Oleh:Mohd
Hadidi
Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan
sangat sering kulihat.
Namun aneh, sesungguhnya aku belum mengenal
siapa yang kulihat.
Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya, Apakah
wajah ini yang kelak akan bercahaya dan
bersinar indah di surga sana?
Ataukah
wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahannam.
……………………………………………………………………………….
Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya,
Mata inikah
yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan…….
Menatap Allah, menatap Rasulullah, menatap
kekasih-kekasih Allah kelak?
Ataukah mata ini yang terbeliak , melotot,
menganga, terburai menatap neraka jahannam…….
Akankah mata penuh maksiat ini akan
menyelamatkan?
Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama
ini?
…………………………………………………………………………………
Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini yang
kelak akan mendesah penuh kerinduan….mengucap laa ilaaha ilallah
saat malaikat maut datang menjemput?
Ataukah
menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur, dengan lengking jeritan
pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqun jahannam…yang
getir penghangus , penghancur setiap usus.
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan?
Berapa banyak hati hati yang remuk dengan pisau
kata-katamu yang mengiris tajam?
Berapa banyak kata-kata semanis madu yang palsu
yang engkau ucapkan untuk menipu?
Betapa jarang engkau jujur.
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar
Tuhan mengampunimu.
………………………………………………………………………………
Tatkala kutatap tubuh.
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh
cahaya……….
Bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga?
Atau tubuh yang tercabik-cabik hancur, mendidih
di dalam lahar Membara jahanam, terpasung tanpa ampun, derita yang tak pernah
berakhir
Wahai tubuh, berapa banyak maksiat yang engkau
lakukan?
Berapa banyak orang-orang yang ngkau zalimi
dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang
engkau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau
acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?
………………………………………………………………………………
Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu
Apakah hatimu segagah ototmu
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok
Apakah hatimu seindah penampilanmu
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu
Betapa beda….betapa beda….apa yang tampak di
cermin dengan apa yang tersembunyi…..
Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa
yang tersembunyi
Aku telah tertipu, aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng,
hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji
topeng
Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng……
Sedangkan aku…. Hanyalah seonggok sampah busuk
yang terbungkus
Aku tertipu, aku malu ya Allah
Allah …selamatkan aku…… Amin ya Rabbal ‘Alamin
Mohd Hadidi,Banda Aceh
15 mei 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar