20 Jan 2012


MSI
METODOLOGI STUDY AGAMA-AGAMA
Dosen Pengampu
Drs. Moh. Nurhakim M.si

Disusun Oleh :
Moh. Hadidi 
    Uswatun hasanah    



Jurusan Syariah
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
                                                                                       
Kata Pengantar

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah MSI dengan judul “ Metode penelitian agam-agama.”. Merupakan salah satu tugas diskusi kelompok mahasiswa matakuliah Metodologi Studi Islam. Dan tidak kalah pentingnya untuk memperluas pengetahuan tentang ilmu perbandingan agama serta lebih mengetahui bagaimana perkembangan, metode pendekatan penelitian agama-agama yang sangat berbeda-beda dari agama yang yang satu dengan agama lainya.
Bahan kajian dalam makalah ini digali dari berbagai sumber mulai dari sumber elektronik maupun sumber tertulis di buku. Materi yang disampaikan dalam makalah ini, kami gali dari sumber-sumber tersebut walaupun banyak perubahan dari penulis dalam memasukkan ide untuk bertujuan untuk menyederhanakan, supaya mudah di pahami dan mengerti khususnya bagi penulis umumnya bagi kita yang membaca.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini. Adapun untuk kesempurnaan makalah ini di masa mendatang, kiranya saran dan pendapat yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula penulis meminta maaf atas kesalahan yang disengaja maupun




              


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
  Agama adalah suatu keseluruhan integral yang dapat dibandingkan dengan suatu makhluk hidup yang berkembang menurut hukum-hukum yang seharusnya dan bersifat pasti. Karena itu agama dapat dinamakan suatu organisme rohani atau organisme sosial dalam aspeknya yang paling lahiriah.
   Sebagaimana yang telah kita ketahui, ilmu  perbandingan agama merupakan ilmu baru yang kelahiranya bersamaan dengan kelahiran ilmu-ilmu sosial modern. Metode yang digunakanpun sebagaimana metode yang digunakan dan di terapkan dalam ilmu-ilmu sosial modern, hal ini juga banyak yang beranggapan bahwa ilmu perbandingan agama tidak mempunyai metode tersendiri dan bahkan ilmu perbandingan agama itu sebenarnya termasuk ilmu sosial modern.
 Dalam hal ini anggapan di atas tidak sepenuhnya benar, baik ditinjau dari segi motodenya maupun dari mengklasifikasinya, metode yang berlaku dalam perbandingan agama, disamping memakai motode ilmu-ilmu sosial modern, juga metode filsafat, dan motode teologis atau metode teks suci, tergantung pada aspek apa yang akan kita teliti, siapa yang meneliti, dan apa tujuan penelitan yang kita maksud, serta  kepentingan apa penelitian yang kita adakan.
2.      Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah perkembangan penelitian Islam dan agama-agama lain?
b.      Bagaimanakah perkembangan studi dalam perbandingan Agama?
c.       Apa metode pendekatan dalam perbandingan Agama?
d.      Bagaimana model penelitian dalam perbandingan Agama?
3.      Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui perkembangan penelitian Islam dan agama-agama lain
b.      Untuk mengetahui perkembangan studi dalam perbandingan Agama
c.       Untuk mengetahui metode pendekatan,dan penelitian dalam perbandingan Agama.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Islam dan Agama-agama Lain
   Untuk lebih memudahkan kita dalam melihat perbedaan antara agama islam dengan agama-agama lain. Maka di bawa ini penulis membuat tabel beberpa agama yang ada di dunia yang yang penganutnyapun sangat banyak sebagai berikut. Bila dipandang dari segi sejarahnya sebagai berikut :
Perihal
Islam
Yahudi
Nasrani/kristen
budha
Hindu
Asal usul nama tuhan
Allah
Langsung dari yudha atau yehuda
Dari nama bangsa (nazaret) dan nama gelar yesus (kristus)
Dari nama tempat gautama
Pendirinya budha hindustan
Konsep tuhan
Tauhid
Asal tauhid berubah jadi faham chauvinisme
Asal tauhid di ubah jadi trinitas
Tidak jelas
Trimurti
Kitab
Al-qur’an
Talmud
Bibel
Tripitakan
Wedda
Status kitab
Asli
Tidak asli
Buatan paulus
Renungan budha
Berisi mantra 2
Nabi
Muhammad
Musa
Isa
Tidak ada
Tidak ada
Status Nabi
manusia
Manusia
Tuhan
Tidak punya nabi
Tidak punya nabi
Pembawa Agama
Muhammad
Musa
Isa
Sidarta gautama
Tidak ada
Penyebar
Sahabat-ulama
Rahib
Paulus-pendeta
Biksu
Pendeta
Sifat Agama
Universal
Eksklusif
Universal
Tidak universal
Tidak universal
Missi
Da’wah
Bukan missi
Missi
Bukan missi
Bukan missi
Perubahan dari asal
Tidak berubah
Berubah
Berubah
Berubah
Berubah

     Agama Islam, sejarah mencatat bahwa ia adalah agama yang diturunkan melalui Nabi yaitu Muhammad Saw. Berdasarkan kitab sucinya yaitu Al-Qur’an yang ditulis dalam bahasa arab. Islam diturunkan bukan untuk satu bangsa saja melainkan untuk seluruh bangsa secara universal. Sedangkan agama lain ada yang hanya diturunkan untuk satu bangsa saja seperti yahudi untuk ras yahudi saja.

B.     Perkembangan Ilmu Perbandingan Agama
   Tidak diragukan lagi kalau ilmu perbandingan agama modern sudah dimulai oleh Max Muller, lebih kurang satu abad yang lampau. Pada tahun 1856 terbit bukunya yang pertama Comparative Mithology, dan pada tahun 1870 menyusul diterbitkan Introduction to the Sience of Religion. Penerbitan buku tersebut diikuti dengan pemberian kuliah yang berjudul Asal-Usul Dan Pertumbuhan Agama Sebagaimana digambarkan dalam Agama-agama India di tahun 1878. Babak awal studi tersebut diwarnai oleh antusias yang sangat kuat, keinginan yang sungguh-sungguh untuk memahami agama yang lain, dan oleh kebutuhan yang bersifat spekulatif.
   Di anatara keanekaragaman bentuk pengalaman keagamaan mitologi memperoleh perhatian yang istimewa.  Karena penelitian bahasa, sejarah, dan filsafat pada masa itu masih campur aduk, sementara teology mulai diabaikan. Istilah-istilah science of religion dimaksudkan untuk menunjukkan pemisahan ilmu baru tersebut dari filsafat agama dan terutama dari theologi. Ada dorongan kuat untuk mulai memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seperti teks-teks suci yang dalam beberapa hal menurut berbagai macam tradisi keagamaan suku, bangsa, dan masyarakat yang berbeda-beda.
  Periode kedua Der Historismus ketika perang dunia pertama meletus terjadi beberapa perubahan penting. Historisisme yang menguasai abad itu, secara berangsur mulai surut meskipun penelitian-penelitian bahasa, sejarah, dan psikologis masih berlanjut dan metode positivistis tetap bertahan di beberapa tempat. Ernst Troeltsch, yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai pembimbing dan tokoh aliran sejarah agama, secara jelas menyinggung masalah tersebut dalam karya utamanya, Der Historismus. Arus sejarah yang melarutkan setiap fenomena tidak dapat memberikan norma-norma bagi kepercayaan dan perbuatan, padahal kehidupan tanpa norma-norma semacam itu dirasakan bukan sebagai kehidupan yang layak.
   ketiga yang telah dikemukakan di atas tak pelak lagi telah banyak terjadi kerja sama internasional di antara kalangan para sarjana Eropa, Asia dan Amerika. Penelitian-penelitian sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama yang dilakukan oleh Jordan, Lehmann, Pinard de la Boullaye, dan yang lebih kemudian oleh Puech, Mensching, Widengren, dan Masson-Oursel telah melihatkan keluasan kerja sama ini. Sarjana-sarjana Asia yang turut berperan serta dalam usaha ini, khusus yang menyandang nama Muslim, Hindu, China dan Jepang patut memperoleh perhatian istimewa di samping nama-nama besar para sarjana Birma, Siam, Pilipina, Negara-negara Arab, Pakistan, Indonesia.
   Lagipula para peneliti Barat sudah mulai menyadari pentingnya dukungan para peneliti lain yang betul-betul dibesarkan dalam tradisi keagamaan non-Kristen, agar benar-benar dapat disimpulkan sebuah peniliaian yang tepat dalam memahami fenomena yang dipelajari. Pada masa positivisme, uraian-uraian yang “Asli” seringkali diacuhkan bahkan diragukan. Hanya cara cermat Barat saja yang dapat diterima. Jelas bahwa keinginan para sarjana Timur untuk mengambil alih cara-cara penelitian Barat yang sistematis itu akan lebih menjanjikan sumbangan-sumbangan yang berharga bagi pengembangan ilmu kita ini.
   Kerja sama ini tetap dipelihara baik melalui sejumlah Konfrensi Internasional sejarah agama. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa suasana politik dan pengaruh Perang Dunia kedua yang besar telah menimbulkan banyak kesulitan untuk mempertahankan standar yang telah dirumuskan dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya dilihat dari segi universitas dan pentingnya topic-topik yang telah dibicarakan.
C.    Pendekatan dan Metode
  Dalam pembahasan dikemukakan bahwa penelitian agama adalah penelitian tentang agama dalam arti ajaran, bilief (sistem kepercayaan) atau sebagai fenomena budaya, dan agama dalam arti keberagaman , perilaku beragama atau sebagai fenomena sosial. Karena itu, diperlukan teori ilmiah yang relevan untuk penelitian agama. Dalam pembahasan ini, teori-teori ilmiah itu digunakan sebagai pendekatan sekaligus sebagai model dalam penelitian agama. Teori ilmiah itu meliputi teologi (ilmu-ilmu keagamaan), sosiologi, antropologi, psikologi, fisologi, sejarah dan filsafat. Pendekatan yang ilmiah yang relevan untuk penelitian agama digambarkan dalam skema pendekatan ilmiah penelitian sosial agama. Dalam prakteknya, sebuah penelitian agama dapat menggunakan satu pendekatan saja atau beberapa pendekatan, baik yang bersifat disipliner, interdisiplin, maupun multidisiplin.
  1. Pendekatan teologis
   Dalam Encyclopaedia of religion and Religions, dikatakan bahwa teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan hubungan-Nya dengan alam semesta, namun seringkali diperluas mencakup seluruh bidang agama. Dengan demikian teologi memiliki pengertian luas dan identik dengan ilmu agama itu sendiri.
   Menurut Darmaputera, teologi selalu bertitik tolak dari sebuah asumsi dasar, bahwa Allah yang kita percayai adalah Allah yang berfirman, Allah yang menyatakan kehendak-Nya, disepanjang masa bagi seluruh umat manusia dimana saja. Firman dan kehendak-Nya itu adalah mengenai kebenaran dan keselamatan serta kesejahteraan menusia bahkan seluruh ciptaan. Firman dan kehendaknya itu berlaku bagi siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Oleh karena itu siapa pun yang mendambakan kebenaran, keselamatan dan kesejahteraan harus sungguh-sungguh memperhatikan dan memberlakukan firman serta kehendak Allah itu. Teologi bertolak dari keyakinan itu dan befungsi untuk mencari serta merumuskan kehendak Allah yang menyelamatkan, mensejahterakan, seta merupakan norma kebenaran itu. Dari mana manusia mampu merumuskan kehendak Allah dan bagaimana agar manusia  mampu beraksi dalam menyelamatkan dan mensejahterakan diri dan sesamannya.
   Pendekatan teologi dalam studi agama adalah pendekatan iman untuk merumuskan kehendak Tuhan berupa wahyu yang disampaikan kepada para nabi-Nya agar kehendak Tuhan itu dapat dipahami secara dinamis dalam konteks ruang dan waktu. Karena itu pendekatan teologis dalam studi agama disebut juga pendekatan normatif  dari ilmu-ilmu agama itu sendiri. Secara umum metode teologis/normative dalam studi agama atau dalam rangka menemukan pemahaman pemikiran keagamaan yang lebih dapat dipertanggung jawabkan secara normatif idealistik.

2.      Pendekatan sosiologis
  Sosiologi agama dirumuskan secara luas sebagai suatu studi tentang interelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk  interaksi yang terjadi antar mereka. Anggapan para sosiolog bahwa dorongan-dorongan, gagasan-gagasan, dan kelembagaan agama mempengaruhi dan sebaliknya juga dipengaruhi oleh kekuatan kekuatan sosial adalah tepat.
    Jadi seseorang sosiolog agama bertugas menyelidiki bagaimana tata cara masyarakat, kebudayaan dan pribadi-pribadi mempengaruhi agama sebagaimana agama itu sendiri mempengaruhi mereka. Kelompok-kelompok yang berpengaruh terhadap agama, fungsi-fungsi ibadat untuk masyarakat, tipologi dari lembaga-lembaga keagamaan dan tanggapan-tanggapan agama terhadap tata duniawi, interaksi langsung dan tidak langsung antara sistem-sistem religius dan masyarakat, dan sebagainya termasuk bidang penelitian sosiologi agama.
3.      Pendekatan Antropologi
   Sosiologi dalam sejarahnya digunakan untuk mengkaji masyarakat modern, sementara antropologi mengkhususkan diri terhadap masyarakat primitif. Antropologi sosial agama berkaitan dengan soal-soal upacara, kepercayaan tindakan dan kebiasaan yang tetap dalam masyarakat sebelum mengenal tulisan yang menunjuk pada apa yang dianggap suci dan supranatural. Sekarang terdapat kecenderungan antropologi tidak hanya digunakan untuk meneliti masyarakat primitif, melainkan juga masyarakat yang komplek dan maju menganalisis simbolisme dalam agama dan mitos, serta mencoba mengembangkan metode baru yang lebih tepat untuk studi agama dan mitos. Antropologi agama memandang agama sebagai fenomena kultural dalam pengungkapannya yang beragam, khususnya tentang kebiasaan, peribadatan dan kepercayaan dalam hubungan-hubungan sosial.
            Dalam melakukan pendekatan yang menjadi penelitian dengan pendekatan antropologi agama secara umum adalah mengkaji agama sebagai ungkapan kebutuhan makhluk budaya yang meliputi:
1)    Pola-pola keberagamaan manusia dari perilaku bentuk-bentuk agama primitif yang mengedepankan magic, mitos, animisme, totenisme, paganisme pemujaan terhadap roh, dan polyteisme, sampai pola keberagamaan masyarakat industri yang mengedepankan rasionalitas dan keyakinan monoteisme.
2)    Agama dan pengungkapannya dalam bentuk mitos, simbol-simbol, ritus, tarian ritual, upacara pengorbanan, semedi, selamatan.
3)     Pengalaman religius, yang meliputi meditasi, doa mistisisme, sufisme.dll

4.      Pendekatan Psikologi
     Psikologi agama adalah studi mengenai aspek psikologis dari perilaku beragama, baik sebagai individu (aspek individuo-psikologis) maupun secara berkelompok atau anggota-anggota dari suatu kelompok (aspek sosio-psikologis). Aspek psikologis dari perilaku beragama berupa pengalaman religius, seperti:
1)     Ketika seseorang berada dalam puncak spiritual, seperti Mi’rajnya Nabi menghadap sang Kholiq, atau ketika seseorang Muslim khusyu’ dalam sholatnya, atau orang kristiani dalam doa dan nyanyian.
2)     Ketika seseorang menerima wahyu/ ilham atau mendengarkan suara hati, ketika berkomunikasi dengan sang  Kholiq, yang ilahi dan supranatural.
5.  Pendekatan Sejarah
            Sejarah agama, secara ekstrem dapat dikatakan agama dan keberagamaan adalah produk sejarah. Al-qur’an sebagian besar berisi sejarah dan ilmu-ilmu keislaman. Peradaban islam berkembang sedemikian rupa dalam konteks sejarah. Karena itu tepat apabila dikatakan bahwa sejarah bagaikan mata air yang tidak akan pernah kering untuk diambil manfaatnya. Sejarah Islam merupakan bagian dari ilmu-ilmu keislaman yang amat penting diajarkan dilembaga-lembaga pendidikan Islam.
            Berikut beberapa fokus penelitian agama dengan menggunakan pendekatan sejarah:
1)     Penelitian sejarah tentang tokoh berpengaruh dalam suatu agama atau gerakan keagamaan. Penelitian model ini besa berupa otobiografinya, pemikirannya, tindakan-tindakannya,, pergumulan hidupnya.
2)     Penelitian sejarah mengenai naskah atau buku. Penelitian model ini menekankan pada substansi naskah atau buku untuk dianalisis, baik analisis kritis, perbandingan, maupun analisis sekedar eksplorasi.
3)     Penelitian sejarah mengenai suatu konsep sepanjang sejarah penelitian model ini bisa berupa salah satu naskah, kitab suci atau perkembangan pemikiran dari waktu ke waktu.
4)   Penelitian arsip, yaitu penelitian tentang sejarah, baik individu, kelompok, organisasi, masyarakat maupun bangsa dengan melihat arsip-arsip resmi. Penelitian model ini banyak dilakukan oleh Snouk Hurgronye tentang aceh maupun Islam di Indonesia.
            Demikian rekonstruksi gejala sosial keagamaan dengan menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial. Sebaliknya, gejala sosial keagamaaan dapat dijelaskan dengan pendekatan sejarah. Perlu ju ga disampaikan bahwa berbagai disiplin ilmu sosial-politik seperti politik, sosiologi, ekonomi, dan antropologi dapat melakukan penelitian dengan pendekatan sejarah. Artinya, mereka berusaha membuktikan teori (secara deduktif) atau menemukan teori (secara induktif) dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sejarah.

D.    Model Penelitian

Menurut ahli perbandingan agama Asal indonesia A. Mukti Ali, apabila kita ingin memahami sebuah agama maka kita harus mengidentifikasi lima aspek yaitu konsep ketuhanan, pembawa agama atau  Nabi,  kitab suci, sejarah agama, dan tokoh-tokoh terkemuka agama tersebut.
Model penelitian serta klasifikasi metode penelitian dapat dibedakan berdasarkan tujuan penelitian, jenis data yang dikumpulkan, serta sumber data. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian dapat dibedakan menjadi: (a) eksploratif, (b) deskriptif, (c) historis, (d) kerelasional, (e) eksperimen, (f) kuasi-eksperimen. Berdasarkan sumber data, penelitian dapat dibedakan menjadi (a) penelitian lapangan dan (b) penelitian kepustakaan. Selain itu, penelitian dapat dibedakan menurut jenis data dan kepustakaan. Selain itu penelitian dapat dibedakan menurut jenis data dan proses penelitian menjadi (a) penelitian kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif.
1.      Metode Penelitian Eksploratif
  Penelitian eksploratif dapat digunakan untuk mengamati gejala keagamaan yang sedang terjadi, atau gejala keagaman yang terjadi di maasa lalu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian eksploratif, dapat dikembangkan berbagai penelitian lain, seperti penelitian histories, deskriptif, kerelasional dan eksperimen. Karena itu, penelitian eksploratif sering disebut penelitian pendahuluan.
2.      Metode Penelitian Sejarah
  Bila gejala keagamaan terjadi dimasa lampau dan peneliti berminat mengetahuinya, maka peneliti dapat melakukan penelitian sejarah yakni melakukan rekonstruksi terhadap fenomena masa lampau baik gejala keagamaan yang terkait dengan masalah politik, sosial, ekonomi dan budaya. Bagaimana peran pesantren dan kiyai dalam melakukan perlawanan terhadap tentara belanda dalam agresi militer kedua (tahun 1984)?. Sejarah ini belum terlalu lama berlalu sehingga masih banyak saksi hidup. Karena itu, untuk merekonstruksinya, peneliti dapat melakukan wawancara mendalam dengan pelaku sejarah dan saksi hidup. Juga dapat melakukan telaah kepustakaan, seperti Koran, majalah, arsip, dokumen-dokumen pribadi dan lain sebagainya.
3.      Metode Penelitian Deskriptif
    Penelitian deskriptif ialah sebuah penelitian yang bertujuan menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dalam penelitian agama, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala keagamaan. Penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian eksploratif, penelitian eksploratif belum memiliki variabel yang menjadi fokus pengamatan, karena peneliti belum banyak memperoleh informasi tentang gejala keagamaan tersebut. Sedangkan penelitian deskriptif sudah memiliki variabel yang menjadi fokus pengamatan. Dalam penelitian deskriptif variabel yang menjadi fokus pengamatan boleh lebih dari satu, sesuai minat peneliti.
            Dari model-model penelitian keagamaan diatas muncul pertanyaan bagi kita semua, apakah dari model-model penelitian keagamaan diatas bisa bermanfaat bagi agama islam? Atau justru dapat mengkaburkan agama islam itu sendiri? Sebuah pertanyaan yang patut kita renungkan bersama.
4.      Metode Penelitian Korelasional
     Penelitian korelasional ialah penelitian yang berusaha menghubungkan atau mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Karena itu, dalam penelitian korelasional dikenal adanya variabel bebas (variabel yang diduga mempengaruhi variabel lain) dan variabel terikat (variabel yang diduga dipengaruhi oleh variabel bebas). Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat dibuktikan dengan data lapangan (baik secara kualitatif maupun kuantitatif) dan data hasil studi kepustakaan ,atau gabungan antara studi lapagnan dengan hasil studi kepustakaan. Contohnya: Hubungan pendidikan agama denga ketaatan beragama buruh pabrik di wilayah serang dan cilegon, Banten.
5.      Metode Penelitian Eksperimen (Fenomena)
            Suatu fenomena dalam kehidupan sosial keagamaan seringkali terjadi bukan disebabkan oleh satu variabel melainkan akibat dari berbagai variabel secara simultan. Penelitian korelasional hanya menelaah salah satu atau beberapa variabel bagi terjadinya suatu fenomena sosial. variabel-variabel itu dipilih berdasarkan telaahan logis atau berdasarkan teori tertentu. Penelitan tersebut akan membuktikan sejauh mana variabel yang dipilih memiliki hubungan dengan terjadinya suatu fenomena sosial keagamaan; atau sejauh mana variabel-variabel tersebut memberi pegnaruh bagi terjadinya fenomena keagamaan tertentu.



Daftar Pustaka
________  Drs. Atang Abd. Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, cet. Kesepuluh, hal. 55.

________  Didin Saefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005, cet.I, hal. 118.

_________A. Mukti Ali, metode memahami agama islam, Jakarta: Bulan bintang, 1991, hal. 37-38.

__________Abdullah, Taufik (ed),Metodologi penelitian Agama, Sebuah Pengantar,( Yogyakarta), Tiara Wacana 1989.

___________ W.W. W. HTML ,  Blog Spot com, Perkembangangan ilmu perbandingan agama, Oleh : Baiq Hasna Putro.

____________Romdon, Drs.MA, “Metodologi Ilmu Perbandingan Agama”  Jakarta. PT. Raja Grafika Persada,1996.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar