31 Mar 2012

HUKUM WARISAN






Pengertian:
Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan (tirkah)pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak men-jadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.

Sumber hukumnya:
1.   AlQur an surat Al Nisa’ ayat 7-12, 33 dan 176 dan
AlAhzab ayat 4;
2.   Al Hadits;
3.   Pendapat para ulama dan ahli hukum;
4.   Yurisprudensi.

Syarat-syarat menerima waris:
a.    Meninggalnya pewaris secara hakiki atau hukmi;
b.   Hidupnya ahli waris secara hakiki atau hukmi;
c.    Adanya harta waris baik harta bergerak,harta tidak bergerak maupun hak-hak yang akan diperoleh;
d.   Tidak ada mani’(halangan) yang muabbadah /hijab hirman atau hijab nuqshan.

Sebab-sebab menerima waris:
1.      Nasab;
2.      Perkwinan;
3.      Memerdekan budak.
                                                                                  
                                          
Rukun:
1.   Pewaris;
2.   Ahli waris;
3.   Harta waris.

Mani’(halangan) menerima waris :
1.   Berlainan agama;
2.   Murtad;
3.   Memfitnah/membunuh pewaris;
4.   Sama-sama meninggal yang tidak diketahui mana yang lebih dahulu;
5.   Budak;
6.   Adanya hijab /tertutup /terhalang dengan hijab hirman
dan hijab nuqshan.
a.    Kakek (bapak dari bapak ) terhalang oleh bapak
b.   Nenek (ibu dari bapak)terhalang oleh bapak dan ibu.
c.    Nenek ( ibu dari ibu ) terhalang oleh ibu.
d.   Cucu (anak laki-laki/perempuan dari anak laki-laki terhalang oleh anak laki-laki.
e.    Saudara kandung laki-laki/perempuan terhalang
oleh anak laki-laki,cucu laki-laki (anak laki-laki dari laki-laki) dan bapak
f.     Saudara sebapak laki-laki/perempuan terhalang oleh anak-laki,cucu laki-laki,bapak dan saudara kandung laki-laki.
g.   Saudara seibu laki-laki/perempuan terhalang
    oleh anak,cucu,bapak dan kakek.
h.   Anak laki-laki saudara kandung laki-laki terha-
lang oleh anak laki-laki,cucu laki-laki, bapak,ka-
kek,saudara kandung laki-laki dan saudara seba-
pak laki-laki.
i.      Anak laki-laki saudara sebapak laki-laki terha-
lang oleh anak laki-laki,cucu laki-laki,bapak,ka-
kek,saudara sekandung laki-laki,saudara sebapak
laki-laki dan anak laki-laki saudara sekandung
laki-laki.
            j. Paman (saudara laki-laki bapak)sekandung terha-
                lang oleh anak laki-laki, cucu laki-laki,bapak,ka-
                kek,saudara kandung laki-laki,saudara sebapak
                laki-laki,anak laki-laki saudara kandung laki-laki
                dan anak laki-laki saudara sebapak laki-laki.
k.Paman (saudara laki-laki bapak) sebapak terha-
lang oleh anak laki-laki, cucu laki-laki,bapak,ka-
kek, saudara laki-laki sekandung,saudara laki-laki sebapak,anak laki-laki saudara sekandung
laki-laki dan anak laki-laki saudara sebapak laki
laki.
l.         Anak laki-laki paman sekandung terhalang oleh
anak laki-laki,cucu laki-laki,bapak,kakek,sauda-
ra laki-laki sekandung,saudara laki-laki sebapak
anak laki-laki saudara sekandug laki-laki,anak
laki-laki saudara sebapak laki-laki,paman   se-
kandung dan paman sebapak.
m.   Anak laki-laki paman sebapak terhalang oleh
a-l
             n. Mu’tiq (orang yang memerdekakan) terhalang
                 oleh a-m
3
n.      Cucu laki-laki atau perempuan terhalang oleh
2 (dua) anak perempuan.
Ahli waris
a.Laki-laki:
1. Anak laki-laki;
2.Cucu laki-laki (anak laki-laki dari anak laki-laki);
3.Bapak;
4.Kakek;
5.Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak;
7. Saudara laki-laki seibu;
8. Anak laki-laki saudara sekandung;
9. Anak laki-laki saudara sebapak;
10. Paman sekandung;
11. paman sebapak
12. Anak laki-laki paman sekandung/sepupu;
13. Anak laki-laki paman sebapak;
14.Zauj/suami dan
15.Orang laki-laki yang memerdekakan.

b. Ahli waris perempuan:
  1.Anak perempuan ;
  2.Cucu perempuan;
  3.Ibu;
  4. Nenek /ibunya ibu;
  5.Nenek/ibunya bapak;
  6.Saudara perempuan sekandung;
  7.Saudara perempuan sebapak;                      
  8.Saudara perempuan seibu;
  9.Zaujah/isteri dan
10.Mu’tiqah/orang perempuan yang memerdekakan.


c. Dzawul arham.
     Apabila semua ahli waris tersebut ada/masih hidup maka  yang menjadi waris utama adalah :
1.   Anak laki-laki
2.   Anak perempuan;
3.   Bapak;
4.   Ibu dan
5.   Suami/isteri.

                               Besarnya Bagian
a.    Ashabah:
1.   ashabah binafsihi/ashabah dengan sendirinya a-
dalah semua ahli waris laki-laki kecuali suami;
2.   ashabah bighairihi/ashabah sebab orang lain menjadi ashabah adalah anak perempuan de-
ngan anak laki-laki, cucu perempuan dengan cu-
cu laki-laki, saudara perempuan sekandung de-
ngan saudara kandung laki-laki dan saudara pe-
rempuan sebapak dengan saudara sebapak laki
laki;
3.   ashabah ma’alghair/ashabah bersama orang lain
adalah saudara perempuan sekandung /sebapak
bersama anak perempuan atau cucu perempuan.
                                               
b.   Ashabul Furudl:
1.1/8;
2.1/6;  
3.1/4;
4.1/3;
5.1/2;
6.2/3.
Adapun yang memperoleh:
         1. 1/8 adalah isteri apabila suami (almarhum)
              meninggalkan apabila almarhum meninggalkan
              anak atau cucu;
         2. 1/6 adalah :
              a. Bapak apabila yang meninggal meninggalkan
                  anak atau cucu;
              b. Datuk apabila si mati meninggalkan anak atau
                   cucu dan tidak meninggalkan bapak;
              c. Ibu apabila si mati tidak meninggalkan anak a-
                  tau cucu;
              d. nenek (ibunya ibu) apabila si mati tidak     me-
                  ninggalkan  ibu;
              e. nenek (ibunya bapak )apabila almarhum tidak                            
                  meninggalkan bapak dan ibu;                 
              f. cucu perempuan seorang atau lebih apabila ber-
                 sama seorang anak perempuan dan tidak   me-
                 ninggalkan anak laki-laki;
             g. Saudara perempuan sebapak seorang atau lebih
                 bersama seorang saudara perempuan sekandung
                 apabila si mati tidak meniggalkan anak ,cucu,                                                            
                  bapak,saudara laki-laki sekandung /sebapak;
             h. seorang saudara seibu laki-laki atau perempuan
                 apabila si mati tidak meninggalkan   anak,cucu,
                 bapak dan datuk;
       3.  ¼ adalah :
              a .Suami apabila almarhumah meninggalkan anak
                  atau cucu;
              b. Isteri seorang atau lebih apabila suami mening-     
                  galkan anak atau cucu;

      4. 1/3 adalah:
       a. Saudara seibu 2 orang /lebih apabila si mati tidak
           meninggalkan anak,cucu dan bapak atau datuk;
       b.Ibu apabila si mati tidak meninggalkan anak , cu-
          cu,saudara lebih dari seorang dan bapak;
       5.1/2 adalah:    
      a.Seorang anak perempuan apabila tidak ada anak                
             laki-laki;
          b. Seorang cucu perempuan apabila tidak ada anak
              laki-laki, anak perempuan dan cucu laki-laki;
          c. Seorang saudara perempuan sekandung apabila
              tidak ada anak,cucu,bapak,datuk dan saudara la-                                              
             ki-laki sekandung;
          d. Seorang saudara perempuan sebapak apabila  ti-
              dak ada anak,cucu,bapak, saudara sekandung, da
              tuk dan saudara sebapak laki-laki;
          e. Suami apabila isteri tidak punya anak atau cucu.
                                                                          
        6. 2/3 adalah:
            a. 2 0rang /lebih anak perempuan apabila tidak ada
                 anak laki-laki;
        b.2 orang/lebih cucu perempuan apabila tidak ada
            anak dan cucu laki-laki;
        c.2 orang/ lebih saudara perempuan sekandung
       apabila tidak anak,cucu, bapak, datuk dan   sau-
       dara sekandung laki-laki;
       d.2 orang /lebih saudara perempuan sebapak apa-
           bila si mati tidak meninggalkan anak,cucu,bapak,
       datuk, saudara sekandung dan saudara sebapak
       laki-laki.

        c.Dzawul arham (kerabat jauh) :
           1. Anak perempuan dari anak perempuan;
           2. Anak saudara perempuan;
           3. Anak perempuan saudara laki-laki;
          4. Anak perempuan paman;
          5. Paman seibu;
         6. Paman (saudara ibu laki-laki);
         7. Bibi (saudara ibu perempuan);
         8. Saudara bapak perempuan;             
          9.Ibu dari bapak ibu dan
        10. Anak saudara laki-laki.

CONTOH PERHITUNGAN

     A meninggal dunia meninggalkan ahli waris bapak,ibu,
seorang anak laki-laki,2 orang anak perempuan, kakek,nenek, 2 orang saudara perempuan sekandung  dan 2 orang saudara laki-laki sebapak serta ibu mertua,dengan
meninggalkan harta bersama Rp 60.000.000,00
   
     Buatlah bagan/silsilahnya, siapa ahli warisnya dan  be-
   rapa bagian masing-masing!









Jawab:
                            Bagan silsilah


       Kakek                  Nenek


                            Bapak              Ibu                 Ibu Mertua












 


 Sdr Lk    Sdr Lk    Sdr Per   Sdr Per     A           isteri A
                                                             2005           2003                                             
                                                                                                   
         Anak perempuan  anak perempuan  anak laki-laki
                                                     
Penyelesaiannya :
        Warisan ini Munasakhah karena itu perlu penyelesaian sebagai berikut:
1.       Ahli Waris Isteri:
a.        Suami    : 1/4
b.       Ibu Isteri        : 1/6
c.        1 Anak laki-laki dan 2 anak perempuan asshabah bi ghairih
§   Harta waris Isteri : ½ dari harta bersama = ½ x Rp. 60.000.000,00 = Rp. 30.000.000,00
§   Bagian masing-masing =
a. Suami         = ¼ x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 7.500.000,00
b. Ibu Isteri = 1/6 x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 5.000.000,00
c. 1 Anak laki-laki dan 2 anak perempuan asshabah bi ghairih = Rp. 30.000.000,00 – (Rp. 7.500.000,00 + Rp. 5.000.000,00) = Rp. 17.500.000,00
²  1 Anak laki-laki = ½ x Rp. 17.500.000,00 = Rp. 8.750.000,00
²  1  anak perempuan = ¼ x Rp. 17.500.000,00 = Rp. 4.375.000,00
²  1  anak perempuan = ¼ x Rp. 17.500.000,00 = Rp. 4.375.000,00

2.       Ahli waris Suami dan bagiannya :
1. Bapak                             1/6 ;
2. Ibu                                   1/6 ;
3. Seorang anak laki           ashabah ;
4. 2 anak perempuan   ashabah bersama anak laki – laki    dengan ketentuan bagian anak laki-laki 2 x anak perempuan

o    Harta waris suami = Rp. 30.000.000,00 + Rp. 7.500.000,00 = Rp. 37.500.000,00
o    Bagian masing-masing:
1.           Bapak dan ibu yang telah memperoleh ketentuan diberi lebih dulu sehingga untuk
§    Bapak = 1/6 x Rp. 37.500.000,00 = Rp 6.250.000,00
§    Ibu = 1/6 x Rp. 37.500.000,00 = Rp 6.250.000,00
2.           Sedangkan anak laki-laki dan anak perempuan memperoleh sisanya = Rp. 37.500.000,00 – (Rp.  Rp 6.250.000,00 + Rp 6.250.000,00) = Rp. 25.000.000,00
Kemudian sisa tersebut dibagi 2 = Rp. 25.000.000,00: 2 = Rp. 12.500.000
§    Untuk anak l laki-laki orang = Rp. 12.500.000,00 
§    Untuk 1 orang anak perempuan 1/2 x Rp. 12.500.000,00 = Rp. 6.250.000,00 dan
§    Untuk 1 orang anak perempuan 1/2 x Rp. 12.500.000,00 = Rp. 6.250.000,00
                         
Kesimpulan:
1. Ibu mertua                                     = Rp. 5.000.000,00
2. Bapak                                             = Rp. 6.250.000,00
3. Ibu                                                  = Rp. 6.250.000,00
4. 1 Anak laki-laki
      (Rp. 8.750.000,00+Rp. 12.500.000,00)              = Rp.21.250.000,00
3.   1 Anak perempuan
(Rp. 4.375.000,00+Rp. 6.250.000,00)                       = Rp.10.625.000,00
4.   1 Anak perempuan
(Rp. 4.375.000,00+Rp. 6.250.000,00)                       = Rp.10.625.000,00
                                        JUMLAH   =  Rp. 60.000.000,00

by.Muhammad Hadidi Mahasiswa Syariah UMM
                                                                 



                                             




Tidak ada komentar:

Posting Komentar