abdullah bin saba;
Menyamar sebagai orang yang berilmu dan bertaqwa, yang dengan cara demikian banyak mengundang simpeti masyarakat .setelah posisinya tampak kokoh dan kuat, ia memulai memasukkan doktrin doktrin beracun terhadap para simpaatisannya .salah satu diantaranya pernyataannya adalah bahwa setiap nadi mempunyai pengganti yang diwasiatkan kepada setiap  seseorang sebagai pengganti setelah wafatnya nabi.hal ini juga berlaku pada diri rosullulloh saw yang telah mewasiatkan tanduk kepemimpinan kepada ali ra                                                               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar