Pemilihan
Umum (Pemilu) kurang dari satu tahun lagi. Namun, sejumlah partai politik Islam
belum mengambil ancang-ancang. Koalisi parpol Islam pun masih belum terbentuk.
Ironisnya, tidak sedikit dari mereka yang dililit konflik internal dan
diperkirakan akan berjalan terseok-seok di Pemilu 2004 nanti.
Hal ini
diakui Ketua Partai Ummat Islam (PUI) Prof. Dr. Deliar Noer. “Jalannya partai
Islam belum bersama-sama, tapi sendiri-sendiri,” katanya. Namun, Deliar optimis
umat Islam dapat keluar dari persoalan ini dengan menjalin kembali kerjasama
yang baik antar-partai Islam.
Berikut
langkah-langkah yang dapat ditempuh partai-partai Islam guna meraih kemenangan
pada pemilu 2004 nanti:
Membentuk
koalisi partai Islam.
Sejumlah
pengamat memperkirakan, di era multi-partai ini tidak ada satu partai pun yang
mampu meraih suara mayoritas (single majority ). Suara yang didapat
partai-partai politik diperkirakan berada di bawah 50%. Dalam keadaan seperti
ini, langkah paling baik untuk mencapai tujuan parpol Islam adalah dengan
membangun koalisi antar-parpol Islam. “Masing-masing harus berkoalisi,” kata
Ketua Partai Bulan Bintang Nur Syamsi Nurlan.
Koalisi
antar-parpol Islam ini telah teruji. Tengok saja di pemilu 1999, tanpa diduga
banyak pihak, strategi ini mampu menempatkan seorang presiden dari partai yang
angka suaranya kecil. Jika koalisi tercipta sejak sekarang, maka peluang
memenangkan satu ‘pertempuran’ politik akan semakin lebar.
Menyatukan
visi dan misi parpol Islam.
Terbentuknya
satu partai politik Islam adalah langkah ideal. Namun, kondisi lapangan
partai-partai Islam tampaknya belum memungkinkan ke arah sana. Tapi, bukan berarti kerjasama
antar-partai politik Islam berhenti sampai di situ. Menyatukan visi dan misi
partai Islam adalah langkah selanjutnya.
Hal ini
dibenarkan Anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPP) Faisal
Ba’asyir. Menurutnya, di kondisi partai Islam yang terpuruk saat ini,
menyamakan visi antar-parpol Islam menjadi tanggung jawab semua. Jika hal ini
tidak dilakukan, ujarnya, maka umat Islam tidak akan memperoleh perubahan
signifikan. “Tidak akan ada perubahan yang berarti,” katanya, serius.
Mengusung
kepentingan Islam.
Yang
membedakan partai Islam dengan partai selain Islam adalah kepentingan yang
diperjuangkannya. Kepentingan yang diperjuangkan partai Islam tentu saja Islam
itu sendiri. Kalau partai-partai Islam ingin besar, maka mereka harus mampu
memberikan penjelasan ke masyarakat.
Hal ini
dibenarkan Guru Besar Sejarah Unpad Prof. Mansur Suryanegara. Selama ini, kata
Mansur, tak jarang rakyat salah tangkap terhadap parpol Islam. Sehingga, umat
mempunyai kesan buruk terhadap parpol Islam. Mereka menyimpulkan parpol Islam
sering bertengkar, pecah dan tak kompak. “Parpol Islam harus mampu mengubah
imej tersebut,” katanya.
Menyentuh
problem masyarakat.
Orientasi
partai politik pada kepentingan rakyat, terbukti manjur. Kasus teranyar dialami
Partai Golkar. Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, pamor partai Golkar
kembali bersinar di mata masyarakat. Penyebabnya, karena masyarakat merasa
lebih diperhatikan Golkar ketimbang PDIP.
Partai-partai
Islam harus dapat mengambil ibroh dari kasus Golkar ini. Jika, mereka mau
dilirik umat, maka kebijakan mereka harus mampu menyentuh persoalan umat. Sebaliknya,
jika partai politik Islam lebih mengedepankan kepentingan pribadi atau
partainya, maka nasibnya tidak akan jauh dari nasib yang dialami Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat ini. Mereka akan dikucilkan umat.
Pakar
Sejarah Universitas Padjajaran Prof. Dr. Mansur Suryanegara menyatakan,
dukungan rakyat akan setimpal dengan pengorbanan yang dikeluarkan partai. Ia
menyarankan, agar partai-partai Islam membantu kalangan lemah sehingga penduduk
yakin terhadap partai Islam.
Mengedepankan
nilai-nilai Islam
Kekuatan
partai Islam terletak pada sisi akhlak dan moral. Di era multi-partai ini,
kesempatan buat partai-partai Islam untuk menarik simpati masyarakat dengan
nilai-nilai islami seperti kejujuran, keadilan, kesejahteraan dan nilai-nilai
mulia lainnya. Setiap aktivis Islam mesti meyakini kalau nilai-nilai Islam ini
jauh lebih baik ketimbang money politis atau serangan fajar.
Anggota
DPRD I Jawa Barat Yudi Widiana Adia menyatakan, bila partai Islam lebih
mengutamakan kepentingan kekuasaan dan melupakan sisi moral maka partai Islam
akan dikalahkan oleh partai sekular. Untuk membedakan dengan partai sekular,
maka partai Islam harus memiliki ide-ide keislaman yang jelas, perilaku dan gaya politik Islam yang
jelas pula.
Melaksanakan
janji-janji
Janji
adalah utang. Jika janji-janji itu diumbar saat kampanye, maka rakyat akan
menuntutnya di kemudian hari kepada orang tersebut. Dalam sejarah, banyak
partai politik tergelincir karena mengobral janji ke rakyat saat kampanye.
Kasus teranyar dialami PDIP saat ini. Lantaran, terlalu banyak mengobral
janji-janji saat kampanye dulu, sementara tak satu janji pun dilaksanakan, ia
dikejar-kejar masa pendukungnya sendiri. Langkah paling aman buat partai Islam
adalah mengurangi janji-janji, sebaliknya meningkatkan hasil kerja.n
Muhammad Hadidi Meraih Mimpi
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar