21 Jan 2012


BELAJAR TAFSIR YAUK
Surata An Nashar & Surat Al Lahab
Oleh
Muhammad Hadidi
Mahasiswa Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang



1.      Tafsir Surat An Nashar (Dalam Tafsir Al Azhar Karya Ibnu Katsir)
حتفلاوهللارصنءاجاذإ
   Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan Kemenangan.

هللانيديفنولخديسانلاتيأرواجاوفأ
    Artinya: Dan engkau lihat manusia masuk ke dalam Agama Allah dalam keadaan berbondong-bondong.

اباوتناكهنإهرفغتساوك:بردمحبحبسف
   Artinya: Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah sangat Pemberi Taubat.

Ayat Pertama: Apabila telah datang pertolongan Allah." (pangkal ayat 1). Terhadap kepada agamaNya yang benar itu, dan kian lama kian terbuka mata manusia akan kebenarannya; "Dan Kemenangan." (ujung ayat 1). Yaitu telah terbuka negeri Makkah yang selama ini tertutup. Dan menang Nabi s.a.w. ketika memasuki kota itu bersama 10,000 tentara Muslimin, sehingga penduduknya takluk tidak dapat melawan lagi. Kedaulatan berhala yang selama ini mereka pertahankan dengan sebab masuknya tentara Islam itu dengan sendirinya telah runtuh.Berhala-berhala itu telah dipecahi dan dihancurkan.Ka'bah dan sekelilingnya telah bersih daripada berhala.Dan yang berkuasa ialah Islam.

 Ayat kedua : Dan engkau lihat manusia masuk ke dalam Agama Allah dalam keadaan berbondong-bondong." (ayat 2).Artinya bahwa manusia pun datanglah berduyun-duyun, berbondong-bondong dari seluruh penjuru Tanah Arab, dari berbagai persukuan dan kabilah.
Mereka datang menghadap Nabi s.a.w. menyatakan diri mereka mulai saat itu mengakui Agama Islam, mengucapkan bahwa memang; "Tidak ada Tuhan, melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah."Dengan demikian bertukar keadaan.Agama yang dahulunya berjalan dengan sempit, menghadapi berbagai rintangan dan sikap permusuhan, sejak kemenangan menaklukkan Makkah itu orang datang berbondong menyatakan diri menjadi penganutnya.


 Ayat Ketiga: Kalau sudah demikian halnya; "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu." (pangkal ayat 3). Arti bertasbih ialah mengakui kebesaran dan kesucian Tuhan, dan bahwa semuanya itu tidaklah akan terjadi kalau bukan kurnia Tuhan. Dan tidaklah semuanya itu karena tenaga manusia atau tenaga siapa pun didalam alam ini, melainkan semata-mata kurnia Allah.Sebab itu hendaklah iringi ucapan tasbih itu dengan ucapan puji-pujian yang tiada putus-putus terhadapNya, bahkan; "Dan mohon ampunlah kepadaNya."Ini penting sekali. Karena selama berjuang, baik 13 tahun masa di Makkah sebelum hijrah, ataupun yang 8 tahun di Madinah sebelum menaklukkan, kerapkalilah engkau atau pengikut-pengikut engkau yang setia itu berkecil hati, ragu-ragu, kurang yakin, meskipun tidak dinyatakan; karena sudah begitu hebatnya penderitaan, namun pertolongan Tuhan belum juga datang.

   Hal ini pernah juga dinyatakan Tuhan di dalam janjiNya (Surat 2, al-Baqarah: 214); yangartinya apakah kamu sangka bahwa kamu akan masuk ke syurga, padahal belum datang kepada kamu seperti yang datang kepada yang sebelum kamu; mereka itu dikenai oleh kesusahan (harta-benda) dan kecelakaan (pada badan diri) dan digoncangkan mereka (oleh ancaman-ancaman musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman besertanya; bilakah akan datang pertolongan Allah itu?" - "Ketahuilah bahwa pertolongan Allah itu telah dekat."

Sampai Rasul sendiri dan sampai orang-orang yang beriman yang mengeliliginya telah bertanya bila lagi kami akan ditolong, padahal kesengsaraan telah sampai ke puncak, tidak terderitakan lagi, mohon ampunlah kepada Allah atas perasaan-perasaan yang demikian, agar rasa hati itu bersih kembali, dan kasih dengan Tuhan bertaut lebih mesra daripada yang dahulu dan taubat daripada kegoncangan fikiran dan keragu-raguan yang mendatang dalam hati ialah dengan menyempurnakan kepercayaan kepada Tuhan; "Sesungguhnya Dia adalah sangat Pemberi Taubat." (ujung ayat 3). Karena Dia adalah Tuhan, Dia adalah Kasih dan Sayang akan hamba-Nya, dan Dia adalah mendidik, melatih jiwa-raga hambaNya agar kuat menghadapi warna-warni percobaan hidup di dalam mendekatiNya.

Seakan-akan berfirmanlah Tuhan: "Bila pertolongan telah datang dan kemenangan telah dicapai, dan orang telah menerima agama ini dengan tangan dan hati terbuka, maka rasa sedih telah sirna dan rasa takut telah habis. Yang ada setelah itu adalah rasa gembira, sukacita dan syukur.Hendaklah diisi kegembiraan itu dengan tasbih dan tahmid puji dan syukur, tabah kuatkan hati mendekatinya.Jangan takabbur dan jangan lupa diri.


Tafsir Surat Al Lahab (Dalam Tafsir Al Azhar Karya Ibnu Katsir)
بتوبهليبأاديبتت
Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah dia

بسكاموهلامهنعىنغأام
Artinya: Tidaklah memberi faedah kepadanya hartanya dan tidak apa yang diusahakannya

بهلتاذارانىلصيس
Artinya: Akan masuklah dia ke dalam api yang bernyala-nyala.

بطحلاةلامحهتأرماو
Artinya: Dan isterinya; pembawa kayu bakar.

دسمنملبحاهديجيف
Artinya: Yang di lehernya ada tali dari sabut.


Ayat Pertama: Binasalah kedua tangan Abu Lahab." (pangkal ayat 1). Diambil kata ungkapan kedua tangan di dalam bahasa Arab, yang berarti bahwa kedua tangannya yang bekerja dan berusaha akan binasa. Orang berusaha dengan kedua tangan, maka kedua tangan itu akan binasa, artinya usahanya akan gagal; ' Watabb!"– "Dan binasalah dia."(ujung ayat 1). Bukan saja usaha kedua belah tangannya yang akan gagal, bahkan dirinya sendiri, rohani dan jasmaninya pun akan binasa. Apa yang direncanakannya di dalam menghalangi da'wah Nabi s.a.w. tidaklah ada yang akan berhasil, malahan gagal.

Menurut riwayat tambahan dari al-Humaidi; "Setelah isteri Abu Lahab mendengar ayat al-Quran yang turun menyebut nama mesjid. Beliau s.a.w. di waktu itu memang ada dalam mesjid di dekat Ka'bah dan di sisinya duduk Abu Bakar r.a. Dan di tangan perempuan itu ada sebuah batu sebesar segenggaman tangannya. Maka berhentilah dia di hadapan Nabi yang sedang duduk bersama Abu Bakar itu.
Tetapi yang kelihatan olehnya hanya Abu Bakar saja.Nabi s.a.w. sendiri yang duduk di situ tidak kelihatan olehnya. Lalu dia berkata kepada Abu Bakar: "Hai Abu Bakar, telah sampai kepada saya beritanya, bahwa kawanmu itu mengejekkan saya. Demi Allah! Kalau saya bertemu dia, akan saya tampar mulutnya dengan batu ini."
Sesudah berkata begitu dia pun pergi dengan marahnya.
Maka berkatalah Abu Bakar kepada Nabi s.a.w. "Apakah tidak engkau lihat bahwa dia melihat engkau?" Nabi menjawab: "Dia ada menghadapkan matanya kepadaku, tetapi dia tidak melihatku. Allah menutupkan penglihatannya atasku."

Ayat Kedua: Tidaklah memberi faedah kepadanya hartanya dan tidak apa yang diusahakannya." (ayat 2).Dia akan berusaha menghabiskan harta-bendanya buat menghalangi perjalanan anak saudaranya, hartanyalah yang akan licin tandas, namun hartanya itu tidaklah akan menolongnya. Perbuatannya itu adalah percuma belaka. Segala usahanya akan gagal.

Menurut riwayat dari Rabi'ah bin 'Ubbad ad-Dailiy, yang dirawikan oleh al-Imam Ahmad; "Aku pernah melihat Rasulullah s.a.w. di zaman masih jahiliyah itu berseru-seru di Pasar Dzil Majaz; "Hai sekalian manusia!Katakanlah "La Ilaha lllallah," (Tidak ada Tuhan melainkan Allah), niscaya kamu sekalian akan beroleh kemenangan."Orangbanyak berkumpul mendengarkan dia berseru-seru itu.

Tetapi di belakangnya datang pula seorang laki-laki, mukanya cakap pantas.Dia berkata pula dengan kerasnya; "Jangan kalian dengarkan dia. Dia telah khianat kepada agama nenek-moyangnya, dia adalah seorang pendusta!" Ke mana Nabi s.a.w. pergi, ke sana pula diturutkannya. Orang itu ialah pamannya sendiri, Abu Lahab.
Menurut riwayat dari Abdurrahman bin Kisan, kalau ada utusan dari kabilah-kabilah Arab menemui Rasulullah s.a.w. di Makkah hendak minta keterangan tentang Islam, mereka pun, ditemui oleh Abu Lahab. Kalau orang itu bertanya kepadanya tentang anak saudaranya itu, sebab dia tentu lebih tahu, dibusukkannyalah Nabi s.a.w. dan dikatakannya: "Kadzdzab, Sahir." (Penipu, tukang sihir).
Namun segala usahanya membusuk-busukkan Nabi itu gagal juga!
Ayat Ketiga : “Akan masuklah dia ke dalam api yang bernyala-nyala." (ayat 3). Dia tidak akan terlepas dari siksaan dan azab Allah. Dia akan masuk api neraka. Dia kemudiannya mati sengsara karena terlalu sakit hati mendengar kekalahan kaum Quraisy dalam peperangan Badar.Dia sendiri tidak turut dalam peperangan itu. Dia hanya memberi belanja orang lain buat menggantikannya. Dengan gelisah dia menunggu-nunggu berita hasil perang Badar. Dia sudah yakin Quraisy pasti menang dan kawan-kawannya akan pulang dari peperangan itu dengan gembira.
Tetapi yang terjadi ialah sebaliknya.Utusan-utusan yang kembali ke Makkah lebih dahulu mengatakan mereka kalah.Tujuh puluh yang mati dan tujuh puluh pula yang tertawan.Sangatlah sakit hatinya mendengar berita itu, dia pun mati.Kekesalan dan kecewa terbayang di wajah janazahnya.
Anak-anaknya ada yang masuk Islam seketika dia hidup dan sesudah dia mati.Tetapi seorang di antara anaknya itu bernama Utaibah adalah menantu Nabi, kawin dengan Ruqaiyah.Karena disuruh oleh ayahnya menceraikan isterinya, maka puteri Nabi itu diceraikannya. Nabi mengawinkan anaknya itu kemudiannya dengan Usman bin Affan. Nabi mengatakan bahwa bekas menantunya itu akan binasa
dimakan "anjing hutan". Maka dalam perjalanan membawa perniagaan ayahnya ke negeri Syam, di sebuah tempat bermalam di jalan dia diterkam singa hingga mati.

Ayat Keempat :"Dan isterinya." (pangkal ayat 4). Dan isterinya akan disiksa Tuhan seperti dia juga. Tidak juga akan memberi faedah baginya hartanya, dan tidak juga akan memberi faedah baginya segala usahanya; Pembawa kayu bakar. " (ujung ayat4).
Sebagai dikatakan tadi nama isterinya ini Arwa, gelar panggilan kehormatannya sepadan dengan gelar kehormatan suaminya. Dia bergelar Ummu Jamil; Ibu dari kecantikan! Dia saudara perempuan dari Abu Sufyan.Sebab itu dia adalah 'ammah (saudara perempuan ayah) dari Mu'awiyah dan dari Ummul Mu'minin Ummu Habibah.
Tetapi meskipun suaminya di waktu dulu seorang yang tampan dan ganteng, dan dia ibu dari kecantikan, karena sikapnya yang buruk terhadap Agama Allah kehinaan yang menimpa diri mereka berdua. Si isteri menjadi pembawa "kayu api", kayu bakar, menyebarkan api fitnah ke sana sini buat membusuk-busukkan Utusan Allah.


Ayat Kelima :"Yang di lehernya ada tali dari sabut." (ayat 5).
Ayat ini mengandung dua maksud. Membawa tali dari sabut; artinya, karena bakhilnya, dicarinya kayu api sendiri ke hutan, dililitkannya kepada lehernya, dengan tali daripada sabut pelepah korma, sehingga berkesan kalau dia bawanya berjalan.
Tafsir yang kedua ialah membawa kayu api ke mana-mana, atau membawa kayu bakar. Membakar perasaan kebencian terhadap Rasulullah mengada-adakan yang tidak ada. Tali dari sabut pengikat kayu api fitnah, artinya bisa menjerat lehemya sendiri.

2.     Asbab An Nuzul  Surat An Nasr & Al Lahab
 Ayat  An Nashr Artinya  Pertolongan Surat An nashr ini terdiri dari 3 ayat termasuk golongan surat Madaniyyah yang diturunkan di mekkah sesudah surat At Taubah ayat ini turun ketika Rasulullah SAW  dan kaum muslimin masuk ke kota Mekkah dan ketika memasuki kota itu bersama 10,000 tentara Muslimin, sehingga penduduknya takluk tidak dapat melawan lagi. Kedaulatan berhala yang selama ini mereka pertahankan dengan sebab masuknya tentara Islam itu dengan sendirinya telah runtuh.Berhala-berhala itu telah dipecahi dan dihancurkan. Ka'bah dan sekelilingnya telah bersih daripada berhala dan  yang berkuasa ialah Islam sehingga turunlah ayat ini sebagai kemenangan bagi kaum muslimin.

Surat Al Lahab terdiri atas 5 ayat termasuk golongan surat makiyyah diturunkan sesudah surat Al Fath. Nama “Al lahab” di ambil dari kata “Lahab” yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini yang artinya: gejolak api. Dan surat ini turun merupaka Ancaman Allah kepada Abu Lahab karena menentang agama islam dan juga istrinya sebagai tukang fitnah meskipun, Abu Lahab paman kandung Nabi s.a.w. saudara kandung dari ayahnya, namun oleh karena sikapnya yang menantang Islam itu, namanya tersebut terang sekali di dalam wahyu, sehingga samalah kedudukannya dengan Fir'aun, Haman dan Qarun, sama disebut namanya dalam kehinaan.

Surat al-Lahab ini pun menjadi i'tibar bagi kita bagaimana hinanya dalam pandangan agama seseorang yang kerjanya "membawa kayu api", yaitu menghasut dan memfitnah ke sana ke mari dan membusuk-busukkan orang lain. Dan dapat pula dipelajari di sini bahwasanya orang yang hidup dengan sakit hati, dengan rasa kebencian kerapkalilah bernasib sebagai Abu Lahab itu, yaitu mati kejang dengan tiba-tiba bilamana menerima suatu berita yang tidak diharap-harapkannya. Mungkin juga Abu Lahab itu ditimpa oleh penyakit darah tinggi, atau sakit jantung karena durhakanya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Pandangan Umum Surat Al Nashr&Al Lahab Menurut tafsir
(Ibnu Katsir& Prof.Dr HAMKA)


    Pangadangan umum surat Al Ashr   apabila telah datang pertolongan Allah. Terhadap kepada agamaNya yang benar itu, dan kian lama kian terbuka mata manusia akan kebenarannya; "Dan Kemenangan." (ujung ayat 1). Yaitu telah terbuka negeri Makkah yang selama ini tertutup. Dan menang Nabi s.a.w. ketika memasuki kota itu bersama 10,000 tentara Muslimin, sehingga penduduknya takluk tidak dapat melawan lagi.
Kedaulatan berhala yang selama ini mereka pertahankan dengan sebab masuknya tentara Islam itu dengan sendirinya telah runtuh.Berhala-berhala itu telah dipecahi dan dihancurkan.Ka'bah dan sekelilingnya telah bersih daripada berhala.Dan yang berkuasa ialah Islam Dan engkau lihat manusia masuk ke dalam Agama Allah dalam keadaan berbondong-bondong.
Artinya bahwa manusia pun datanglah berduyun-duyun, berbondong-bondong dari seluruh penjuru Tanah Arab, dari berbagai persukuan dan kabilah.Mereka datang menghadap Nabi s.a.w. menyatakan diri mereka mulai saat itu mengakui Agama Islam, mengucapkan bahwa memang; "Tidak ada Tuhan, melainkan Allah; Muhammad adalah Rasul Allah."Dengan demikian bertukar keadaan.Agama yang dahulunya berjalan dengan sempit, menghadapi berbagai rintangan dan sikap permusuhan, sejak kemenangan menaklukkan Makkah itu orang datang berbondong menyatakan diri menjadi penganutnya.
Kalau sudah demikian halnya  maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu."Arti bertasbih ialah mengakui kebesaran dan kesucian Tuhan, dan bahwa semuanya itu tidaklah akan terjadi kalau bukan kurnia Tuhan. Dan tidaklah semuanya itu karena tenaga manusia atau tenaga siapa pun di dalam alam ini, melainkan semata-mata kurnia Allah.
Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya bahwa Tuhan menurunkan Surat tentang Abu Lahab dan isterinya ini akan menjadi pengajaran dan i'tibar bagi manusia yang mencoba berusaha hendak menghalangi dan menantang apa yang diturunkan Allah kepada NabiNya, karena memperturutkan hawa nafsu, mempertahankan kepercayaan yang salah, tradisi yang lapuk dan adat-istiadat yang karut-marut.
Mereka menjadi lupa diri karena merasa sanggup, karena kekayaan mereka. Disangkanya sebab dia kaya, maksudnya itu akan berhasil apa lagi dia merasa bahwa gagasannya akan diterima orang, sebab selama ini dia disegani orang, dipuji karena tampan, karena berpengaruh. Kemudian ternyata bahwa rencananya itu digagalkan Tuhan, dan harta-bendanya yang telah dipergunakannya berhabis-habis untuk maksudnya yang jahat itu menjadi punah dengan tidak memberikan hasil apa-apa malahan dirinyalah yang celaka.
 Demikian Ibnu Katsir menjelaskan dengan jelas di dalam tafsirnya, dan kita pun nampak di sini bahwa meskipun ada pertalian keluarga di antara Rasulullah s.a.w. dengan  Abu Lahab, namun sikapnya menolak kebenaran Allah, tidaklah akan bisa  menyelamatkan dia hubungan darahnya itu. Selain dari bernama "al-Lahab" (nyala) Surat ini pun bernama juga "al-Masadd", yang berarti tali yang terbuat dari sabut itu.




Munasbah Surat Al Nashr dengan surat Al Lahab
 Surat An Nashr menerangkan tentang kemenangan yang diperoleh Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya sedangkan  surat Al Lahab menerangkan tentang kebinasaan dan siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab dan istrinya sebagai orang-orang yang menentang Nabi dan antara kedua  surat ini sangat berkaitan antara kemenangan yang diperoleh orang-orang yang beriman dengan siksaan dan dosa bagi orang-orang yang kafir  yang menentang Allah dan Rasul-Nya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar