20 Jan 2012


Kiat Manghadapi Musibah
OlehMohdHadidi
   Musibahmerupakanbagiantakterpisahkandarihidupkita. Silihbergantidatang, bagaikansapuankuaswarna-warni yang mengisilukisankehidupan. Begitulahadanyamusibah, danbegitulahsunnatullah yang berlaku, sebagaimana yang dinyatakandalamfirman-Nya:
''Sungguh, Kami pasti akan mengujimu dengan sebagian dari rasa takut, lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan..''(Al-Baqarah:155).


Musibahmerupakanbagiantakterpisahkandarihidupkita. Silihbergantidatang, bagaikansapuankuaswarna-warni yang mengisilukisankehidupan. Begitulahadanyamusibah, danbegitulahsunnatullah yang berlaku, sebagaimana yang dinyatakandalamfirman-Nya:
''Sungguh, Kami pastiakanmengujimudengansebagiandari rasa takut, lapar, sertakekuranganharta, jiwa, danbuah-buahan..''(Al-Baqarah:155).

Namun, bukanlahsikap yang bijakjikakitamenyikapisetiapmusibah yang datangdengancara-carajahiliyah, menangismeraung-raung, memakidiridan orang lain, ataubahkansumpahserapah yang taksopandantakperlu. Sebab, semuaitutidakakanmengurangikadarmusibah, danjustrumenambahberatbebanperasaankitasendiri. Apalagijikadisertai 'tuduhan' danpersangkaanburukterhadapkehendak Allah.

Musibahjugakerap kali membuatseseorangbegitufrustasi, seakanduniasudahberakhir, dantakjarangberakhirdenganusahabunuhdiri, waliyadzubillah.Stresdandepresi yang melanda, jikatakdiiringibentengiman yang kokoh, memangbisamelahirkanatraksibunuhdiri. Beberapaartisbarat, yang notabeneberlimpahmateri, berakhirmengenaskansepertiini.

Sebagaiseorangmuslimah, yang merupakantamantarbiyahbagigenerasipenerus, sikapsepertiitutentunyaperludibuangjauh-jauhdarikamuskehidupan. Maka, sabarmenjadiperisai yang ampuhketikamenghadapimusibah. Allah subhanahuwata'alaberfirman:

''...Dan berikanlahberitagembirakepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabiladitimpamusibah, merekamengucapkan, 'Inna lillahiwainnailaihiraji'un' (Sesungguhnyakitamilik Allah dansesungguhnyakepada-Nyakitakembali). Merekaitulah yang rnmendapatkeberkahan yang sempurnadanrahmatdariRabbmereka, danmerekaitulah orang-orang yang mendapatpetunjuk'' (Al-Baqarah: 155-157)

IbnulQoyyim Al-Jauziyah, seorangulama yang karya-karyanyabanyakberbicaramasalahhati, membahaslebihjauhterapipenghilangdukalaradalambukubeliau. Bukurnyangolehpenerbitdanpenerjemahnyadiberijudul'MeredamDukaSaatMenghadapiMusibah' inibanyakmemberikankiatdanterapi agar kitaterhiburdantidaklarutdalamkesedihan yang panjang.

Hal pertama yang patutkitasadari, sebagaiterapi yang paling mujarab, adalahbahwakitaadalahmilik Allah danakankembalikepada Allah, sebagaimana yang ditunjukkandalamayat di atas. Keyakinantersebutmempunyaiduaprinsipagung, yang jikaseoranghambabenar-benarmemahamikeduaprinsiptersebut, makaiaakanterhiburdarimusibah yang menimpanya. IbnulQoyyimmenjabarkanduaprinsiptersebutsebagaiberikut,

Pertama,bahwaseoranghambabesertakeluargadanhartanyabenar-benarmerupakanmilik Allah subhanahuwata'ala. Milik Allah itutelahdiserahkankepadahambasebagaipinjaman, makajika Allah mengambilkembalipinjamanitudarinya, kedudukannyasepertipemberipinjaman yang mengambilbarang yang dipinjam. Keluargadanhartanyaituselaluberada di antaraduaketiadaan, yaituketiadaansebelumnyadanketiadaansesudahnya. Kepemilikanhambaterhadapnyahanyalahkesenangan yang dipinjamkandalamjangkawaktusementara. Hambabukanlah yang mengadakannyadariketiadaan, sehinggatidakbisamenjadipemiliknyasecarahakiki. Hambajugatidakbisamenjaganyadariberbagaibencanasetelahiaada. Jugatidakbisamengekalkankeberadaannya.

Jadi, seoranghambasamasekalitidakmemilikipengaruhterhadapnya, tidakmemilikisecarahakiki. Bahkan, iahanyadapatmenggunakannyadalambataswewenangsepertiseorangbudak yang diperintahdandilarang, bukansesukahatinyasepertiwewenangseorangpemilik. Karenaitu, seoranghambatidakbolehmelakukantindakanterhadapnyakecualisesuaidenganperintahPemilik yang hakiki.

Kedua,tempatkembaliseoranghambaadalah Allah, tuannya yang sejati. Iapastimeninggalkandunia di belakangnyadanmenghadapkepadaRabbnyaseorangdiri, sebagaimanaketikapertama kali iadiciptakan-Nya, tanpaditemaniolehkeluarga, harta, ataukerabat, melainkanhanyaditemaniolehamalkebajikandanamalkejahatan. Bilademikianasalmuasalseoranghamba, apa yang ditinggalkannyadanakhirhidupnya, bagaimanaiabisabergembiradengansesuatu yang adaatauberdukaatassesuatu yang tiada? Jadi, berpikirtentangasalmuasaldanakhirkehidupan, merupakanterapi paling mujarabterhadappenyakitini.

Pemahamanlain yang perlukitayakiniadalahbahwaapa pun yang ditakdirkanmenimpakita, tidakmungkinuntukdihindari, sebaliknyaapa pun yang tidakditakdirkanterluputdarikita, tidakmungkinmenimpakita. Allah subhanahuwata'alaberfirman:

''Tiadasuatubencana pun yang menimpa di bumidan (tidak pula) padadirimusendirimelainkantelahtertulisdalamkitab (LauhMahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikianituadalahmudahmudahbagi Allah. (Kami jelaskan yang demikianitu) supayakamujanganberdukacitaterhadapapa yang luputdarikamu, dansupayakamujanganterlalugembiraterhadapapa yang diberikan-Nyakepadamu. Dan Allah tidakmenyukaisetiap orang yang sombonglagimembanggakandiri.''
(Al-Hadid: 22-23).

Beliau, IbnulQoyyim, jugamemberikanterapidankiatlainnyauntukmeringankandanmenghilangkandukaakibatmusibah yang menimpa. BeliaujugamengetengahkanteladanRasulullahdalammenghadapikesulitan, kecemasan, dankesedihan.

Kapasitaspenulisnya, membuatukhtitidakperluragulagiuntukmemilikiatau paling tidakmembacabuku yang diterbitkanolehPenerbit Al-Qawamsetebal 92 halamanini. Bukuinicukup tipis, dandapatdibawaketikaukhtibepergian, tentusajauntukdibaca, direnungkan, danterutamadiamalkanisinya.

Semogabermanfaat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar