5 Feb 2012

 
Muhammad Hadidi
Mahasiswa Syariah 
Universitas Muhammadiyah Malang 

A.Pengertian
Ilmu mantiq berasal dari bahasa yunani yang kemudian disebut juga ilmu Logika. Disebut juga ilmu dari segala ilmu (Mi’yarul Ulum), ilmu timbangan dan ukuran dari segala ilmu (ilmu Al-mizan)

B. Manfaat
Agar dapat terdidik berfikir secara sistematis,kritis dan analistis sehingga pengetahuannya terhindar dari kesalahan.Imam Alghazali berkata : ”sesungguhnya orang yang tidak menguasai ilmu mantiq,maka tidak dapat dipertanggungjawabkan pengetahuannya.

C. Hukum mandalami ilmu mantiq
Ada tiga pendapat :
Tidak boleh (haram), imam taqiyyudin ibnu amr, usman bin ash-shalah (1181-1243 M) dan imam abu zakaryya yahya bin syaraf an-nawawi ( 1233-1277 M ).
Boleh (dianjurkan),oleh sekelompok ulama diantaranya imam alghazali (1059-1111 M ), at-thibrizi (wafat 1109 M ,ibnu bajah (1100-1138 M),al-asmawi (1198-1283M), as-samarqandhi (wafat 1291M), dan al-abhari (wafat 1296M).
Boleh bagi orang yang fikirannya telah sempurna dan benar-benar memahami hadits nabi,ayat-ayat Al-qur’an dan mengetahui aqidah-aqidah yang benar dan tidak.

D. Macam-macam ilmu manusia
Ilmu itu ada 2 bagian :
Ilmu Qodim (dahulu), yaitu ilmu Allah SWT.
Ilmu Hadits (baru), Ilmu yang dimiliki oleh mahluk.
Ilmu menurut ahli mantiq ialah hal mengetahui sesuatu yang majhul secara yaqin atau dzzan (dugaan), sesuai kenyataan atau tidak.
Sebenarnya ilmu dan pengetahuan tidaklah berbeda dalam jenisnya, melainkan dalam tarafnya. Ilmu lebih dirumuskan, lebih tersusun baik dan lebih tepat dari pada pengetahuan. cobalah perhatikan uraian di bawah ini :
Ilmu adalah suatu susunan pengetahuan secara sistematis yang mempersoalkan bagian tertentu dari alam semesta (mahluk).

Pembagian ilmu :
Tasawwur (konsepsi), yaitu memahami atau mengetahui hakekat-hakekat arti dari lafadz yang mufrad (tunggal) tanpa embel-embel apapun seperti pemahaman terhadap arti lafadz manusia, rumah, pohon dan burung.
Tasdiq (persepsi), yaitu memahami atau mengetahui kenyatan kenisbatan, dan atau tidak ada kenyataan itu, seperti pemahaman bahwa air laut asin, langit tidak di bawah kita.
Untuk dapat sampai pada Tasdiq (memahami nisbat) harus lebih dahulu Tashawwur (memahami arti mufrad) jadi tasawwur harus ditemukan terlebih dahulu. Pemahaman terhadap tasawwur ini sebagai dasar pemahaman terhadap tashdiq jika pemahaman terhadap lafadz (tasawwur) benar, maka pemahaman (temuan pikiran) terhadap tasdiq juga benar atau mendekati benar.
Kalimat zaid berdiri mengandung empat tasawwur, yaitu
1.      gambaran pikiran (tasawwur) mengenai zaid,
2.      gambaran pikiran (tasawwur) tentang berdiri,
3.      gambaran pikiran mengenai nisbah (hubungan) antara zaid dan berdiri
4.      kemudian yang terakhir gambaran pikiran mangenai wujud atau terjadinya nisbah, (gambaran pikiran yang terakhir ini dinamakan Tashdiq).

Pembagian tasawwur
a.      Tasawwur nazhari, seperti gambaran pikiran tentang hakekat, listrik, ruh, radio, telepon atau televisi. Hakekat benda-benda tersebut dapat dipahami setelah berpikir panjang dan mendalam.
b.      Tasawwur dhahuri, seperti gambaran pikiran terhadap arti lapar, haus, dingin atau panas.

Pembagian Tasdiq
a.      Tasdiq nazhari, seperti alam raya adalah baru (makhluk) dan orang mati akan dibangkitkan kembali dari kuburnya, hal seperti itu tidak dapat dipahami kecuali dengan kajian dan pemikiran yang mendalam.
b.      Tasdiq dhahuri, Seperti benda tidak mungkin ada dalam dua tempat dalam waktu yang sama, dan satu adalah setengah dari dua.

E. Definisi dan hujjah.
Qoul syarih maksudnya adalah definisi, menurut ahli mantiq ialah lafadz yang memberikan pemahaman tentang makna lafadz atau mufrad.
Hujjah Maksudnya adalah kiyas (silogisme) menurut ahli mantiq adalah lafadz yang memberi pengertian (kepahaman) pada tasdiq. Contoh ungkapan alam raya ini berubah-rubah dan setiap yang berubah-rubah adalah mahluk, ungkapan ini mengantarkan pada kesimpulan alam raya adalah mahluk.

F. Macam-macam dalalah (tanda)
Sesuatu yang dapat menunjukkan suatu pengertian. Dalalah ada dua macam, yaitu :
1. Dalalah lafdiyah, ialah tanda yang berupa bentuk kata. Misalnya rumah, menunjukkan bangunan tempat tinggal yang terdiri dari dinding (papan atau tembok),tiang, atap, pintu, dan lainnya.
Dalalah lafdiyah dibagi dua :
a. Thabiiyah, yaitu tanda yang bersifat pembawaan, seperti suara ”Aduh” (rintihan) menunjukkan sakit.
b. Aqliyah, yaitu tanda yang berdasarkan akal, seperti; suara dalam ruangan menunjukkan ada orang di dalamnya.
c. Wadh’iyyah,yaitu tanda yang berdasarkan penetapan istilah, seperti kata yang menunjukkan arti yang ditetapkan bagi kata-kata itu dalam bahasa, seperti; Es teh menunjukkan minuman teh yang diberi es, es jeruk menunjukkan minuman air perasan jeruk yang diberi es.

2. Dalalah Ghoiru lafdiyah, ialah tanda yang bukan berbentuk kata, misalnya: merah muda, menunjukkan malu.
a. Thabiiyah, yaitu tanda yang bersifat pembawaan, seperti merah muda menunjukkan malu.
b. Aqliyah, yaitu tanda yang berdasarkan akal, seperti; perubahan tatanan barang-barang di kamar menunjukkan adanya orang yang masuk ke dalamnya dan mengadakan perubahan itu.
c. Wadh’iyyah,yaitu tanda yang berupa penetapan, seperti bendera setengah tiang menandakan berkabung.

G. Macam-macam dalalah wadhiyyah
Di dalam ilmu mantiq dalalah lafzhiyyah wadh’iyyah ada tiga macam, yaitu:
1.      dalalah muthabaqoh (denotasi lengkap), yaitu apabila maknanya seluruhnya selaras dengan arti lengkap (utuh)nya. Seperti makna sapi pada kalimat ”saya membeli sapi” yang dimaksud sapi disini keseluruhan sapi secara makna dan arti.
2.      dalalah tadhammum (denotasi implikatif),yaitu apabila makna yang dimaksudkan hanya sebagian saja dari arti penuhnya, seperti makna kata sapi dalam kalimat ”saya memukul sapi” yang dimaksud sapi disini hanyalah sebagian tubuh sapi.
3.      dalalah Iltizam (denotasi Inhern),yaitu apabila makna yang dimaksudkan adalah pengertian lain, tetapi pengertian lain itu merupakan hal lazim yang ada pada kata tersebut, seperti makna kata sapi dalam kalimat ”saya menarik sapi” pengertian sapi disini bukan bagian dari makna sapi sama sekali, sapi dalam kalimat disini pengertiannya adalah tali yang merupakan kelaziman bagi sapi peliharaan. ( Disjaikan pada pata kuliah mantiq Semister II jurusan Syaria FAI &UMM)by.Adid.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar