27 Mei 2012


AIR MATA NASEHAT
oleh:
Mohd Hadidi

 
  Di Pagi itu tepatnya senin pagi selesai shalat shubu aku dan ibu baru melaksanakan  shalat berjamaah dirumah ku setelah mengucapkan salam aku berzikir sejenak serta mengengadakan tangan berdoa kepada ibu dan bapakku tiba-tiba aku mendengar  Ibu menangis,  Air mata mengucur di pipinya yang cekung itu.
Ketika ituaku
baru selesai berdzikir setelah mengimaminya.
Tasbih ditangannya terus
berputar, bersama dzikir yang terus terlantun dari bibirnya. Ibu khusyuk
dalam isak dan deraian air mata.  "Kenapa Ibu menangis?"
tanyaku dalam hati dan  pertanyaan ini terpaksa kusimpan. Aku tidak akan mengganggu Ibu yang masih khusyuk dengan dzikir. Aku memikirkan berbagai kemungkinan penyebab menangisnya Ibu.  Dalam hati terus bertanya Mungkinkah kematian Bapak? Tapi,  bukankah kematian Bapak sudah lama sekali? Sudah lima tahun. Atau karena tanah kuburan Bapak yang tidak mendapat izin untuk dibeton dan hanya boleh didirikan batu nisan. Hal itu tidak akan membuat Ibu menangis. Aku sangat  mengenal Ibu. Ibu paling tidak menyukai hal-hal yang berbau kemewahan. Ibu selalu ingin menginginkan kesederhanaan.
Kenapa Ibu menangis? Sayang aku sangat jarang pulang dan tidak bertemu
Ibu setiap hari. Hingga aku kurang mengetahui keadaan Ibu belakangan ini.Mungkin ada suatu persoalan yang membebaninya....

 
   Bertengkar dengan seseorang? Ah rasanya tidak. Setahuku Ibu tidak punya
musuh. Ia selalu mengalah setiap kali berbenturan dengan orang lain. Ibu
lebih banyak diam daripada mengomel. Tidak mungkin rasanya Ibu bertengkar
dengan orang lain, karena memang itu bukan kebiasaan Ibu.  Tapi kenapa Ibu menangis? Ibu belum juga selesai berdzikir. Aku sudah selesai sejak lima menit lalu. Aku sudah berdoa, mohonkan ampun atas dosa Ibu dan Bapak yang telah mengasuhku sejak kecil. Ibu belum juga usai.  Aku berdiri dan meninggalkan Ibu sendirian di ruang shalat dengan tetap
menyimpan pertanyaan, kenapa Ibu menangis? Kutunggu Ibu di
ruang makan.  Bukankah Ibu selalu khusyuk dalam shalat? Kembali aku dibayang
berbagai kemungkinan. Bukankah Ibu tidak pernah lupa mendirikan shalat,
mengaji dan  berdzikir? Bukankah Ibu paling senang mendengarkan ceramah di
masjid?  Bukankah Ibu juga tidak melewatkan acara wirid? Bukankah Ibu
sudah cukup punya bekal untuk menghadapi segala cobaan...

Tapi kenapa Ibu sampai menangis?  Karena aku mengimami Ibukah? Mustahil! Bukan sekali ini saja aku mengimami Ibu. Sudah berulang kali.  Hampir setiap kali pulang ke rumah aku mengimami Ibu, terutama saat  shalat maghrib dan isya. Ibu sudah berumur
empat puluh tahun lebih. Enam orang anak
merupakan  berkah yang selalu disyukurinya dan kami semua kini sudah
besar. Aku yang  bungsu sudah duduk di perguruan tinggi
swasta ternama di kota malang. Aneh  yah rasanya kalau Ibu masih  bersedih hati diusianya yang tua ini. Seharusnya Ibu banyak
ter
senyum bahagia dan  bercanda bersama cucu-cucunya. Bukankah cucu-cucunya selalalu
bersamanya  setiap hari?  "Sudah makan
Did?" tanya Ibu mengagetkanku. Ibu muncul dengan senyum  mengembang. Tak kulihat bekas tangisan di wajahnya. Mungkin sudah dihapus.
"Belum Bu, Adid menunggu Ibu."
"Ibu sudah makan."
"Kapan? Tanyaku dengan nada lembut bukankah hidangan ini belum disentuh siapapun?Ayolah
Bu, A
dit sudah rindu ingin makan bersama Ibu."
"Makanlah!" kata Ibu sambil menarik kursi. Aku pun mulai
menyand
ok nasi  dan mengambil beberapa sendok sambal. Tapi Ibu tetap saja
tidak makan  nasi. Ia hanya mengambil
sepotong singkong rebus dan memakannya."Bagaimana
kuliahmu?"
"Alhamdulillah Bu, berkat doa Ibu."
Semuanya berjalan dengan lancar,terus
"Belanja harianmu bagaimana?" pertanyaan yang tidak pernah
 kuinginkan ini selalu meluncur dari bibir Ibu. Pertanyaan itu kurasakan bagai keluhan  dalam hidup. Kuakui selama kuliah aku harus berusaha dan
bekerja keras  untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari.
bahkan untuk uang kost aku mencarikan masjid untuk menjadi takmir dan tinggal di masjid sehingga ,aku Cuma berfikir uang  transport
dan kebutuhan  kuliah
lainnya. Memang, yang namanya usaha kadang-kadang dapat,dan kadang
tidak.  Ketika dapat alhamdulillah. Aku bisa makan dan membeli kebutuhan
lain.  Jika tidak, maka mau tidak mau aku  harus puasa. Hal ini
yang sering  aku alami. Tapi persoalan ini tidak pernah kuceritakan kepada
siapapun,  termasuk Ibu dan saudara-saudaraku. Aku takut terlalu banyak
mengeluh.

"Alhamdulillah, Tuhan masih memberikan rejeki Bu," selalu kujawab begitu.  Biasanya Ibu tidak akan bertanya lagi setelah itu.  "Bu!" sapaku ketika Ibu terdiam.  "Mmm," jawab Ibu.  "Kenapa seusai shalat tadi Ibu menangis?" Ibu terdiam mendengar  pertanyaanku.  "A
did cemas melihat Ibu menangis. Ibu masih diam. Aku menyelesaikan suapanku, setelah itu membasuh tangan  dan melapnya dengan serbet putih yang ada di meja.  Ibu masih diam, tapi di matanya kulihat air mata mulai berlinang.  Setelah itu berceritalah Ibu. Seminggu yang lalu di surau Darul Ikhsan  tempat Ibu selalu shalat  berjama'ah, ada ceramah agama mingguan. Ketika itu penceramahnya datang dari luar daerah. Ibu mengikuti ceramah tentang anak yang berbakti kepada  orang tua dan anak yang shalih..

"Anak-anak yang shalihlah yang
dapat menyelamatkan orang tuanya dari api
neraka,  karena doa anak yang shalih sangat didengar oleh Allah swt," kata
ustad. "  Tapi sebaliknya orang tua tidak selamat dari api neraka jika
anak yang  dididiknya tidak mampu menjalankan ibadah dan tidak pandai
membaca  Alquran.

"Walaupun orang tuanya sendiri taat beribadah?" tanya Ibu waktu
itu.  "Ya, apa artinya kita taat tapi tidak membuat anak taat kepada
Tuhannya.  Apalagi sampai tidak bisa s
halat dan mengaji, anak yang
jauh dari  perintah Allah dan mendekati laranganNya. Maka orang tuanya di
akhirat  akan ditanya tentang anak-anaknya. Maka sia-sialah ketaatan
orang tua jika  di akhirat nanti anak mengakui dirinya tidak dididik oleh
orang tuanya  untuk taat beribadah. Tidak pernah menegur, memukul bahkan
menamparnya,  jika lalai menjalankan perintah agama."  Ketika itu Ibu menyadari apa yang sudah
ibu dilakukannya selama
ini. Ibu ingat 
Gun, Wan, Ris dan Jon. Saat itulah Ibu merasa hidup dan
ketaatannya selama  ini tak berarti sama sekali. Sejak itu Ibu banyak diam dan melamun.  Anak-anaknya sampai sekarang tidak pernah membaca Alquran di
rumah dan  jarang s
halat apalagi kalau shalat berjamaah, bahkan tidak pernah sama sekali. Ibu merasa
bersalah  setelah mendengar ceramah itu. Ibu menyadari bahwa
Ibu tidak
mendidik 
kalian  sesuai ajaran agama. Ibu selalu tidak tega
memarahi
kalian ,  dan melihat kalian menangis, apalagi kalau ada yang murung dan kesal.

 
Mungkin itulah sebabnya anak-anak Ibu banyak yang tidak dapat
membaca  Alquran Ibu tidak pernah tega memaksa mereka untuk belajar
Ibupun tidak  marah. Bukankah ini berarti Ibu tidak sanggup mendidik anak.
Bukankah Ibu  gagal menjadi orang tua?  "Tapi Bu, bukankah A
did selalu taat shalat dan membaca Alquran?,Adid juga ambil jurusan syariah di kampus dan  Adid selalu berdoa untuk Ibu dan Bapak? Lantas apa artinya usaha Adid selama ini Bu?"kataku kepada ibu .
"Terima kasih
Did, Ibu sangat bangga padamu. Ibu senang kamu
mampu  menjadi imam untuk Ibu. Ibu pun selalu berdoa untukmu. Yang Ibu
pikirkan  adalah kakak-kakakmu yang tidak mampu membaca Alquran dan
tidak  menjalankan shalat."

Kuakui selama ini memang hanya aku dan ibu yang shalat berjama'ah, walaupun sebenarnya kakak-kakakmu sedang berada di ru
mah. Mereka lebih
suka duduk di
di serambi rumah dan sepertinya tidak menghiraukan panggilan
azan yang  berkumandang dari masjid
padahal jarak masjid dari rumah hanya empat ratus meter. Dan Ibu tidak pernah menegur hal
itu. Aku pun  tidak pernah mempersoalkan mereka. Sementara aku merasa takut,
selain  karena lebih kecil juga karena aku takut menca
mpuri urusan mereka.

 
"Itulah Yung. Ibu merasa sedih. Kamulah satu-satunya anak Ibu yang
taat,  yang mengimami Ibu, walaupun kamu yang terkecil. Entahlah.. Ibu
sudah  semakin tua, ajal sudah di ambang pintu. Ternyata Ibu masih
meninggalkan  banyak pekerjaan yang tidak selesai, ternyata Ibu tidak mampu
mendidik  kalian dan kalian ternyata tidak bisa mendidik diri sendiri,"
kata Ibu  terisak.

Air mataku mengalir tanpa terasa.  "Ada apa? Kok Ibu menangis? Ini pasti ulah kamu
Did! Kamu tidak  henti-hentinya membuat Ibu sedih, dan menangis. Tahukah kamu bahwa membuat orang tua bersedih hatinya itu dosa?" Tiba-tiba Ris kakakku yang nomor  tiga datang dan memarahiku.  "Sebagai anak laki-laki kamu jangan terus-terusan bersama Ibu, itu cengeng  namanya. Lihat tuh di taman depan rumah orang-orang ramai. duduklah di sana biar orang  tahu bahwa kita bermasyarakat. bukan dalam rumah terus dengan nada kasar,"  katanya lagi sambil menekan kepalaku.
"Jangan kasar begitu pada adikmu
Ris. Ia kan baru selesai makan...,"
"Kalau tidak seperti itu, ia akan lembek seperti perempuan Bu
jawab kakakku,
yang  duduknya cuma di dapur."  "Tapi ia kan masih kuliah."  "Aah. Ibu selalu membelanya, mentang-mentang ia kuliah. Walaupun
Ris tidak  pernah kuliah, Ris ini anak Ibu. Sekurang ajar apapun yang
melahirkan 
Ris adalah Ibu. Tapi kenapa dia, Ibu perlakukan berbeda dengan
Ris?" kak Ris menunjuk-nunjuk diriku.  Mendapat serangan kata-kata seperti itu, Ibu menangis lagi. Aku hanya  terdiam terpana ketika Ris kemudian berlalu dan tidak menghiraukan tangis  Ibu.  Air mata Ibu mengalir lagi. Ingin aku menghapusnya, tapi bagaimana dengan kesedihannya? Allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma, kamarabbayana  saghiraa. Amin. Hanya itu yang mampu kulakukan dan aku terus berdo’a dalam hati semoga kakak-kakakku mendapat hidayah dari Allah SWT.
 




19 Mei 2012

HAM DALAM ILMU PENGETHUAN DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN





“ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.( QS.Al-Mujadalah:11).

  Manusia adalah keluarga tunggal. Seluruh anggota keluarga punyak kewajiban yang sama. Mereka bertanggung jawab atas perwujudan persamaan diantara mereka dengan jiwa persaudaraan, cinta dan perdamaian. Diantara satu dengan yang lainya tidak ada yang lebih unggul, kecuali dengan amal kebajikkan dan ketakwaan yang membawa kesejatraan umat keluarga manusia, serta usaha memajukan solidaritas kehidupan.
 Pendidikan adalah hak sekaligus kewajiban yang harus dijalankan oleh negara atau masyarkat. Keduanya saling meninjang atas kelancaran jalanya pendidikan untuk menimbah ilmu pengtahuan. Menjamin keberagamannya sesuai dengan realitas kesejatraan masyarakat. Ummat manusia dengan diberi kesempatan mengetahui hakikat semesta, menundukkan bagi kebaikkan dan kesejatraan.
 Dalam sejarah umat manusia, islam yang pertama kali menggemakan bahwa dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah diperuntukkan bagi semua manusia, yang pada giliranya nanti menjadi tanggung jawab para cendikiawan.
  Ham dalam islam didasarkan pada “persamaan”, Sebagaimana firman Allah ;” Hai manusia, sesunggunya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki, dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku  supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunggunya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwah diantara kamu.” (QS.Al-Hujarat:13).
  Persamaan tersebut ditetapkan oleh islam secara menyeluru, apakah yang menyangkut hak-hak sipil tertentu atau hak-hak umum, diantaranya hak asasi dibidang pendidikan, perburuan. Mengenai HAM dalam pendidikan dan pengajaran, dimana islamlah yang pertama memberikan pedoman dan perinsipnya diantaranya:
Pertama, islam menegakkan persamaan dibidang hukum dan dasar-dasar terapanya, baik bagi kaum muslimin maupun nonmuslim, mereka yang berada dinegara islam atau yang tunduk terhadap islam mendapatkan hak yang sama seperti hak kaum muslim dengan kewajiban-kewajibannya. Bahkan tampa harus mendiskriminasikan antara muslim dan nonmuslim.
  Kedua, islam memberikan hak belajar kepada laki-laki dan wanita, denga memperkenalkan wanita untuk menimba ilmu pengetahuan dan kebudayaan sampai sempurna dalam masalah-masalah keagamaan, social kemasyarakatan, problema-problemanya serta memberikan metode pendidikan kepada anak-anaknya, karena mencari ilmu mrupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat.
   Ketiga, islam selalu mewajibkan menuntut ilmu pengetahuan bagi mereka yang belum belajar, bagi yang berilmupun harus mengamalkan ilmunya walaupun hanya satu ayat saja.
  Keempat, islam menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,  dalam al-Qur’an dijelaskan;” Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat ‘Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka.(QS. Al-Baqarah ;34). Hal ini tidak lain  karena untuk menbedakannya dengan malaikat, bahwa Adam diberi kapasitas akal untuk berfikir dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang sempurna..
   Allah Swt, memberikan gambaran tentang ilmu pengetahuan agar manuasia mau menganalisa dan mempelajari apa yang ada dalam penciptaan langit  dan bumi supaya  manusia mauberfikir. Dalam Al-Qur’an disebutkan yang artinya:” Sesunggunya dalam pencitaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar dilaut, membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati,(kering)nya, dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan perkisaran angina dan awan yang dikendalikan antars langit dan bumi  sunggu (terdapat ) tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allahbagi kaum yang berfikir.” (QS.Al-Baqarah 164).
  Bahwa islam selalu memberikan motifasi kepada umat mnusia khususnya  bagi orang-orang islam agar selalu berfikir dan mengukuken kekuatan rasional yang pada giliranya akan meperoduk ilmu pengetahuan dan teknologi untuk hidup dan kehidupan manusia baik untuk kepentingandunia maupun akhirat.
  Allah Swt tidak memberikan balasan ilmu pengetahuan tertentukepada manusia, hanya menganjurkan agar manusia mendalami ilmupengetahuan yang mengandung kemasalahatan agama dan dunia. Agar ilmu pengetahuan tersebut dapat memancarkan sinar kesegenap ummat manusia khususnya umat islam. Iman menjadi dasar dan pijakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan agar nantinya tidak menyimpang dari nilai-nilai agama dan moral islam. Ilmu pengetahuan merupakan hak yang mengalir pada segenap umat manusia..
  Allah tidak perna mengutus Rasul-Nya kecuali dengan pengajaran, baik itu melalui kitab yang diturunkan-Nya atau melalui tuntunan yang indah dan mudah dimengerti, islam melarang perdebatan yang menimbulkan konflik dengan saling mencemooh dan menghina sebagai mana firman Allah yang Artinya:” Dan apa bila kamu melihat orang yang memperolok-olokkan ayat kami, maka tinggalkan mereka ; sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain”(QS.An-Na’am: 68).
Dan mereka membanta dengan alasan yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu, karena itu aku azab mereka, maka betapa pedih azab-ku.”( Al-Ghafir:5).
  Islam mengancam orang-orang yang tidak memanfaatkan hak belajarnya. Diancam dengan penghuni neraka disejajarkan dengan binatang bahkan lebih buruk lagi. Sebagaimana firman Allah Swt Artinya:” Dan sesunggunya kami jadikan untuk isi neraka jahannam dari Jin dan Manusia mereka mempunyai hatitetapi tidak digunakanya untuk (memahami ayat-ayat Allah) dan merka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan Allah ) dan mempunyai telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah mereka itulah orang-orang yang lalai.( QS.Al-‘Araf:179).
  Betapa luasnya ruang lingkup ilmu pengetahuan dan hak belajar dalam islam, berbagai aspek dunia dan akhirat, bumi dan langit, materi dan jiwa, medan menjadi medan yang tiada tara, islam benar-benar mengerakan akal untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Maka dibukakkan cakrawala langit dan bumi, didepanya terbuka buku semesta. Allah Swt mengingatkan hamba-hamba-Nya untuk mengetahuai betapa luasnya semesta alam ini. Firman Allah yang artinya ‘ Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta ditambakan padanya (tujuh laut- menjadi tinta) sesudah keringnya, niscaya tidak akan habisnya ( dituliskan) kaliamat Allah, sesunggunya Allah maha perkasa lagi maha bijak sana.’ (QS.Luqman 27). Mereka tidak menyetahuai apa-apa dari ilmu Allah melaikan apa yang di kehendakkinya “ (Qs.al-Baqarah :255) allah pula yang memerintakan berdo’a kepada pembawa risalah islam ini ‘ dan katakanlah” Ya tuhanku tambakanlah kepadaku ilmu pengetahuan ( QS. Thaha :114).
   Oleh karena itu merupakan kewajiban bagi manusia untuk mengkaji ilmu-ilmu Allah menurut kemampuannya, karena tentu saja manusia tidak akan mampu melihat semua ilmu-Nya, oleh karena itu ilmu ini8 sangat luas dalam islam tergantung sejauh mana manusi khususnya umat islam mau mengkaji dan mempelajari ilmu pengetahuan ini, ilmu pengetahuan sangatlah luas sebagai arena untuk belajar. Ketegasan Al-Qur’an tentang luasnya cakrawala ilmu pengetahuan “ Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segal sesuatu yang diciptaka Allah (QS.Al- a’raf 185).  Dia ayat yang lain yaitu “ orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri  atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan lagit dan bumi “( QS.Ali-Imran 191).
   Demikian kita temui hak asasi belajar, dan nilai- nilai kemanusiaan dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan; disamping mendudukkan seluru posisi kebenaran yang menjarah cakrawala, yang meletakkan kedudukan manusia secara terhormat. Akankah kita kembali pada peradabannya? Apakah elga dalamnya merupakan inspirasi kita? Lalu kita minum, hingga umat islam ini berada di tengh-tengah dunia yang penuh dengan peradaban? Walahu a’lam bishawab.by.Muhammad Hadidi

Mencari Faktor Penyebab Kemunduran Umat Islam Dan Alternatif Jalan Keluarnya




  Artinya: Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkarayang kamu tidak akan tersesat selamanya sepanjang berpegang teguh kepadanya, yakni Kitabullah (Al- Quran) dan As-Sunnah.
(Hadits)

   Setiap peribadi muslim mempunyai kewajiban moral untuk  berjuang untuk memikirkan nasib serta kondisi umat islam pada saat ini, Sebab Nabi Muhammad SAW telah bersabda Artinya:” Siapa yang mengaku umatku kata Nabi, engkau islam tetapi tidak perduli terhadap kaum muslimin, tidak perduli terhadap jatuh bangunya islam, sakit sehatnya umat islam, berarti bukan umatku, bukan golongan islam itu sendir”
   Oleh karena itu sebagai muslim dengan segala kemampuan yang ada pada diri kita, sesuai denga profesi kita masing-masing yangtelah dikaruniai Allah kepada kita, kita guankan semaksimal mungkin untuk membela dan memperjuangkan islam dan umatnya, kalau betul kita nmencintai islam, mencintai Allah dan Rasul-Nya. Inilah potret peribadi muslim yang utuh, yang sanggup ditampilkanditengah-tengah umat manusia untuk membela dan mempertahankan serta mengembangkan islam.
 Peribadi-peribadi musliam yang senantiasa bekerja keras dan secara fundamental berpegang n teguh kepada ajar n islam yang bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Karena kedua pedoman ini sudah dijamin kebenaran dan kemampuan oleh Allah SWT . Dengan kedua pedoman pokok inilah kaum muslimin dapat selamat dari  segalah bentuk kesesatan dan malahpetaka.
Kalau kita melihat kebelakang kepanggung sejarah islam masa lalu, maka tidak berlebihan jika kita mengemukakan, bahwa kemajuan dan perkembangan umat islam masa lalu diperoleh dengan mengikuti danmenaati ajaran islam secra murni dan konsekkuen. Mereka bersikap dan berfikir diatas landasan ajaran yang telah digariskan Oleh Allah dan Rasul-Nya.
Nabi Muhammad SAW. Dengan ajaran islamnya telah merubah citra dan kebiasaan bersat padu, se ia sekata dibawah naungan panji petunjuk dan pimpinan ajaran islam yang benar. Bangsa arab yang dulunya yang biasa menjadi berada, dari bodoh menjadi pandai dan cerdik, dari kekerasan hati dan kerasnya perangai menjadi lembut, ramah tamah, kasih sayangtrhadap sesame dan dari bangsa Polyteisme penyembah berhala menjadi monoteisme menyembah Allah yang maha Esa.
        Dengan demikian jelas bahwa ajaran islam  pada saat itu  ajaraan islam telah mampu menjadikan sepirit baru dalam melakukan perombakan besar serta mendasar dan merobah watak dan karakter bangsa arab, kalau umat islam menghayati dan mengamalkan islam secara integral dalam arti yang sebenarnya, maka ummat islam akan terangkat martabat keposisi yang lebih terhormat, sebagi mana umat islam terdahulu yang perna tampil didepan memimpin dunia dan disegani umat lain.
    Apabilah kita minyimak secara seksama factor-faktor yang mendorong kemjuan umat islam di masa lalu, maka kita akan sepakat bahwa factor-faktor tersebut kini mulai sirna dan tidak melekat lagi pada umat islam, yang ada hanya puing-puingnya saja yang menjadi kenangan sejarah masalalu.
    Untuk itu Mariah kita melacak factor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran dan kemerosotan umat islam saat ini, yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Diantaranya Al-Amir Syakib Arsalan dalam kitabnya” Limaddzaa Ta’akhorol Muslimin wa Limaza Taqoddama ghoirin”. Dengan tegas beliau telah mengemukakkan beberapa factor penyebab yang terbesar dan terpenting sebagai factor kemunduran  umat islam diantaranya ialah :
1.      Kebodohan
     Kebodohan inilah yang menyebabkan umata islam mudah sekali dibohongi dan diombang-ambing, sebab tidak dapat membedakan mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan.
2.       Kerusakkan Budi Pekerti
       Umat islam telah kehilangan perangai sebagaimana yang telah diperintahkan Al-Quran, meninggalkan akhlak melia yang telah dicontohkan oleh Rasullullah SAW..Dan para sahabat dan serta Salafussalihin.Budi pekerti mulia sungguh sangat besar peranya dalam rangkah membangun ummat dan bangsa. Dalam hal itu  Syauki Beik telah mengingatkan: “ Sesunggunya umat itu tidak lain melaikan budi pekerti, selama budi pekerti itu tetap ada  pada suatu umat maka umat itu tetap ada, dan jika budi pekerti itu lenyap, maka mereka itupun  ikut lenyap.

3.      Kebejatan moral dan kerusakkan budi pekerti
Para pemimpinya munculnya pemimpin dictator dan otoriter yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan hanya mementingkan kepentingan peribadi dari pada kepentingan rakyat dan menumpas golongan (kelompok) yang ingin meluruskan perbuatan mereka.
4.       Sikap penakut dan pengecut
      Dahulu umat islam terkenal sebagai umat yang pemberani dapat mengalakan musuh yang berlipat ganda juymlahnya. Tapi sekara ng ummat islam dilandsia rasa takut, dan rasa takut inilah yang menyebabkan umat islam menjadi penakut dan pengecut. Menurut Latrop  Stodard dalam bukunya  “ The New World of Islam” telah mengemukakan beberapa factor penyebab  kemunduran umat islam  secara ringkas dapat dikemukakkan  sebagai berikut:
1.      Kembunya rasa permusuhan dikalangan umat islam .
2.      Rusaknya ajaran islam , akibat berbagai macam-macam penafsiran yang menyimpang dari esensi ajaran islam
3.      Sikap jumud (beku) yang dialami umat islam yang menyelubungi ketauhidan yang telah diajarkan Rasulullah SAW  dengan kufarat dan faham kesufian
4.       Merosotnya akhlak dan kehormatan diri  semua berlansung tampa rasa takut dan malu.
Dan dalam kenyataan yang ada pada saat ini kita lihat dan rasakan  upaya-upaya yang akan memundurkan umat islam yang dilakukan denga n serius dan sistematis, yaitu diantaranya dengan jalan:
a)      Menjaukan umat islam dari  Al-Quran
b)      Menghancurkan Akhalak umat islam
c)      Memecah belah persatuan dan kesatuan umat islam
d)     Menanamkan kerguan terhadap ajaran islam
e)      Merintangi kemajuan umat islam.

Inilah beberapa factor penyebab bagi kemunduran umat islam yang akibatnya umat islam diremekan dan tidak disegani oleh umat lain, umat islam mendudukki peringkat bawa dan hanya menjadi pengikut, bukan sebagai pemimpin, sehingga mudah sekali dikendalikan dan diombang-ambing, pada giliranya satu sama lain mudah di adu domba. Inilah mengikibatkan umat islam berantakkan dan tidak dapat mengejar ketertinggalan.
    Setelah kita tadi mengemukakan beberapa factor penyebab bagi kemunduran ummat islam, maka dengan segera kita mencari alternative pemecahan sebagai jalan keluar dari kemelut dan kejumudan yang dialami umat islam pada saat ini, sebab kalau tidak, maka umat islam akan berlarut-larut menjadi umat yang mundur dan bercerai berai serta semakin sulit untuk mengejar ketertinggalannya.
   Untuk itu Jmaludin al-afghani telah memberikan beberpa alternative jalan keluar diantaranya sebagai berikut:

1. Memberantas kemiskinan dan kebodohan yang sampai saat ini membelenggu umat islam.
2. Melenyapkan Pengertian-pengertian yang salah yang dianut oleh umat islam pada umumnya.
3. kembali pada ajaran islam yang sebenarnya
4. Hati nurani8 harus disucikan
5. Budi pekerti luhur mesti harus dihidupkan kembali
6. kesediaan berkurban untuk kepentingan umat
 7. berpedoman pada ajaran-ajaran dasar islam, dengan ini umat islam akan bergerak majumencapai kemjuan
8. Mewujudkan kehidupan demokrasi
9.Mewujudkan persatuan umat islam dalam rangka mewujudkan Ukhuwah atau persatuan umat islam, maka islam telah memberikan kerangka landasanya kokoh agar ukhuwah islamiah dapat terjalin dengan baik yaitu ;
Ø  Harus dilandasi Iman dan Takwah
Ø  Didasari rasa Ikhlas karena Allah
Ø   Terikat dalam nilai-nilai islam yang bersumber pada al-Quran dan As-Sunnah
Ø  Saling mengingatkan dan memberi nasehat yang baik
Ø  Setia menjalin kerja sama daklam setiap hal yang mengarah pada kebaikkan .

   Inilah beberapa agenda yang harus digarap oleh umat islam untuk mengejar ketertinggalan yang dialami umat islam. Dengan demikian umat islam akan kembali pada masa kejayaan seperti sediakala dan disegani oleh umat lain.
   Dengan mencermati dan  menyikapi kondisi keritis yang melanda islam dewasa  ini, maka yang harus dicamkan dalam hal ini tidak perlu menyelakan umat lain dan meminta pertanggung jawaban terhadap setagnasi yang lama melanda umat islam harus di timpahkan dan dialamtkan kepada umat islam sendir, yang tidak mau hidup menurut ajaran islam dan berpedoman kepada Al-Quran dan As-Sunnah .
  Umat islam kurang selektif dalam mentransfer ajaran-ajaran budaya yang diluar islam sehingga ajaran-ajaran dan budaya luar islam, ditelan mentah-mentah yang akibatnya umat islam kehilangan jati diri dan berjuang , serta tidak sanggup lagi berkompitisi dan berpacu menghadpai kemajuan jaman.

   Untuk itu tidak ada arternativ lain kecuali secara total kita harus kembali kepada pedoman pokok , yaitu kepada Al-Quran dan As-Sunnah, karena dengan dua pedoman inilah umat islam menjadi umat yang terbaik, terhormat dan teratas.Amin wa allahu a’lam bishawab.