BELAJAR TAFSIR YAUK
Surata An Nashar & Surat Al Lahab
Oleh
Muhammad Hadidi
Mahasiswa Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
1.
Tafsir Surat An Nashar (Dalam
Tafsir Al Azhar Karya Ibnu Katsir)
حتفلاوهللارصنءاجاذإ
Artinya: Apabila telah datang pertolongan
Allah dan Kemenangan.
هللانيديفنولخديسانلاتيأرواجاوفأ
Artinya: Dan engkau lihat manusia masuk ke
dalam Agama Allah dalam keadaan berbondong-bondong.
اباوتناكهنإهرفغتساوك:بردمحبحبسف
Artinya: Maka bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu dan mohon ampunlah kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah sangat Pemberi
Taubat.
Ayat Pertama: Apabila telah datang
pertolongan Allah." (pangkal ayat 1). Terhadap kepada agamaNya yang benar
itu, dan kian lama kian terbuka mata manusia akan kebenarannya; "Dan
Kemenangan." (ujung ayat 1). Yaitu telah terbuka negeri Makkah yang selama
ini tertutup. Dan menang Nabi s.a.w. ketika memasuki kota itu bersama 10,000
tentara Muslimin, sehingga penduduknya takluk tidak dapat melawan lagi.
Kedaulatan berhala yang selama ini mereka pertahankan dengan sebab masuknya
tentara Islam itu dengan sendirinya telah runtuh.Berhala-berhala itu telah
dipecahi dan dihancurkan.Ka'bah dan sekelilingnya telah bersih daripada
berhala.Dan yang berkuasa ialah Islam.
Ayat kedua : Dan engkau lihat manusia
masuk ke dalam Agama Allah dalam keadaan berbondong-bondong." (ayat
2).Artinya bahwa manusia pun datanglah berduyun-duyun, berbondong-bondong dari
seluruh penjuru Tanah Arab, dari berbagai persukuan dan kabilah.
Mereka datang menghadap
Nabi s.a.w. menyatakan diri mereka mulai saat itu mengakui Agama Islam,
mengucapkan bahwa memang; "Tidak ada Tuhan, melainkan Allah dan Muhammad
adalah Rasul Allah."Dengan demikian bertukar keadaan.Agama yang dahulunya berjalan
dengan sempit, menghadapi berbagai rintangan dan sikap permusuhan, sejak
kemenangan menaklukkan Makkah itu orang datang berbondong menyatakan diri
menjadi penganutnya.
Ayat Ketiga: Kalau sudah demikian halnya; "Maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu." (pangkal ayat 3). Arti bertasbih
ialah mengakui kebesaran dan kesucian Tuhan, dan bahwa semuanya itu tidaklah
akan terjadi kalau bukan kurnia Tuhan. Dan tidaklah semuanya itu karena tenaga
manusia atau tenaga siapa pun didalam alam ini, melainkan semata-mata kurnia
Allah.Sebab itu hendaklah iringi ucapan
tasbih itu dengan ucapan puji-pujian yang tiada putus-putus terhadapNya,
bahkan; "Dan mohon ampunlah kepadaNya."Ini penting sekali. Karena
selama berjuang, baik 13 tahun masa di Makkah sebelum hijrah, ataupun yang 8
tahun di Madinah sebelum menaklukkan, kerapkalilah engkau atau
pengikut-pengikut engkau yang setia itu berkecil hati, ragu-ragu, kurang yakin,
meskipun tidak dinyatakan; karena sudah begitu hebatnya penderitaan, namun
pertolongan Tuhan belum juga datang.
Hal ini pernah juga dinyatakan Tuhan di dalam janjiNya (Surat 2,
al-Baqarah: 214); yangartinya apakah kamu sangka bahwa kamu akan masuk ke
syurga, padahal belum datang kepada kamu seperti yang datang kepada yang
sebelum kamu; mereka itu dikenai oleh kesusahan (harta-benda) dan kecelakaan
(pada badan diri) dan digoncangkan mereka (oleh ancaman-ancaman musuh),
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman besertanya; bilakah akan
datang pertolongan Allah itu?" - "Ketahuilah bahwa pertolongan Allah
itu telah dekat."
Sampai Rasul sendiri dan sampai
orang-orang yang beriman yang mengeliliginya telah bertanya bila lagi kami akan
ditolong, padahal kesengsaraan telah sampai ke puncak, tidak terderitakan lagi,
mohon ampunlah kepada Allah atas perasaan-perasaan yang demikian, agar rasa
hati itu bersih kembali, dan kasih dengan Tuhan bertaut lebih mesra daripada
yang dahulu dan taubat daripada kegoncangan fikiran dan keragu-raguan yang
mendatang dalam hati ialah dengan menyempurnakan kepercayaan kepada Tuhan;
"Sesungguhnya Dia adalah sangat Pemberi Taubat." (ujung ayat 3).
Karena Dia adalah Tuhan, Dia adalah Kasih dan Sayang akan hamba-Nya, dan Dia
adalah mendidik, melatih jiwa-raga hambaNya agar kuat menghadapi warna-warni percobaan
hidup di dalam mendekatiNya.
Seakan-akan berfirmanlah Tuhan:
"Bila pertolongan telah datang dan kemenangan telah dicapai, dan orang
telah menerima agama ini dengan tangan dan hati terbuka, maka rasa sedih telah
sirna dan rasa takut telah habis. Yang ada setelah itu adalah rasa gembira,
sukacita dan syukur.Hendaklah diisi kegembiraan itu dengan tasbih dan tahmid
puji dan syukur, tabah kuatkan hati mendekatinya.Jangan takabbur dan jangan
lupa diri.
Tafsir Surat Al Lahab (Dalam
Tafsir Al Azhar Karya Ibnu Katsir)
بتوبهليبأاديبتت
Artinya:
Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah dia
بسكاموهلامهنعىنغأام
بهلتاذارانىلصيس
Artinya:
Akan masuklah dia ke dalam api yang bernyala-nyala.
بطحلاةلامحهتأرماو
Artinya:
Dan isterinya; pembawa kayu bakar.
دسمنملبحاهديجيف
Artinya:
Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Ayat Pertama: Binasalah kedua tangan Abu Lahab." (pangkal ayat 1). Diambil
kata ungkapan kedua tangan di dalam bahasa Arab, yang berarti bahwa kedua
tangannya yang bekerja dan berusaha akan binasa. Orang berusaha dengan kedua
tangan, maka kedua tangan itu akan binasa, artinya usahanya akan gagal; ' Watabb!"– "Dan
binasalah dia."(ujung ayat 1). Bukan saja usaha kedua belah tangannya yang
akan gagal, bahkan dirinya sendiri, rohani dan jasmaninya pun akan binasa. Apa
yang direncanakannya di dalam menghalangi da'wah Nabi s.a.w. tidaklah ada yang
akan berhasil, malahan gagal.
Menurut riwayat tambahan
dari al-Humaidi; "Setelah isteri Abu Lahab mendengar ayat al-Quran yang
turun menyebut nama mesjid. Beliau s.a.w. di waktu itu memang ada dalam mesjid
di dekat Ka'bah dan di sisinya duduk Abu Bakar r.a. Dan di tangan perempuan itu
ada sebuah batu sebesar segenggaman tangannya. Maka berhentilah dia di hadapan
Nabi yang sedang duduk bersama Abu Bakar itu.
Tetapi yang kelihatan
olehnya hanya Abu Bakar saja.Nabi s.a.w. sendiri yang duduk di situ tidak
kelihatan olehnya. Lalu dia berkata kepada Abu Bakar: "Hai Abu Bakar,
telah sampai kepada saya beritanya, bahwa kawanmu itu mengejekkan saya. Demi
Allah! Kalau saya bertemu dia, akan saya tampar mulutnya dengan batu ini."
Sesudah berkata begitu dia
pun pergi dengan marahnya.
Maka berkatalah Abu Bakar
kepada Nabi s.a.w. "Apakah tidak engkau lihat bahwa dia melihat
engkau?" Nabi menjawab: "Dia ada menghadapkan matanya kepadaku,
tetapi dia tidak melihatku. Allah menutupkan penglihatannya atasku."
Ayat Kedua: Tidaklah memberi faedah kepadanya hartanya dan tidak apa yang
diusahakannya." (ayat 2).Dia akan berusaha menghabiskan harta-bendanya
buat menghalangi perjalanan anak saudaranya, hartanyalah yang akan licin
tandas, namun hartanya itu tidaklah akan menolongnya. Perbuatannya itu adalah
percuma belaka. Segala usahanya akan gagal.
Menurut riwayat dari
Rabi'ah bin 'Ubbad ad-Dailiy, yang dirawikan oleh al-Imam Ahmad; "Aku
pernah melihat Rasulullah s.a.w. di zaman masih jahiliyah itu berseru-seru di
Pasar Dzil Majaz; "Hai sekalian manusia!Katakanlah "La Ilaha lllallah," (Tidak ada Tuhan
melainkan Allah), niscaya kamu sekalian akan beroleh kemenangan."Orangbanyak
berkumpul mendengarkan dia berseru-seru itu.
Tetapi di belakangnya
datang pula seorang laki-laki, mukanya cakap pantas.Dia berkata pula dengan
kerasnya; "Jangan kalian dengarkan dia. Dia telah khianat kepada agama
nenek-moyangnya, dia adalah seorang pendusta!" Ke mana Nabi s.a.w. pergi,
ke sana pula diturutkannya. Orang itu ialah pamannya sendiri, Abu Lahab.
Menurut riwayat dari
Abdurrahman bin Kisan, kalau ada utusan dari kabilah-kabilah Arab menemui
Rasulullah s.a.w. di Makkah hendak minta keterangan tentang Islam, mereka pun,
ditemui oleh Abu Lahab. Kalau orang itu bertanya kepadanya tentang anak
saudaranya itu, sebab dia tentu lebih tahu, dibusukkannyalah Nabi s.a.w. dan
dikatakannya: "Kadzdzab, Sahir." (Penipu, tukang sihir).
Namun segala usahanya
membusuk-busukkan Nabi itu gagal juga!
Ayat Ketiga : “Akan masuklah dia ke
dalam api yang bernyala-nyala." (ayat 3). Dia tidak akan terlepas dari
siksaan dan azab Allah. Dia akan masuk api neraka. Dia kemudiannya mati
sengsara karena terlalu sakit hati mendengar kekalahan kaum Quraisy dalam
peperangan Badar.Dia sendiri tidak turut dalam peperangan itu. Dia hanya
memberi belanja orang lain buat menggantikannya. Dengan gelisah dia
menunggu-nunggu berita hasil perang Badar. Dia sudah yakin Quraisy pasti menang
dan kawan-kawannya akan pulang dari peperangan itu dengan gembira.
Tetapi yang terjadi ialah
sebaliknya.Utusan-utusan yang kembali ke Makkah lebih dahulu mengatakan mereka
kalah.Tujuh puluh yang mati dan tujuh puluh pula yang tertawan.Sangatlah sakit
hatinya mendengar berita itu, dia pun mati.Kekesalan dan kecewa terbayang di
wajah janazahnya.
Anak-anaknya ada yang
masuk Islam seketika dia hidup dan sesudah dia mati.Tetapi seorang di antara
anaknya itu bernama Utaibah adalah menantu Nabi, kawin dengan Ruqaiyah.Karena
disuruh oleh ayahnya menceraikan isterinya, maka puteri Nabi itu diceraikannya.
Nabi mengawinkan anaknya itu kemudiannya dengan Usman bin Affan. Nabi
mengatakan bahwa bekas menantunya itu akan binasa
dimakan "anjing
hutan". Maka dalam perjalanan membawa perniagaan ayahnya ke negeri Syam,
di sebuah tempat bermalam di jalan dia diterkam singa hingga mati.
Ayat Keempat :"Dan isterinya." (pangkal ayat 4). Dan isterinya akan
disiksa Tuhan seperti dia juga. Tidak juga akan memberi faedah baginya
hartanya, dan tidak juga akan memberi faedah baginya segala usahanya; Pembawa
kayu bakar. " (ujung ayat4).
Sebagai dikatakan tadi nama
isterinya ini Arwa, gelar panggilan kehormatannya sepadan dengan gelar
kehormatan suaminya. Dia bergelar Ummu Jamil; Ibu dari kecantikan! Dia saudara
perempuan dari Abu Sufyan.Sebab itu dia adalah 'ammah (saudara perempuan ayah)
dari Mu'awiyah dan dari Ummul Mu'minin Ummu Habibah.
Tetapi meskipun suaminya
di waktu dulu seorang yang tampan dan ganteng, dan dia ibu dari kecantikan,
karena sikapnya yang buruk terhadap Agama Allah kehinaan yang menimpa diri
mereka berdua. Si isteri menjadi pembawa "kayu api", kayu bakar,
menyebarkan api fitnah ke sana sini buat membusuk-busukkan Utusan Allah.
Ayat Kelima :"Yang di lehernya ada
tali dari sabut." (ayat 5).
Ayat ini mengandung dua
maksud. Membawa tali dari sabut; artinya, karena bakhilnya, dicarinya kayu api sendiri
ke hutan, dililitkannya kepada lehernya, dengan tali daripada sabut pelepah
korma, sehingga berkesan kalau dia bawanya berjalan.
Tafsir yang kedua ialah
membawa kayu api ke mana-mana, atau membawa kayu bakar. Membakar perasaan
kebencian terhadap Rasulullah mengada-adakan yang tidak ada. Tali dari sabut
pengikat kayu api fitnah, artinya bisa menjerat lehemya sendiri.
2.
Asbab An Nuzul Surat An Nasr & Al Lahab
Ayat An
Nashr Artinya Pertolongan Surat An nashr
ini terdiri dari 3 ayat termasuk golongan surat Madaniyyah yang diturunkan di
mekkah sesudah surat At Taubah ayat ini turun ketika Rasulullah SAW dan kaum muslimin masuk ke kota Mekkah dan ketika memasuki kota itu
bersama 10,000 tentara Muslimin, sehingga penduduknya takluk tidak dapat
melawan lagi. Kedaulatan berhala yang selama ini mereka pertahankan dengan
sebab masuknya tentara Islam itu dengan sendirinya telah runtuh.Berhala-berhala
itu telah dipecahi dan dihancurkan. Ka'bah dan sekelilingnya telah bersih
daripada berhala dan yang berkuasa ialah
Islam sehingga turunlah ayat ini sebagai kemenangan bagi kaum muslimin.
Surat Al Lahab terdiri
atas 5 ayat termasuk golongan surat makiyyah diturunkan sesudah surat Al Fath.
Nama “Al lahab” di ambil dari kata “Lahab” yang terdapat pada ayat ke 3 surat
ini yang artinya: gejolak api. Dan surat ini turun merupaka Ancaman Allah
kepada Abu Lahab karena menentang agama islam dan juga istrinya sebagai tukang
fitnah meskipun, Abu Lahab paman kandung Nabi s.a.w. saudara kandung dari ayahnya,
namun oleh karena sikapnya yang menantang Islam itu, namanya tersebut terang
sekali di dalam wahyu, sehingga samalah kedudukannya dengan Fir'aun, Haman dan
Qarun, sama disebut namanya dalam kehinaan.
Surat al-Lahab ini pun
menjadi i'tibar bagi kita bagaimana hinanya dalam pandangan agama seseorang
yang kerjanya "membawa kayu api", yaitu menghasut dan memfitnah ke
sana ke mari dan membusuk-busukkan orang lain. Dan dapat pula dipelajari di sini
bahwasanya orang yang hidup dengan sakit hati, dengan rasa kebencian
kerapkalilah bernasib sebagai Abu Lahab itu, yaitu mati kejang dengan tiba-tiba
bilamana menerima suatu berita yang tidak diharap-harapkannya. Mungkin juga Abu
Lahab itu ditimpa oleh penyakit darah tinggi, atau sakit jantung karena
durhakanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Pandangan Umum Surat Al Nashr&Al Lahab Menurut tafsir
(Ibnu Katsir& Prof.Dr HAMKA)
Pangadangan umum surat
Al Ashr apabila
telah datang pertolongan Allah. Terhadap kepada agamaNya yang benar itu, dan
kian lama kian terbuka mata manusia akan kebenarannya; "Dan
Kemenangan." (ujung ayat 1). Yaitu telah terbuka negeri Makkah yang selama
ini tertutup. Dan menang Nabi s.a.w. ketika memasuki kota itu bersama 10,000
tentara Muslimin, sehingga penduduknya takluk tidak dapat melawan lagi.
Kedaulatan berhala yang
selama ini mereka pertahankan dengan sebab masuknya tentara Islam itu dengan
sendirinya telah runtuh.Berhala-berhala itu telah dipecahi dan
dihancurkan.Ka'bah dan sekelilingnya telah bersih daripada berhala.Dan yang
berkuasa ialah Islam Dan engkau lihat manusia masuk ke dalam Agama Allah dalam
keadaan berbondong-bondong.
Artinya bahwa manusia pun
datanglah berduyun-duyun, berbondong-bondong dari seluruh penjuru Tanah Arab,
dari berbagai persukuan dan kabilah.Mereka datang menghadap Nabi s.a.w.
menyatakan diri mereka mulai saat itu mengakui Agama Islam, mengucapkan bahwa
memang; "Tidak ada Tuhan, melainkan Allah; Muhammad adalah Rasul
Allah."Dengan demikian bertukar keadaan.Agama yang dahulunya berjalan
dengan sempit, menghadapi berbagai rintangan dan sikap permusuhan, sejak
kemenangan menaklukkan Makkah itu orang datang berbondong menyatakan diri
menjadi penganutnya.
Kalau sudah demikian
halnya maka bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu."Arti bertasbih ialah mengakui kebesaran dan kesucian Tuhan, dan
bahwa semuanya itu tidaklah akan terjadi kalau bukan kurnia Tuhan. Dan tidaklah
semuanya itu karena tenaga manusia atau tenaga siapa pun di dalam alam ini,
melainkan semata-mata kurnia Allah.
Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya bahwa Tuhan menurunkan
Surat tentang Abu Lahab dan isterinya ini akan menjadi pengajaran dan i'tibar
bagi manusia yang mencoba berusaha hendak menghalangi dan menantang apa yang
diturunkan Allah kepada NabiNya, karena memperturutkan hawa nafsu,
mempertahankan kepercayaan yang salah, tradisi yang lapuk dan adat-istiadat
yang karut-marut.
Mereka menjadi lupa diri karena merasa sanggup, karena kekayaan
mereka. Disangkanya sebab dia kaya, maksudnya itu akan berhasil apa lagi dia
merasa bahwa gagasannya akan diterima orang, sebab selama ini dia disegani
orang, dipuji karena tampan, karena berpengaruh. Kemudian ternyata bahwa
rencananya itu digagalkan Tuhan, dan harta-bendanya yang telah dipergunakannya
berhabis-habis untuk maksudnya yang jahat itu menjadi punah dengan tidak
memberikan hasil apa-apa malahan dirinyalah yang celaka.
Demikian Ibnu Katsir
menjelaskan dengan jelas di dalam tafsirnya, dan kita pun nampak di sini bahwa
meskipun ada pertalian keluarga di antara Rasulullah s.a.w. dengan Abu Lahab, namun sikapnya menolak kebenaran
Allah, tidaklah akan bisa menyelamatkan
dia hubungan darahnya itu. Selain dari bernama "al-Lahab" (nyala)
Surat ini pun bernama juga "al-Masadd", yang berarti tali yang
terbuat dari sabut itu.
Munasbah Surat Al
Nashr dengan surat Al Lahab
Surat An Nashr menerangkan tentang kemenangan
yang diperoleh Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya sedangkan surat Al Lahab menerangkan tentang kebinasaan
dan siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab dan istrinya sebagai orang-orang
yang menentang Nabi dan antara kedua
surat ini sangat berkaitan antara kemenangan yang diperoleh orang-orang
yang beriman dengan siksaan dan dosa bagi orang-orang yang kafir yang menentang Allah dan Rasul-Nya.