25 Feb 2012

Enam Point Meraih Kemenangan



Pemilihan Umum (Pemilu) kurang dari satu tahun lagi. Namun, sejumlah partai politik Islam belum mengambil ancang-ancang. Koalisi parpol Islam pun masih belum terbentuk. Ironisnya, tidak sedikit dari mereka yang dililit konflik internal dan diperkirakan akan berjalan terseok-seok di Pemilu 2004 nanti.
Hal ini diakui Ketua Partai Ummat Islam (PUI) Prof. Dr. Deliar Noer. “Jalannya partai Islam belum bersama-sama, tapi sendiri-sendiri,” katanya. Namun, Deliar optimis umat Islam dapat keluar dari persoalan ini dengan menjalin kembali kerjasama yang baik antar-partai Islam.
Berikut langkah-langkah yang dapat ditempuh partai-partai Islam guna meraih kemenangan pada pemilu 2004 nanti:

Membentuk koalisi partai Islam.
Sejumlah pengamat memperkirakan, di era multi-partai ini tidak ada satu partai pun yang mampu meraih suara mayoritas (single majority ). Suara yang didapat partai-partai politik diperkirakan berada di bawah 50%. Dalam keadaan seperti ini, langkah paling baik untuk mencapai tujuan parpol Islam adalah dengan membangun koalisi antar-parpol Islam. “Masing-masing harus berkoalisi,” kata Ketua Partai Bulan Bintang Nur Syamsi Nurlan.

Koalisi antar-parpol Islam ini telah teruji. Tengok saja di pemilu 1999, tanpa diduga banyak pihak, strategi ini mampu menempatkan seorang presiden dari partai yang angka suaranya kecil. Jika koalisi tercipta sejak sekarang, maka peluang memenangkan satu ‘pertempuran’ politik akan semakin lebar.

Menyatukan visi dan misi parpol Islam.
Terbentuknya satu partai politik Islam adalah langkah ideal. Namun, kondisi lapangan partai-partai Islam tampaknya belum memungkinkan ke arah sana. Tapi, bukan berarti kerjasama antar-partai politik Islam berhenti sampai di situ. Menyatukan visi dan misi partai Islam adalah langkah selanjutnya.

Hal ini dibenarkan Anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPP) Faisal Ba’asyir. Menurutnya, di kondisi partai Islam yang terpuruk saat ini, menyamakan visi antar-parpol Islam menjadi tanggung jawab semua. Jika hal ini tidak dilakukan, ujarnya, maka umat Islam tidak akan memperoleh perubahan signifikan. “Tidak akan ada perubahan yang berarti,” katanya, serius.

Mengusung kepentingan Islam.
Yang membedakan partai Islam dengan partai selain Islam adalah kepentingan yang diperjuangkannya. Kepentingan yang diperjuangkan partai Islam tentu saja Islam itu sendiri. Kalau partai-partai Islam ingin besar, maka mereka harus mampu memberikan penjelasan ke masyarakat.

Hal ini dibenarkan Guru Besar Sejarah Unpad Prof. Mansur Suryanegara. Selama ini, kata Mansur, tak jarang rakyat salah tangkap terhadap parpol Islam. Sehingga, umat mempunyai kesan buruk terhadap parpol Islam. Mereka menyimpulkan parpol Islam sering bertengkar, pecah dan tak kompak. “Parpol Islam harus mampu mengubah imej tersebut,” katanya.

Menyentuh problem masyarakat.
Orientasi partai politik pada kepentingan rakyat, terbukti manjur. Kasus teranyar dialami Partai Golkar. Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, pamor partai Golkar kembali bersinar di mata masyarakat. Penyebabnya, karena masyarakat merasa lebih diperhatikan Golkar ketimbang PDIP.

Partai-partai Islam harus dapat mengambil ibroh dari kasus Golkar ini. Jika, mereka mau dilirik umat, maka kebijakan mereka harus mampu menyentuh persoalan umat. Sebaliknya, jika partai politik Islam lebih mengedepankan kepentingan pribadi atau partainya, maka nasibnya tidak akan jauh dari nasib yang dialami Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat ini. Mereka akan dikucilkan umat.

Pakar Sejarah Universitas Padjajaran Prof. Dr. Mansur Suryanegara menyatakan, dukungan rakyat akan setimpal dengan pengorbanan yang dikeluarkan partai. Ia menyarankan, agar partai-partai Islam membantu kalangan lemah sehingga penduduk yakin terhadap partai Islam.

Mengedepankan nilai-nilai Islam
Kekuatan partai Islam terletak pada sisi akhlak dan moral. Di era multi-partai ini, kesempatan buat partai-partai Islam untuk menarik simpati masyarakat dengan nilai-nilai islami seperti kejujuran, keadilan, kesejahteraan dan nilai-nilai mulia lainnya. Setiap aktivis Islam mesti meyakini kalau nilai-nilai Islam ini jauh lebih baik ketimbang money politis atau serangan fajar.

Anggota DPRD I Jawa Barat Yudi Widiana Adia menyatakan, bila partai Islam lebih mengutamakan kepentingan kekuasaan dan melupakan sisi moral maka partai Islam akan dikalahkan oleh partai sekular. Untuk membedakan dengan partai sekular, maka partai Islam harus memiliki ide-ide keislaman yang jelas, perilaku dan gaya politik Islam yang jelas pula.

Melaksanakan janji-janji
Janji adalah utang. Jika janji-janji itu diumbar saat kampanye, maka rakyat akan menuntutnya di kemudian hari kepada orang tersebut. Dalam sejarah, banyak partai politik tergelincir karena mengobral janji ke rakyat saat kampanye. Kasus teranyar dialami PDIP saat ini. Lantaran, terlalu banyak mengobral janji-janji saat kampanye dulu, sementara tak satu janji pun dilaksanakan, ia dikejar-kejar masa pendukungnya sendiri. Langkah paling aman buat partai Islam adalah mengurangi janji-janji, sebaliknya meningkatkan hasil kerja.n


Muhammad Hadidi Meraih Mimpi
  .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar