Perpecahan kaum muslimin dewasa ini agaknya makin lama makin
menjadi,siapakah yang menjadi biang keladi amatlah sulit dicari,karena
seakan-akan telah membudaya dan menjadi tradisi,baik dikalangan awam,agamawan
atu politisi.Dengan tidak sadar mereka sudah tida mampu mengendalikan diri guna
mencari kelemahan dankelengahan,karena yang menjadi tujuan adalah
kemenangan,keunggulan yang semata-mata hanya dilandasi akan fanatisme
golongan,sehingga lupa akan cita-cita
umat islam secara keseluruhan.karena itu tidaklah mengherankan apabila
perpecahan sulit dihindarkan,hingga melahirkan berebut pengaruh dan kekuasaan.
Mereka rupanya telah menjadi buta dan lupa pada siapa yang
patut dijadikam kawan dan lawan,sulit menentukan sasaran sehingga seringkali
terjadi bahwa kawan ditendang dan dipandang sebagai lawan,sedangkan lawan
diajaknya berangkulan .
Alqur’an yang tujuan semula dipakai sebagai pedoma,tempat
kembali jika mereka bertikai,dalam kenyataanya hanya sebagai selogan demi
mencari dalil persesuain akan kebenarn salah satu golongan.jadi pada
hakikatnya,haw nafsulah yang menjadi ikutan,sedang kemenangan golongan menjadi
tujuan penghabisan.
Seakan-akan mereka tak mau tahu,bahwa persaudaraan bukan
saja sebagai sokoguru demi kokohnya persatuan dan perdamaian,akan tetapi
malahan memang telah diwariskan dalam alqur’an.Akan tetapi ketika peluang
mereka peroleh,lupalah terhadap niat semula,apalagi terhadap kawan seiman dan
seperjuangan.tak dapat dipungkiri bahwa aneka peristiwa sejarah sejak zaman nabi
hingga masa kin,dapat dipakai sebagai pengalaman agar jangan terulang
lagi.sejarah islam cukup memberi catatan yang berarti betapa Mu’awiyah bin abu
Sofyan,yang pada mulanya menjadikan golongannya yaitu bani Umayyah alat untuk
kepentingan islam,akan tetapi kemudian seakan-akan Islam akandijadikan alat
untuk kepentingan bani Umayyah.Akibatnya ada golongan lainyang bertindak
sama,yaitu bani Abbasiyah,yang mulanya menjadikan golongan ini untuk
kepentingan umat islam secara keseluruhan,tetapi kemudian seakan-akan Islam
dijadikan alat untuk kepentingan golongannya.Akhirnya bermunculan pertentangan
golongan dengan golongan dalam tubuh umat islam yang tidak berkesudahan,akibat
kejatuhan dan kemunduran umatislam yang sampai sekarang ini kita rasakan
kepahitannya.
Sebagai contoh kecil saja di Indonesia,pada awal kemerdekaan
umat Islam mengusulkan dibentuknya kementrian agama,tujuan utama untuk
kepentingan umat beragam,a,memanfaatkan semaksimal mungkin guna menyuburkan
agama dalam negara yang berfalsafah pancasila.Mereka yang memenuhi syarat saja
yang memiliki kedudukan terhormat sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.Akan
tetapi lama-kelamaan departemen itu menjadi ajang perebutan antar sesama umat
Islam,kapan ada kesempatan dan kapan mereka berkuasa.Balas dendam
geser-menggeser seakan-akan telah embudaya dan menjadi tontonan dan bukan
tuntunan.
Memang kita akui sekarang bahwa banyak para pemimpin Islam
yang dengan semangat menggelora menganjurkan perlunya ukhuwah
Islamiyah,sedangkan padfa sisi lain ternyata mereka amat kuat untuk
menghembuskan semangat fanatisme golongan.bahkan pada saat-saat tertentu tak
segan-segan untuk mengadu domba sesama muslim,memancing-mancing
pertentangan,seakn-akan hal semacam itu adalah satu-satunya jalan guna
memajukan umat islam atau mencari titik pertamuan.Tentu saja tingkah laku dan
perbuatan mereka tidak melekat sedikitpun dihati umat Islam,karena antara
amalan dan perlakuan tidak ada persesuaian.Boleh jadi hal semacam itu akan
mengundang semacam kerugian.Ajakan semacam itu tak ubahnya seperti anak kecil
yang bermain laying-layang.Ketika mulai mendapat hembusan angin benang
layang-layang itu ditarik anehnya layang-layang itu tidak semakin dekat malah
jauh menjulang lebih tinggi.
Ciri khas kepemimpinan dalam tubuh umat Islam adalah bahwa
setiap pemimpin hanya diikuti oleh satu atau beberapa golongan saja dari umat
Islam.Dengan demikian yang kita dapati adalah pemimpin-pemimpin golongan bukan
umat dalam arti kata sebenarnya,walaupun sesungguhnya terdapat beberapa orang
yang potensial dapat menjadi pemimpin umat tetapi terbentur pada mereka yang
belum menerima mereka.
Dewasa ini pemimpin yang tampil guna membina umat secara
keseluruhan,bila mereka jelas berasal dari golongan tertentu,dan dikatakan
bahwa itu adalah berasa dari golongan mereka.Akan tetapi bila bersikap netral
dan menjadi juuuuuuru damai diantara keduanya dianggapnya plin-plan dan tidak
punya pendirian,inilah salah satu akibat kebohan umat Islam sehimgga mereka
menjadi fanatikberlebihan kepada pemimpin yang diikutinya,benar atau salah juga
terhadap organisasi yang dinaunginya.banyak sekali diantara pemimpin Islam yang
memiliki kewibawaan luar biasa dikalangan golngonnya sendiri,akan tetapi setlah
diketengahkan pada golongan lain sama sekali tidak memiliki kewibawaan.Ini adalah
salahsatu penyebab sumber keretakan umat Islam.
Pemimpin umat yang sebenarnya adalah mereka yang mampu dan
mau melakukan titik persamaan dan pendekatan sesama umat.setiap kali ada
keresahan dan perselisihan ia mampu menjadi juru damai dan sumber ketentraman
umat.
Pudarnya pengaruh mereka yang mengaku pemimpin akan
mendapatkan bahasan yang cukup luas Karen cukup banyaknya mereka yang mengaku
sebagai pemimpin umat Islam,akan tetapi menjadi pelopor pemisah kearah jurang
yang amat lebar antara sesama umat Islam.Diantara mereka ada yang mengaku
sebagai politisi,agamawan,negarawan,ulama,ilmuwan dan banyak lagi.Tetapi
batasan atau criteria aopa yang harus diberikan kepada mereka masih amat
dipertanyakan.Apakah mereka tampil denga misi ikhlas atau hanya sekedar
menampakkan keakuannya,sehingga karenanya umat menjadi hancur berantakan.
Ulama juga adalah pemimpin tapi masih adakah ulama yang yang
tidak menanamkan fanatisme golongan sebagaimana dilakukan oleh para imam-imam
mereka meskipun diantara mereka terdapat perbedaan pendapat akan tetapi tidak
mencari popularitas didepan umum sebagaimana terjadi sekarang ini.
Banyaknya organisasi dalam Islam sebagian berpandangan bahwa
halitu suatu pertanda kurang adanya persatuan,sedang sebagian lagi memendang
bahwa itu adalah merupakan suatu variasi.Ibarat aneka ragam bunga ditanam malah
membawa keindahan,yang menjadi persoalan adalah bagaimana menjalin pengertian
dalam merapatkan barisan,menjauhkan perbedaan.banyak sedikitnya organisasi
islam bukanlah suatu ukuruan atau takaran untuk menilai perpecahan atau
perstuan,tetapi bagaiman menjalin pengertian seakan-akan ibarat satu batang
tubuh jika salah satu menderita maka semua menderita.
Adanya organisasi yang banyak adalah suatu ha yang tidak
bisa dihindarkan kalau mereka memiliki I’tikad baik guna mencari banyak jalan
dalam mencapai tujuan.tetapi anehnya kenyataan tidak sesuai dengan
pernyataan,sedzngkan harapan tidak sesuai dengan garapan.organisasi massa
Muslim sudah banyak sekali bahkan ada mereka yang merangkap beberapa organisasi
dalam satu bidang yang pada hakikatnuya patut dikerjakan satu organisasi.banyk
orgaisasi yang kehadirannya tidak dibutuhkana,akan tetapi karena ormas yang ada
tidak dapat menunaikan lagi fungsinya dan tidak mudah dikoreksi,sehingga jalan
yang terbaru terpaksa ditempuhnya.
Organisasi politik terasa sedang tidak dalam
fungsinya,karena peranan politik beratambah merosot akibat dua factor.dari
dalam karena tidak terampilnya manusia yang cakap dan potensial dan mempunyai
sikap terhormat untuk membawakan konspirasi ditengah-tengah percaturan politik
yang ada.Kedua karena gerilya politik
lawan,terutam kekuatan non partai berusaha untuk memperkecil perananan partai
politik.Kebesaran massa penganutnya tak akan diperkecil,akan tetapi wibawa dan
kemampuannya akan diredusir sampai batas yang minimal,untuk jangan dikatakan
tak ada demokrasi.
Mengatasi suatu peristiwa tidaklah cukup hanya dengan
menelaah artau mengkaji akan peristiwa itu,tanpa melihat terlebih dahului
factor yang melatarbelakanginya.Kejadian adalah merupakan korban akibat dari
suatu sebab,ia adalah merupakan suatu eksis dlam suatau proses dalam perjalanan
sejarah.karena itu satu sam lain merupakan mata rantai yang tak terpisahkan.
Tuhan telah memberi gambaran bahwa tiap kejadian tentu ada sebabanya,hal
demikian memang kenyataan dalam aneka ragam peristiwa sejarah,tak dapat
diingkari oleh siapapun juga,Para ahli sejarah,sosiolog,tak terkecuali sosiolog
ternama semacam Ibnu Kholdun mencoba memberi teori.Ia mengetangahkan
teorinya,bahwa setiap kejadian ada penyebabnya .
Nasib yang menimpa umat Islam berlaku turun temurun haruslah
dicari sumbernya,agaknya memang sulit siapa yang menjadi pemula,hingga umat
Islam menjai pecah,tak memiliki daya guna.
Kalu diteusuri,memang banyak factor yang menyebabkan mengapa
umat ini pecah berantakan,seakan-akan sudah tida layak lagi mengaku umat
Islam,yang senantiasa mendambakan persatuan,kerukunan dan
persaudaraan.seakan-akan telah membudaya dikalangan mereka,hingga masing-masing
tak mau mengakui keslahan dan kehilafannya.
Meskipun keadaan demian tidak dikehendaki oleh pemluknya
dengan aneka hujjah akan tetapi sudah terlanjur menjadi bukti.Biar berpa
kalipun pemimpin Islam menganjurkan akan pentingnya persatuan,akan tetapi
kurang mandapat kepecayaaan,apalagio mandapat perhatian,sebab yang mengajaknya
pun masih berkwaitas pemimpin golongan bukan pemimpin umat.Disinilah rupanya
terjadi jurang yang dalam antara peranyataan dan kenyataan.Peristiwa warisan
masa silam telah manjadi warisan dan goresan dalam hati.Bukanlah malah mencari
titk temu atau persamaan berdasarkan logika dengan analisa yang jernih,akan
tetapi seperti seakan-akan seperti barang warisan yang harus disimpan dan suatu
saat menjadi kebanggaan,dari hasil aneka peristiwa perpecahan itu akhirnya
kalangan luar memberikan pesan dan kesan yang kurang bauk.
Para penghuni dunia sekarang sedang menyaksikan dengan nada
jijik dan sinis terhadap sesame muslim,seakan-akan hal itu telah menjadi dasar
damn watak sebagai muslim.Denagn bahasa yang paling mudah dapatlah diambil
kesimpulan seakan-akan mereka telah telanjang bulat dengan tak tahu malu
mempertontonkan diri dihadapan umum.
Sengketa antara Mesir dengan Libya,Yaman utara Yaman
selatan,irak dengan Iran,adalah merupakan pencerminan dari aneka ragam
peristiwa lainnya.Pemerintahan yang dipelopori oleh Muammar Khadaffi dengan
selogan “Sosialisme Islam”tetapi kenapa malahan dikecam dan ditentang oleh
Negara-negara Islam pada umumnya.Konon para analis politik mengatakan bahwa
semboyannya hanyalah sebagai kedok agar mendapat dukungan kaum muslim.ternyata
apa yang mereka lakukan adalah persis seperti apa lazimnya diRusia.demikian
halnya dengan revolusi Islam yang tengah dicanangkan oleh Khomaeni malahan
menimbulkan perpecahan dalam negeri yang lebih parah disamping harus terus
menerus mencari musuh diluar,yang nota bene mereka sama-sama saudara
muslim.Khumaeni yang semula mendapat dukungan dari kalangan pengamat
muslim,karena mampu mengalihkan pemerintahan otoriter dengan Syah Reza fahlevi
sebagai biang keladimya ternyata setelah berhasil akhirnya mendirij\kan
pemerintahn otoriter gaya baru berdasarkan kekuasaan mullah,seakan-akan mereka
wakil tuhan.Melihat kejadian semacam itu dunia menjadi jijik dan sinis
melihatnya.
Bila ditilik,bahwa penyebab perpecahan adalah dari sumber
ajaran tidakl;ah mungkin,meskipun cara memahami ajaran sering berbeda antara
satu dengan yang lainnya.Karen kepicikan pandangan,kebodohan,akuisme,itulah
salah satu penyebabnya.
Agar supaya kkita adapat mengetahui secara terperinci akan
penyebab perpechan itu,maka disini dapat dilihat dari berbagai segi,dengan
rincian sebagai berikut :
1.Latar belakang sejarah
sejarah Islam cukuplah memberi catatan,betapa Mu’awiyah bin
abi sofyan yang pada mulanya menjadikan golongan yaitu bani Umayyah alat untuk kepentingan Islam,akan tetapi
sekan-akan islam yang akan dijadikan alat untuk kepentingan bani
umayyah.akibatnya ada golongan lain yang bertindak sama yaitu bani
abbasiyah,yang mulanya menjadikan golongan ini untuk kepentingan Islam tetapi
kemudian seakan-akan Islam yang diajdikan untuk kepentingan ini.AKhirnya
bermunculan pertentangan-pertentangan goilongan dengan golongan lain dalam
tubuh umat Islam yang sampai sekarang
kita rasakan kepahitannya.
Pertentangan bermula terjadi ketika Ali bin Abi thlib terpilih
sebagai khalifah tetapi tidak secara aklamasi,ia ditentang oleh tokoh-tokoh
mesir,lebih parah lagi karena para penguasa di Syria yang dikepalai oleh
muawiyah bin abi sofyan dengan terang-terangan menolak pengangkatan
ali.sisamping itu aisyah ra bersekongkol, dengan thulhah dan zubair untuk menuntut balas atas
terbunuhnya utsman.tuuntutan itu
disertai ultimatum apabila ternyata ali tidak segera bertinfak mereka akn
berjuang mleawan pemerintahan ali.terjadilah pro dan kontra antara pendukung
dan penentana ali.antara kelompok pemerintah dan partai oposisi,pengelompokan
itu pada akhirnya melahirkan fanatisme,penyakit semacam ini sebelum islam
dating mengobatinya dengan cara lebih mengutamakan prestasi dari pada sekedar
bangga akan keturunan,akan tetapi lama-kleamaan kambuh kembali.
Sepeninggal ali bin abi tholib kini segal sesuatunya telah
jatuh ketangan muawiyah dengan bertindak keras terhadap lawan-lawan politiknya,muawiyah berhasil
mendirikankian suatu Negara sejenis
imperium arab yang bersistem seperti kekuasaan yang berdasarketurunan.Deni
keberhasilan pemerintahan yang yang
ditegakkan ia tidak pernah memberi kesempatan bernafas dan tidak kenal
kompromi terhadap siapa saja yang menentang kekuasaaanya.bila pada pribadi ali
masih tampak luwes dalam menentang pemerintaahan menempuh jalan kombinasi
antara kekrasan dan kebijaksanaan maka tidak demikian muawiyah.ia selalu
mengejar-ngejar lawan politiknya disebabkan pelampiasannya terhadap dendam yang
tidak habis-habisnya terutama terhadap partai syiah dan partai khawarij.
Muawiyah bertindak melampui batas bersikap tangan besi demi
kekuasaan tidak peduli apakah tantangan itu datang dari orang-orang islam atau
bukan.ia berperinsip bahwa kerjasama non dengan non muslim tidaklah menjadi apa
asal tidak merugikan kedudukan dan kekuasaanya.
Sebagai tokoh polotik dan sekaligus tokoh militer maka
dirinya memiliki sikap dan sifat yang berbeda dengan khalifah
sebelumnya,peranan kaum agamawan dini sama sekali tidak mendapat prhatian
sehingga mereka tergeser kebelakang.tangan besi itulah usaha untuk menegakkan
dinasti,adapun merugikan kepentingan golongan lain tidak peduli.
Karena itu perang urat syaraf berlanjut terus sekalipun
terhadap saudaranya sendiri,sesame muslim.para pengikut ali yang setia yang
tergabung dalam partai syiah bersepakat untuk mengangkat hasan putra sulung ali
sebagai khalifah guna melanjutkan kedudukan sang ayah,sekaligus sebagai
tandingan khalifah muawiyah.denagn jabatan yang dimiliki maka melampiaskan
dendam lama dengan segala kesempatan dan fasilitas dikobarkan kembali.hasan
menuntut balas dengan menyatakan perang terhadap muawiyah,akan tetapi mengalami
kekalhan total.malahan banyak para penmgikutnya menjadi berubah haluan pada
golongan muawiyah.
Muawiyah sempat berkkuasa selama 19 tahun lamanya,dengan
penuh perasaan dendam,dengki dan benci terhadap golongan syoah dan
khawarij.denagn demikian terasa nikmatnya memegang mahligaih kekuasaan maka
dirinya menjaddi lupa daratn,bahwa kepemimpinan adalah amanat ukan hak,atau
semacam barang warisan.terbukti sebelum ia meninggal dunia ia mengangkat
anaknya sendiri,yazid bin muawiyah sebagai satu-satunya orang yang berhak atas
kekhalifahan,hal ini terjadi pada tahun
680M.Demokrasi,musyawarah,mufakat,taawun sebagaimana telah diwariskan dalam
islam,sudahl;ah mereka lupakan.mereka mulai ada kecenderungan lebih baik
melestarikan ketueunan dari pada kedudukan itu direbut oleh golongan lain
meskipun sesame muslim.
Sebagai pengganti hasan maka golongan syiah mengankat juga
huseinbin ali.ia beserta para pengikutnya selalu dikejar-kejar oleh pasukan
berkuda bani umayyah,Karena blockade pasukan bani umayyahmaka husein beserta
para pengikutnya selalu mati terbunuh.maka timbullah kepercayaan baru
dikalangan partai syiah bahwa makam husein adalah tempat suci,tempat pahlawan
yang gugur membela agama ALLAH.
Peristiwa semacam diatas membawa dampak yang amat jauh dalam
kehidupan partai syaiah baik dalam pemikiran politik maupun dalam
keagamaan.kebencian lama semacam ini sangat menjiwai dikalangan kaum syiah dari
satu generasi kegenerasi selanjutnya.
Dengan dibu,bui oleh pemikiran-pemikiranhasil infiltrasi
kaum yahudi terhadap islam maka jurang pemisaah antara syiah dan sunnah semakin
lama semakin jauh.dari masa-kemasa sebenarnya telah kemasukan infiltrasi oleh
kaum yahudi akan tetapi karena kepolosan politiknya mereka mudah percaya
terhadap orang lain,demikian juga dengan runtuhnya percaya terhadap orang
lain.demikian juga denagan runtuhnya kekhalifahan turkey kaum yahudi selalu
memegang peranan penting dengan berpura-pura mengaku sebagai orang
islam,kemudian setelah mendapat pengaruh mereka melakukan hasudan dan fitnah
agar umat islam berpecah.
Fanatisme kaum syiah juga dibumbui oleh pemikiran kaum
yahudi yang saat itu dipalopori Abdullah bin saba.bahwa Abdullah bin saba adalah
pemelik agama yahudi.kemudian masuk islam mendukung pimpinannya ali.dengan
spesifikasi yahudi dia berkata mengenai yusa ibnu nun yang menerima wasiat dari
nabi musa agar berbuat ekstrim.pernyataan serupa itu juga disampaikan kepada
ali setelah wafatnya rosul.dia adalah orang yang pertama yang mengharuskan ali
menjdi imam sekaligus menyucikan dfiri dari perbuaatan para sahabat lainnya,dia
juga berusaha menelanjangi lawan-lawan ali , yang kemudu lahirlah istilah
syiaah.
Ketika Abdullah bin saba’ sampai ketempet pembuangannya
telah tersebar berita kematian ali ra .ssemua orang berduka cita atas kematian
tersbut.kemudian Abdullah bin saba berkata kepada mereka” sekalipun kalian
datangkan kepada ali kepada kakmi dan kalian tegakkan kedilan dengan tujuh puluh
orang aku tidak akan percaya baha ali telah meninggal,kalian bohong smua.
Param ahli sejarah lain mengatakan demikian .kemudian
Abdullah bin saba;
Menyamar sebagai orang
yang berilmu dan bertaqwa, yang dengan cara demikian banyak mengundang simpeti
masyarakat .setelah posisinya tampak kokoh dan kuat, ia memulai memasukkan
doktrin doktrin beracun terhadap para simpaatisannya .salah satu diantaranya
pernyataannya adalah bahwa setiap nadi mempunyai pengganti yang diwasiatkan
kepada setiap seseorang sebagai
pengganti setelah wafatnya nabi.hal ini juga berlaku pada diri rosullulloh saw
yang telah mewasiatkan tanduk kepemimpinan kepada ali ra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar