PENDAHULUAN
Oleh
Muhammad Hadidi
Universitas
Muhammadiyah Malang
ANAXIMENE lahir pada tahun [590-528]
didalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, prnah kalah; hati pernah
berjaya,juga pernah kalah; pernah juga kedua-duanya sama-sama menang diantara ,keduanya dalam
sejarah, telah terjadi pergumulan berebut dminasi dalam mengendalikan kehidupan
manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah
akal logis yang betempat dikepala;
sedangkan hati ialah rasa yang kira-kiara yang bertempat didalam dada. Aka
itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat, seadngkan
hati berdasarkan pada dasarnya
menghasilkan pengetahuan supraogis yang disebut pengeathuan mistik; iman
termasuk disini.
Rivalitas antara kdua-duanya telah
terjadi didalam sejarah peradaban.titik merah yang disitu telah terjadi
pertarungan hebat antara kedua-duanya mula-mula terjadi antara sofisme daan
Socrates, yang keduanya credo ut intelligam-nya abad pertengahan dan
Descartes,dan yang ketiga antara sofsme modern di satu pihak dan kant di pihak
lain.pada zaman yunani kuno, secara puul rata akal menang; ini dihentikan oleh
socartes sehingga akal and hati sama-sama menang; paad scolastik abad
prtengahan kemenangan ada pada pihak hati[iman], yang dihenikan oleh Descartes.
Sejak Descartes, iman yang kalah dan akal yang menang. Setelah itu ada lagi
orang yang mengerem akal, yaitu kant. Hasilnya;kant memenangkan kedua-duanya.
Hasil yang diperoleh dalam pertarungan
itu kira-kira begini;socartes meneguhkan kembali sains dan agama, kant juga
demikian. Jadi, kalau begitu ,pertarungan akal and hati itu adalah pertarungan
anara filsafat [rasio] dan agama [iman]. Ya begitulah kira-kira. Akan tetapi,
bagaimana hal ini dapat dijelaskan?
Cirri umum filsafat yunani ialah
rasionalisme. Rasionalisme yunani mencapai puncaknya paad orang-orang Sufis.
Untuk melihat arsiionalisme sofis perlu dipahami lata belakangnya dulu.latar
belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.
Referensi:
FILSAFATNYA
ANAXIMANDER mencoba menjelaskan bahwa
substansi pertaam itu besifat kekal and ada dengvan
sendirinya[mayer,1950;19].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar