Oleh
Muhammad Hadidi
Jurusan Syariah Universitas
Muhammadiyah Malang
و اذ قال ربك للملئكة
اني جاعل في الارض خليفة قالوا اتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح
بحمدك و نقدس لك قال اني اعلم مالاتعلمون [ البقرة:30]
Artinya : “Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi “. Mereka berkata :”Mengapa Engkau hendak
mejadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senatiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yan
tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)
ظهر الفساد فى البر و البحر بما كسبت
ايدى الناس ليذ يقهم بعض الذي عملوا لعاكم يرجعون
[الروم :41]
Artinya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkab karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatam mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. ( ِAr Ruum:
41)
واذا
قيل لهم امنوا كما امن الناس قالوا ابما نحن مصلحون [البقرة:11]
Artinya : “Dan bila dikatakan
kepada mereka “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Ingatlah, sesungguhnya
mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”.
(QS 2; 11-12)
وهو
الذي مد الآرض وجعل فيها رواسي واثهارا ومث كل الثمرت جعل فيها زوجين اثنين يغشي
اليل النهار ان في ذلك لايت لقوم يتفكرون [الرعد:3]
Artinya : “ Dan Dia-Lah Tuhan
yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya,
Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS 13:3)
ولا
ثفسدوا فى الآرض بعد اصلاحها وادعوه خوفا وطمعا اثرحمث الله قريب مث المحسثيث
[الآعراف : 56]
Artinya :”Dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi,sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah
kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik”. (QS 7;56)
Manusia merupakan khalifah di muka bumi yang mempunyai
kedudukan tinggi diantara makhluk yang lainnya. Hal ini tidak lain karena
manusia di serahkan amanat untuk mengendalikan bumi di dalam menciptakan,
mengadakan, menguraikan dan menyusun, memutar dan menukar, dan menggali apa yang
ada di bumi baik berupa kekuatan, potensi, kandungan maupun bahan-bahan
mentahnya. Serta, menundukkan semuanya itu dengan izin Allah-untuk tugas besar
yang di serahkan Allah kepadanya. Kalau begitu, Dia telah memberikan banyak
potensi kepada manusia, telah memberikan persiapan-persiapan memadai yang tersimpan
di dalam bumi yaitu berupa kekuatan-kekuatan dan potensi-potensi perbendaharaan-perbendaharaaan
dan bahan-bahan mentah dan diberinya kekuatan tersembunyi yang dapat
merealisasikan kehendak Illahiah.
Dengan
demikian berarti Dia menciptakan bumi dan kehidupan di dalamnya bukanlah untuk
suatu hal yang sia-sia tetapi sebagai tanda kebesaran –Nya. Dalam yang arti
luas manusia yang diangkat kedudukannya lebih dari pada makhluk yang lainnya di
tuntut mampu merealisasikan makna kebesaran Ilahi dalam dirinya (beribadah).
Maka tidak pantas bagi seorang kahlifah yang mendapat amanta besar Ilahi ini
menigingkari-Nya hanya untuk hawa nafsu saja.
Seorang
khalifah selalu identik dengan penjagaan, pemeliharaan, dan penanggulangan.
Semua itu di dasari oleh obediensi dan tanda kesyukuran atas terlahirnya ke
dunia.
Seseorang dikatakan beribadah, apabila dia mampu memanfaatkan
potensi dirinya baik berupa amalan maupun pikirannya hanya untuk mencari
keridhoaan Allah.
Oleh karena itu amanat-Nya yang penuh potensi ini
harus di manfaat untuk kemaslahatan umat dengan pertimbangan pemikiran sesuai
dengan keseimbnagn alam.
Sebaliknya kemurkaan Allah akan menyertai bagi mereka
yang selalu memanfaatkan potensi yang ada hanya untuk kepentingan sesaat atau
setiap perbuatan tanpa kesadaran ruhaniah. Oleh karena, tak heran kalau kita
perhatikan lebih mendalam ternyata dalang utama manusia dalam merusakkan
lingkungan hidup adalah karena kotornya hati nurani. Pernyataan ini secara
empiris telah terbukti dengan terjadinya permasalahan-permasalahan (akibat)
dari pengrusakan tersebut. Contoh kecilnya mestinya banjir tidak mungkin
terjadi kalau egoisme pribadi dijauhkan (seperti illegal logging) atau
kesadaran lingkungan yang timbul dari diri sendiri.
Kesimpulan :
Dari pernyataan di atas dapat kita tarik beberapa
kesimpulan, yaitu ;
Manusia adalah khalifah di muka bumi yang di beri
amanat dan di bekali dengan potensi untuk mengelola bumi. Sebagai khalifah yang
dibekali potensi dan di beri objek untuk menggunakan potensi ini (bumi dan
isinya) manusia diuji apakah dia menggunakan potensinya dan objek tersebut
mampu melahirkan kesadaran ruhaniah
bahwasanya adanya alam sebagai wujud adanya Tuhan dan tanda kesyukuran
kepada-Nya karena mendapat kesempatan untuk menikmati keindahan ciptaan-Nya,
kemudian selanjutnya mewujudkan kesyukurannya tersebut dengan memanfaatkan
potensi yang dimilikinya dan dan objek (bumi dan isinya) untuk mencari
keridhoaan Allah ataukah sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar