Muhammad Hadidi
Mahasiswa Syariah
Universitas Muhammadiyah Malang
A.Pengertian
Ilmu mantiq berasal dari bahasa yunani yang kemudian
disebut juga ilmu Logika. Disebut juga ilmu dari segala ilmu (Mi’yarul
Ulum), ilmu timbangan dan ukuran dari segala ilmu (ilmu Al-mizan)
B. Manfaat
Agar dapat terdidik berfikir
secara sistematis,kritis dan analistis sehingga pengetahuannya terhindar dari
kesalahan.Imam Alghazali berkata : ”sesungguhnya orang yang tidak menguasai
ilmu mantiq,maka tidak dapat dipertanggungjawabkan pengetahuannya.
C. Hukum mandalami ilmu mantiq
Ada tiga pendapat :
Tidak boleh (haram), imam
taqiyyudin ibnu amr, usman bin ash-shalah (1181-1243 M) dan imam abu zakaryya
yahya bin syaraf an-nawawi ( 1233-1277 M ).
Boleh (dianjurkan),oleh
sekelompok ulama diantaranya imam alghazali (1059-1111 M ), at-thibrizi (wafat
1109 M ,ibnu bajah (1100-1138 M),al-asmawi (1198-1283M), as-samarqandhi (wafat
1291M), dan al-abhari (wafat 1296M).
Boleh
bagi orang yang fikirannya telah sempurna dan benar-benar memahami hadits
nabi,ayat-ayat Al-qur’an dan mengetahui aqidah-aqidah yang benar dan tidak.
D. Macam-macam ilmu manusia
Ilmu itu ada 2 bagian :
Ilmu Qodim (dahulu), yaitu ilmu
Allah SWT.
Ilmu Hadits (baru), Ilmu yang dimiliki
oleh mahluk.
Ilmu menurut ahli mantiq ialah
hal mengetahui sesuatu yang majhul secara yaqin atau dzzan (dugaan),
sesuai kenyataan atau tidak.
Sebenarnya ilmu dan pengetahuan
tidaklah berbeda dalam jenisnya, melainkan dalam tarafnya. Ilmu lebih dirumuskan,
lebih tersusun baik dan lebih tepat dari pada pengetahuan. cobalah perhatikan
uraian di bawah ini :
Ilmu adalah suatu susunan
pengetahuan secara sistematis yang mempersoalkan bagian tertentu dari alam
semesta (mahluk).
Pembagian ilmu :
Tasawwur (konsepsi), yaitu memahami atau mengetahui
hakekat-hakekat arti dari lafadz yang mufrad (tunggal) tanpa embel-embel apapun
seperti pemahaman terhadap arti lafadz manusia, rumah, pohon dan burung.
Tasdiq (persepsi), yaitu memahami atau mengetahui
kenyatan kenisbatan, dan atau tidak ada kenyataan itu, seperti pemahaman bahwa
air laut asin, langit tidak di bawah kita.
Untuk dapat sampai pada Tasdiq
(memahami nisbat) harus lebih dahulu Tashawwur (memahami arti mufrad) jadi
tasawwur harus ditemukan terlebih dahulu. Pemahaman terhadap tasawwur ini
sebagai dasar pemahaman terhadap tashdiq jika pemahaman terhadap lafadz
(tasawwur) benar, maka pemahaman (temuan pikiran) terhadap tasdiq juga benar
atau mendekati benar.
Kalimat “zaid berdiri” mengandung empat tasawwur, yaitu
1.
gambaran
pikiran (tasawwur) mengenai zaid,
2. gambaran pikiran (tasawwur) tentang
berdiri,
3. gambaran pikiran mengenai nisbah (hubungan) antara
zaid dan berdiri
4.
kemudian
yang terakhir gambaran pikiran mangenai wujud atau terjadinya nisbah, (gambaran pikiran yang terakhir ini dinamakan
Tashdiq).
Pembagian tasawwur
a.
Tasawwur nazhari, seperti gambaran pikiran tentang hakekat, listrik, ruh, radio, telepon
atau televisi. Hakekat benda-benda tersebut dapat dipahami setelah berpikir
panjang dan mendalam.
b. Tasawwur
dhahuri, seperti gambaran pikiran
terhadap arti lapar, haus, dingin atau panas.
Pembagian Tasdiq
a.
Tasdiq nazhari, seperti alam raya adalah baru (makhluk) dan orang mati akan dibangkitkan
kembali dari kuburnya, hal seperti itu tidak dapat dipahami kecuali dengan
kajian dan pemikiran yang mendalam.
b.
Tasdiq dhahuri, Seperti benda tidak mungkin ada dalam dua tempat dalam waktu yang sama,
dan satu adalah setengah dari dua.
E. Definisi dan hujjah.
Qoul syarih maksudnya adalah definisi, menurut ahli mantiq ialah lafadz yang memberikan
pemahaman tentang makna lafadz atau mufrad.
Hujjah
Maksudnya adalah kiyas (silogisme) menurut ahli mantiq adalah lafadz yang
memberi pengertian (kepahaman) pada tasdiq. Contoh ungkapan alam raya ini
berubah-rubah dan setiap yang berubah-rubah adalah mahluk, ungkapan ini
mengantarkan pada kesimpulan alam raya adalah mahluk.
F. Macam-macam dalalah (tanda)
Sesuatu yang dapat menunjukkan
suatu pengertian. Dalalah ada dua macam, yaitu :
1. Dalalah lafdiyah, ialah tanda yang berupa bentuk kata. Misalnya
rumah, menunjukkan bangunan tempat tinggal yang terdiri dari dinding (papan
atau tembok),tiang, atap, pintu, dan lainnya.
Dalalah
lafdiyah dibagi dua :
a. Thabi’iyah, yaitu tanda yang bersifat pembawaan, seperti suara ”Aduh”
(rintihan) menunjukkan sakit.
b. Aqliyah, yaitu tanda
yang berdasarkan akal, seperti; suara dalam ruangan menunjukkan ada orang di
dalamnya.
c. Wadh’iyyah,yaitu tanda yang berdasarkan
penetapan istilah, seperti kata yang menunjukkan arti yang ditetapkan bagi
kata-kata itu dalam bahasa, seperti; Es teh menunjukkan minuman teh yang diberi
es, es jeruk menunjukkan minuman air perasan jeruk yang diberi es.
2. Dalalah Ghoiru lafdiyah, ialah
tanda yang bukan berbentuk kata, misalnya: merah muda, menunjukkan malu.
a. Thabiiyah, yaitu tanda yang bersifat
pembawaan, seperti merah muda menunjukkan malu.
b. Aqliyah, yaitu tanda yang berdasarkan akal,
seperti; perubahan tatanan barang-barang di kamar menunjukkan adanya orang yang
masuk ke dalamnya dan mengadakan perubahan itu.
c. Wadh’iyyah,yaitu tanda yang berupa
penetapan, seperti bendera setengah tiang menandakan berkabung.
G. Macam-macam dalalah
wadh’iyyah
Di dalam ilmu mantiq dalalah lafzhiyyah wadh’iyyah ada
tiga macam, yaitu:
1.
dalalah
muthabaqoh (denotasi lengkap),
yaitu apabila maknanya seluruhnya selaras dengan arti lengkap (utuh)nya.
Seperti makna sapi pada kalimat ”saya membeli sapi” yang dimaksud sapi
disini keseluruhan sapi secara makna dan arti.
2.
dalalah
tadhammum (denotasi implikatif),yaitu
apabila makna yang dimaksudkan hanya sebagian saja dari arti penuhnya, seperti
makna kata sapi dalam kalimat ”saya memukul sapi” yang dimaksud sapi
disini hanyalah sebagian tubuh sapi.
3.
dalalah
Iltizam (denotasi Inhern),yaitu
apabila makna yang dimaksudkan adalah pengertian lain, tetapi pengertian lain
itu merupakan hal lazim yang ada pada kata tersebut, seperti makna kata sapi
dalam kalimat ”saya menarik sapi” pengertian sapi disini bukan bagian
dari makna sapi sama sekali, sapi dalam kalimat disini pengertiannya adalah
tali yang merupakan kelaziman bagi sapi peliharaan. ( Disjaikan pada pata kuliah mantiq Semister II jurusan Syaria FAI &UMM)by.Adid.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar