Disusun Oleh
Muhammad Hadidi
Mahasiswa Syariah Universitas Muhammadiyah Malang
Dari berbagai sumber rujukkan
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Pendahuluan
Kalimah syahadatain adalah kalimah yang tidak asing
lagi bagi umat Islam. Kita senantiasa menyebutnya setiap hari, misalnya ketika
shalat dan azan. Kalimah syahadatain sering diucapkan oleh umat Islam dalam
pelbagai keadaan. Sememangnya kita menghafal kalimah syahadah dan dapat
menyebutnya dengan fasih, namun demikian sejauh manakah berkesan kalimah
syahadatain ini difahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari ummat
Islam?
Soalan tersebut perlu dijawab dengan realiti yang ada.
Tingkah laku ummat Islam yang terpengaruh dengan jahiliyah atau cara hidup Barat
yang memberi gambaran bahwa syahadah tidak memberi kesan lainnya seperti tidak
menutup aurat, melakukan perkara-perkara larangan dan yang meninggalkan
perintah-Nya, memberi kesetian dan taat bukan kepada Islam, dan mengingkari
rezki atau tidak menerima sesuatu yang dikenakan kepada dirinya. Contoh ini
adalah wujud dari seseorang yang tidak memahami syahadah yang dibacanya dan
tidak mengerti makna yang sebenarnya di bawa oleh syahadah tersebut.
Kalimah syahadah merupakan asas utama dan landasan
penting bagi rukun Islam. Tanpa syahadah maka rukun Islam lainnya akan runtuh
begitupun dengan rukun iman. Tegaknya syahadah dalam kehidupan seorang individu
maka akan menegakkan ibadah dan dien dalam hidup kita. Dengan syahadah maka
wujud sikap ruhaniah yang akan memberikan motivasi kepada tingkah laku jasmaniah
dan akal fikiran serta memotivasi kita untuk melaksanakan rukun Islam
lainnya.
Menegakkan Islam maka mesti menegakkan rukun Islam
terlebih dahulu, dan untuk tegaknya rukun Islam maka mesti tegak syahadah
terlebih dahulu. Rasulullah SAW mengisyaratkan bahawa: Islam itu bagaikan
sebuah bangunan. Untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5
(lima) tiang pokok iaitu syahadatain, shalat, saum, zakat dan haji ke baitul
haram. Dalam hadits yang lain: shalat sebagai salah satu rukun Islam
merupakan tiangnya ad dien.
Di
kalangan masyarakat Arab di zaman Nabi SAW, mereka memahami betul makna dari
syahadatain ini, terbukti dalam suatu peristiwa di mana Nabi SAW mengumpulkan
ketua-ketua Quraiys dari kalangan Bani Hasyim, Nabi SAW bersabda: Wahai
saudara-saudara, mahukah kalian aku beri satu kalimat, di mana dengan kalimat
itu kalian akan dapat menguasai seluruh jazirah Arab. Kemudian Abu Jahal terus
menjawab: Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan padaku. Kemudian Nabi
SAW bersabda: Ucapkanlah Laa ilaha illa Allah dan Muhammadan Rasulullah. Abu
Jahal pun terus jawab: Kalau itu yang kau mau, berarti engkau mengumandangkan
peperangan dengan semua orang Arab dan bukan Arab.
Penolakan Abu Jahal kepada kalimah ini, bukan kerana
dia tidak faham akan makna dari kalimat itu, tetapi justeru sebaliknya. Dia
tidak mau menerima sikap yang mesti tunduk, taat dan patuh kepada Allah SWT
sahaja, dengan sikap ini maka semua orang akan tidak tunduk lagi kepadanya. Abu
Jahal ingin mendapatkan loyaliti dari kaum dan bangsanya. Penerimaan syahadah
bermakna menerima semua aturan dan segala akibatnya. Penerimaan inilah yang
sulit bagi kaum jahiliyah mengaplikasikan syahadah.
Sebenarnya apabila mereka memahami bahawa loyaliti
kepada Allah itu juga akan menambah kekuatan kepada diri kita. Mereka yang
beriman semakin dihormati dan semakin dihargai. Mereka yang memiliki kemampuan
dan ilmu akan mendapatkan kedudukan yang sama apabila ia sebagai muslim. Abu
Jahal adalah tokoh di kalangan Jahiliyah dan ia memiliki banyak potensi di
antaranya ialah ahli hukum (Abu Amr). Setiap individu yang bersyahadah, maka ia
menjadi khalifatullah fil Ardhi.
Kalimah syahadah mesti difahami dengan benar, kerana
di dalamnya terdapat makna yang sangat tinggi. Dengan syahadah maka kehidupan
kita akan dijamin bahagia di dunia ataupun di akhirat. Syahadah sebagai kunci
dan tiang daripada dien. Oleh itu, marilah kita bersama memahami syahadatain
ini.
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Ahamiyatu Syahadatain
Sinopsis
Kepentingan syahadat (ahamiyah syahadah) perlu
didedahkan kepada mad'u agar dapat betul-betul memahami syahadah secara konsep
dan aplikasinya. Kenapa syahadah penting kerana dengan bersyahadah seseorang
boleh menyebutkan dirinya sebagai muslim, syahadah sebagai pintu bagi masuknya
seseorang kedalam Islam. Kefahaman seorang muslim sangat bergantung kepada
kefahamannya kepada syahadah. Dengan syahadah sebagai dasar, seorang muslim
dapat melakukan perubahan-perubahan individu, keluarga ataupun masyarakat. Dalam
sejarah nabi dan rasul, syahadah sebagai kalimah yang diperjuangkan dan kalimah
inilah yang menggerakkan dakwah nabi dan rasul. Akhir sekali, dengan syahdah
tentunya setiap muslim akan mendapatkan banyak pahala dan ganjaran yang besar
dari Allah SWT.
Hasiyah
1.Ahamiyah syahadah (kepentingan
bersyahadah)
Syahadatain adalah rukun Islam yang pertama.
Kepentingan syahadah ini kerana syahadah sebagai dasar bagi rukun Islam yang
lain dan bagi tiang untuk rukun Iman dan Dien. Syahadatain ini menjadi ruh, inti
dan landasan seluruh ajaran Islam. Oleh sebab itu, sangat penting syahadah dalam
kehidupan setiap muslim. Sebab-sebab kenapa syahadah penting bagi kehidupan
muslim adalah:
-
Pintu masuknya ajaran Islam
- Intisari ajaran Islam
- Dasar-dasar perubahan
menyeluruh
- Halkikat dakwah para
rasul
- Keutamaan yang besar
2.Madkhol ila Islam (pintu masuk ke dalam
Islam)
Syarah
-
Sahnya iman seseorang adalah dengan menyebutkan syahadatain
-
Kesempurnaan iman seseorang bergantung kepada pemahaman dan pengamalan syahadatain
-
Syahadatain membezakan manusia kepada muslim dan kafir
-
Pada dasarnya setiap manusia telah bersyahadah Rubbubiyah di alam arwah, tetapi ini sahaja belum cukup, untuk menjadi muslim mereka harus bersyahadah Uluhiyah dan syahadah Risalah di dunia.
Dalil
-
Hadits: Rasulullah SAW memerintahkan Mu'az bin Jabal untuk mengajarkan dua kalimah syahadah, sebelum pengajaran lainnya
-
Hadits: Pernyataan Rasulullah SAW tentang misi Laailaha illa Llah dan kewajiban manusia untuk menerimanya
-
Q: 47:19, Pentingnya mengerti, memahami, dan melaksanakan syahadatain. Manusia berdosa akibat melalaikan pemahaman dan pelaksanaan syahadatain
-
Q: 37:35, Manusia menjadi kafir karena menyombongkan diri terhadap Laa ilaha illa Llah
-
Q: 7:172, Manusia bersyahadah di alam arwah sehingga fitrah manusia mengakui keesaan Allah. Ini perlu disempurnakan dengan syahadatain sesuai ajaran Islam.
3.Kholaso ta'lim Islam (kefahaman muslim terhadap
Islam)
Syarah
-
Kefahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada kefahamannya pada syahadatain. Seluruh ajaran Islam terdapat dalam dua kalimah yang sederhana ini.
-
Ada 3 hal prinsip syahadatain: (1) Pernyataan Laa ilaha illa-Llah merupakan penerimaan penghambaan atau ibadah kepada Allah sahaja. Melaksanakan minhajilLah merupakan ibadah kepadaNya. (2). Menyebut Muhammad Rasulullah adalah tauladan dalam mengikuti MinhajilLah. (3). Penghambaan kepada Allah meliputi seluruh aspek kehidupan. Ia mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakatnya.
Dalil
-
Q: 2:21, 51:56, Ma'na Laailaha illa-Llah adalah penghambaan kepada Allah. 21:25, Rasul diutus dengan membawa ajaran tauhid.
-
Q: 33:21, Muhammad SAW adalah tauladan dalam setiap aspek kehidupan. 3: 31, aktifiti hidup hendaknya mengikuti ajaran Muhammad SAW.
-
Q: 6:162, Seluruh aktiviti hidup manusia secara individu, masyarakat dan negara mesti ditujukan kepada mengabdi Allah SWT sahaja, 3: 19, 3:85, 45:18, 6:153, Islam adalah satu-satunya syariat yang diredhai Allah. Tidak dapat dicampur dengan syariat lainnya.
4.Asasul Inqilab (dasar-dasar
perubahan)
Syarah
-
Syahadatain mampu merubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran, mahupun jalan hidupnya. Perubahan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara individu atau masyarakat.
-
Ada perbezaan penerimaan syahadatain pada generasi pertama umat Muhammad dengan generasi sekarang. Perbezaan tersebut disebabkan kefahaman terhadap makna syahadatain secara bahasa dan pengertian, sikap konsisten terhadap syahadah tersebut dalam pelaksanaan ketika menerima mahupun menolak.
-
Umat terdahulu langsung berubah ketika menerima syahadatain. Sehingga mereka yang tadinya bodoh menjadi pandai, yang kufur menjadi beriman, yang bergelimang dalam maksiat menjadi taqwa dan abid, yang sesat mendapat hidayah. Masyarakat yang tadinya bermusuhan menjadi bersaudara di jalan Allah.
-
Syahadatain dapat merubah masyarakat dahulu maka syahadatain pun dapat merubah umat sekarang menjadi baik.
Dalil
-
Q: 6:122, Penggambaran Allah tentang perubahan yang terjadi pada para sahabat Nabi, yang dahulunya berada dalam kegelapan jahiliyah kemudian berada dalam cahaya Islam yang gemilang.
-
33:23, Perubahan individu contohnya terjadi pada Mus'ab bin Umair yang sebelum mengikuti dakwah rasul merupakan pemuda yang paling terkenal dengan kehidupan glamour di kota Mekkah tetapi setelah menerima Islam, ia menjadi pemuda sederhana yang da'i, duta rasul untuk kota Madinah. Kemudian menjadi syuhada Uhud. Saat syahidnya rasulullah membacakan ayat ini.
-
37:35 - 37, reaksi masyarakat Qurays terhadap kalimah tauhid 85:6 - 10, Reaksi musuh terhadap keimanan kaum mukminin terhadap Allah 18:2, 8:30, Musuh memerangi mereka yang konsisten dengan pernyataan Tauhid.
-
Hadits: Laa ilaaha ilaLlah kalimat yang dibenci penguasa zalim dan kerajaan.
-
Hadits: Mereka yang konsisten dengan syahadatain akan menang dan mereka yang memusuhinya akan kalah dan hancur.
-
Hadits: Janji rasul bahwa kalimah tauhid akan memuliakan kaumnya.
5.Haqiqat dakwah rasul
Syarah
-
Setiap Rasul semenjak nabi Adam AS hingga nabi besar Muhammad SAW membawa misi dakwahnya adalah syahadah
-
Makna syahadah yang dibawa juga sama iaitu laa ilaaha ilalLah
-
Dakwah rasul sentiasa membawa umat kepada pengabdian Allah sahaja
Dalil
-
Q: 60:4, Nabi Ibrahim berdakwah kepada masyarakat untuk membawanya kepada pengabdian Allah sahaja.
-
Q: 18:110, Para nabi membawa dakwah bahawa ilah hanya satu iaitu Allah sahaja
6.Fadailul A'dhim (ganjaran yang
besar)
Syarah
-
Banyak ganjaran-ganjaran yang diberikan oleh Allah dan dijanjikan oleh Nabi Muhammad saw.
-
Ganjaran dapat berupa material ataupun moral./ Misalnya kebahagiaan di dunia dan di akhirat, rezeki yang halal dan keutamaan lainnya
-
Keutamaan ini selalu dikaitkan dengan aplikasi dan implikasi syahadah dalam kehidupan sehari-hari
-
Dielakkannya kita dari segala macam kesakitan dan keseksaan di dunia ataupun di akhirat.
Dalil
-
Q: Allah SWT memberikan banyak keutamaan dan kelebihan bagi yang bersyahadah
-
H: Allah SWT akan menghindarkan neraka bagi mereka yang menyebut kalimah syahadah
Ringkasan
Kepentingan syahadatain : (4:41, 2:143)
a.Pintu masuk ke dalam Islam : (a)
b.Intisari ajaran Islam : (b, 21:25)
c.Dasar-dasar perubahan total: (6:122, 13:11) peribadi dan masyarakat
d.Hakikat Dakwah para Rasul a.s : (21:25, 3:31, 6:19, 16:36)
e.Kelebihan yang besar
b.Intisari ajaran Islam : (b, 21:25)
c.Dasar-dasar perubahan total: (6:122, 13:11) peribadi dan masyarakat
d.Hakikat Dakwah para Rasul a.s : (21:25, 3:31, 6:19, 16:36)
e.Kelebihan yang besar
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Madlulsyahadah
Sinopsis
Syahadatain begitu berat diperjuangkan oleh para
sahabat, bahkan mereka sedia dan tidak takut terhadap segala ancaman kafir.
Sahabat nabi misalnya Habib berani menghadapi seksaan dari Musailamah yang
memotong tubuhnya satu persatu. Bilal bin Rabah tahan menerima himpitan batu
besar di tengah hari dan sederet nama lainnya.
Mereka mempertahankan syahadatain. Muncullah pertanyaan kenapa mereka bersedia dan berani mempertahankan kalimah syahadah? Ini disebabkan kerana kalimah syahadah mengandung makna yang sangat mendalam bagi mereka. Syahadah bagi mereka dan erti yang sebenarnya mencakupi pengertian ikrar, sumpah dan janji.
Majoriti umat Islam mengertikan syahadah sebagai ikrar sahaja, apabila mereka tahu bahawa syahadah juga mengandungi erti sumpah dan janji, serta tahu bahawa akibat dari janji dan sumpah maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman. Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian syahadah yang betul.
Iman secara sebutan oleh mulut, juga diyakini oleh hati dan diamalkan oleh perbuatan sebagai pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamlkan syahadah dan mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqomah maka beberapa hasil akan dirasakan seperti keberanian, ketenangan dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah SWT memberikan kebahagian kepada mereka di dunia dan di akhirat.
Mereka mempertahankan syahadatain. Muncullah pertanyaan kenapa mereka bersedia dan berani mempertahankan kalimah syahadah? Ini disebabkan kerana kalimah syahadah mengandung makna yang sangat mendalam bagi mereka. Syahadah bagi mereka dan erti yang sebenarnya mencakupi pengertian ikrar, sumpah dan janji.
Majoriti umat Islam mengertikan syahadah sebagai ikrar sahaja, apabila mereka tahu bahawa syahadah juga mengandungi erti sumpah dan janji, serta tahu bahawa akibat dari janji dan sumpah maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman. Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian syahadah yang betul.
Iman secara sebutan oleh mulut, juga diyakini oleh hati dan diamalkan oleh perbuatan sebagai pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamlkan syahadah dan mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqomah maka beberapa hasil akan dirasakan seperti keberanian, ketenangan dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah SWT memberikan kebahagian kepada mereka di dunia dan di akhirat.
Hasiyah
1.Madlul syahadah
Syarah
-
Pernyataan (ikrar), iaitu suatu statement seorang muslim mengenai keyakinannya. Pernyataan ini sangat kuat kerana didukung oleh Allah, Malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang beriman). Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan.
-
Sumpah (qosam) iaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkan syahadah. Muslim yang menyebut asyhad bererti siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka jahanam.
-
Perjanjian yang teguh (mitsaq) iaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah yang terkandung dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul.
Dalil
-
Q: 3:18, syahadat yang bererti ikrar dari Allah, Malaikat dan orang-orang yang berilmu tentang Laa ilaha illa-Llah. 7:172, ikrar tentang RubiyatuLlah manusia merupakan alasan bagi ikrar tentang keesaan Allah. 3:81, ikrar para nabi mengakui kerasulan Muhammad SAW meskipun mereka hidup sebelum kedatangan Rasulullah SAW.
-
63:1-2, syahadah bererti sumpah. Orang-orang munafiq berlebihan dalam pernyataan syahadatnya, padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta. 4:138-145, beberapa ciri orang yang melanggar sumpahnya iaitu memberikan wala kepada orang-orang kafir, memperolok-olok ayat Allah, mencari kesempatan dalam kesempitan kaum muslimin, menunggu-nunggu kesalahan kaum muslimin, malas dalam sholat dan tidak punya pendirian. Orang-orang mukmin yang sumpahnya teguh tidak akan bersifat seperti tersebut.
-
5:7, 2:285, syahadah adalah mitsaq yang harus diterima dengan sikap sama'an wa tho'atan didasari dengan iman yang sebenarnya terhadap Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rsaul, hari Akhir dan Qadar baik maupun buruk. 2:93, pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat turunnya la'nat Allah seperti yang pernah terjadi pada orang-orang yahudi.
2.Iman
Syarah
Syahadah yang dinyatakan seorang muslim penuh
kesedaran sebagai sumpah dan janji setia ini merupakan ruh Iman
iaitu:
-
Ucapan (qoul) yang sentiasa sesuai dengan isi hatinya yang suci. Perkataan mahupun kalimat yang keluar dari lidahnya yang baik serta mengandungi hikmah. Syahadah diucapkan dengan penuh kebanggaan iman (isti'la-ul iman) berangkat dari semangat isyhadu biannaa muslimin.
-
Membenarkan (tashdiq) dengan hati tanpa keraguan. Iaitu sikap keyakinan dan penerimaan dengan tanpa rasa keberatan atau pilihan lain terhadap apa yang didatangkan Allah.
-
Perbuatan (amal) yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan kefahaman terhadap maksud-maksud aturan Allah. Amal merupakan cerminan dari kesucian hati. Dan upaya untuk mencari redha Ilahi. Amal yang menunjukkan sikap mental dan moral Islami yang dapat dijadikan teladan.
-
Ketiga perkara di atas tidak terpisahkan sama sekali. Seorang muslim yang tidak membenarkan ajaran Allah dalam hatinya bahkan membencinya. Meskipun kelihatan mengamalkan sebahagian ajaran Islam adalah munafiq I'tiqodi yang terlaknat. Muslim yang meyakini kebenaran ajaran Islam dan menyatakan syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan dalam kehidupan adalah munafiq amaly. Sifat nifaq dapat terjadi sementara terhadap seorang muslim oleh kerana berdusta, menyalahi janji atau berkhianat.
Dalil
-
49:15, 4:65, 33:36, Iman adalah keyakinan tanpa keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan, kepercayaan tanpa pilihan terhadap semua keputusan Allah. 3:64, sikap hidup yang merupakan cermin identiti Islam.
-
4:123-125, iman bukanlah hanya angan-angan, tetapis sesuatu yang tertanam di dalam hati dan harus diamalkan dalam bentuk praktikal. Amal yang dikerjakan harus merupakan amal sholeh yang dilakukan sengan ihsan dan penyerahan yang sempurna kepada kehendak Allah. Dalam melakukan amal tersebut, seorang mukmin merasa dikawal oleh Allah SWT.
-
2:80, di antara kekeliruan ummat Islam adalah mencontoh sikap Yahudi. Misalnya merasa bahawa neraka merupakan seksaan yang sebentar sehingga tidak apa memasukinya. Atau mereka merasa akan masuk syurga semata-mata karena imannya sehingga tidak perlu beramal sholeh lagi.
-
2:8, 63:1-2, 48:11, Ucapan lisan tanpa membenarkan dengan hati adalah sikap nifaq I'tiqodi. Berbicara dengan mulutnya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya.
-
Hadits, Tanda-tanda munafik ada tiga. Jika salah satu ada pada seseorang maka ia merupakan munafikm sebahagian. Bila keseluruhannya terdapat, maka ia munafik yang sesungguhnya iaitu: bila berbicara ia berdusta, bila berjanji menyalahi janjinya, dan bila diberi amanah ia berkhianat. Ketiga tanda ini termasuk jenis munafik amali.
-
Imam Hasan Basri berkata, 'Iman bukanlah angan-angan, bukan pula sekedar hiasan, tetapi keyakinan yang hidup di dalam hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan'.
3.Istiqomah
Syarah
Keimanan seseorang muslim yang mencakupi tiga unsur di
atas mesti selalu dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqomah. Istiqomah adalah
konsisten, tetap dan teguh. Tetap pada pendirian, tidak berubah, dan tahan uji.
Sikap istiqomah akan melahirkan tiga hal yang merupakan ciri orang-orang beriman
sempurna, iaitu:
-
Syajaah (keberanian) muncul kerana keyakinan sebagai hamba Allah yang selalu dibela dan didukung Allah. Tidak takut menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk tegaknya yang haq (benar). Keberanian juga bersumber kepada keyakinan terhadap qadha dan qadar Allah yang pasti. Tidak takut pada kematian kerana kematian di jalan Allah merupakan anugerah yang selalu dirindukannya.
-
Itminan (ketenangan) berasal dari keyakinan terhadap perlindungan Allah yang memelihara orang-orang mukmin secara lahir dan batin. Dengan sentiasa ingat pada Allah dan selalu berpanduankepada petunjukNya (kitabullah dan sunnah), maka ketenangan akan selalu hidup di dalam hatinya.
-
Tafaul (optimis), meyakini bahawa masa depan adalah milik orang-orang yang beriman. Kemenangan ummat Islam dan kehancuran kaum kuffar sudah pasti. Mukmin menyedari bahawa amal perbuatan yang dilakukannya tidak akan sia-sia, melainkan pasti dibalas Allah dengan pembalasan yang sempurna.
Dalil
-
11:112-113, istiqomah ertinya tidak menyimpang atau cenderung pada kekufuran 17:73-74, istiqomah tetap teguh, tahan dan kuat dalam menghadapi dan melaksanakan perintah Allah. 42:15, terus berjuang menyampaikan ajaran Allah dengan tidak mengikuti hawa nafsu. Hadits: Abi Amr atau Abi Amrah Sofyan bin Abdillah , ia berkata: "aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku tentang Islam suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seseorang kecuali kepadamu". Bersabdalah Rasulullah, "katakanlah, aku telah beriman kepada Allah. kemudian berlaku istiqomahlah kamu". (Muslim).
-
41:30-32, orang yang beristiqomah didukung Malaikat yang akan menjadikannyaberani, tenang dan optimis. 9:5x2, sumber keyakinan tentang qadha dan qadar yang menimbulkan keberanian, kecelakaan atau kemudharatan hanyalah ketentuan Allah belaka. 3:157/158, kemuliaan merupakan anugerah Allah bagi orang-orang mukmin sehingga mereka tidak takut menyampaikan risalah kebenaran, lihat 33:39.
-
13:28, ketenangan dapat diperoleh dengan mengingat Allah. 47:7, 3:173, 33:23, ketenangan yang diperoleh kerana tawakal terhadap janji perlindungan Allah yang pasti sehingga timbul pula keberanian menghadapi musuh. Ibnu Taymiyah berkata, "apa yang hendak dilakukan musuh-musuhku terhadapku? Sesungguhnya syurga aku terletak dihatiku. Dimanapun aku berada ia selalu bersamaku. Sesungguhnya kematianku adalah syahid. Penjaraku adalah rasa manis, sedangkan mengusirku bagiku adalah travelling. Ibnu Qayyim mengambil perkataan seorang alim"sesungguhnya kita berada dalam kelezatan (hati) yang seandainya anak-anak raja mengetahuinya tentu mereka ingin mengambilnya dengan pedang-pedang mereka.
-
3:160, optimis bahawa dengan pertolongan Allah tak akan ada yang dapat mengalahkan. 33:22-23, contoh optimis para sahabat Rasul di perang Ahzab. Hadits, Rasulullah yakin akan mengalahkan Rummawi dan parsi dengan menjanjikan kepada Saraqah bin Malik akan memberikan gelang dan mahkota Parsi dengan keislamannya. Hal ini kemudian terbukti dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang Qadissiyya.
4.Assa'adah
Syarah
-
Ketiga hasil istiqomah tadi akan membuat kebahagiaan bagi orang yang memilikinya. Jadi hanya syahadah sejati dapat menimbulkan sa'adah. Hanya Islam dengan konsep syahadah yang dapat memberikan kebahagian kepada manusia di dunia mahupun di akhirat.
Dalil
-
Al Qur'an banyak menyebutkan bahawa orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan atau hasanah di dunia ataupun akhirat.
Ringkasan
Kandungan kata "syahadah"
a. Iqrar (pengakuan) (3:18, 81)
b. Sumpah (63:2, 24:6,8)
c. Perjanjian (3:81, 5:7, 2:26-27)
Iman: (2:285)a. Iqrar (pengakuan) (3:18, 81)
b. Sumpah (63:2, 24:6,8)
c. Perjanjian (3:81, 5:7, 2:26-27)
a. Perkataan
b. Membenarkan
c. Amal
Istiqamah: (41:30)
a. Berani (41:30, 5:52)
b. Tenang (41:30, 13:28)
c. Optimis (41:30, 24:55)
Bahagia: (3:185)
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Makna Ilah
Sinopsis
Kalimat Laa ilaaha ilaLlah tidak mungkin difahami
kecuali dengan memahami terlebih dahulu ma'na ilah yang berasal dari 'aliha'
yang memiliki berbagai macam pengertian. Dengan memahaminya kita mesti
mengetahui motif-motif manusia mengilahkan sesuatu. Ada empat makna utama dari
aliha iaitu sakana ilahi, istijaaro bihi, asy syauqu ilaihi dan wull'a bihi.
Aliha bermakna abaduhu (mengabdi/menyembahnya), kerana empat perasaan itu
demikian mendalam dalam hatinya, maka dia rela dengan penuh kesedaran untuk
menghambakan diri kepada ilah (sembahan) tersebut. Dalam hal ini ada tiga sikap
yang mereka berikan terhadap ilahnya iaitu kamalul mahabah, kamalut tadzalul,
dan kamalut khudu'. Al ilah dengan makrifat iaitu sembahan yang sejati hanyalah
Allah sahaja, sedangkan selain Allah adalah bathil. Maka pengertian-pengertian
ma'na ilah di atas hanyalah hak Allah sahaja, tidak boleh diberikan kepada
selainNya.
Dalam menjadikan Allah sebagai Al Illah terkandung empat pengertian iaitu al marghub, al mahbub, al matbu', dan al marhub. Al ma'bud merupakan sesuatu yang disembah secara mutlak. Kerana Allah adalah satu-satunya Al Ilah, tiada syarikat kepadaNya, maka Dia adalah satu-satunya yang disembah dan diabdi oleh seluruh kekuatan yang ada pada manusia. Pengakuan Allah sebagai Al Ma'bud dibuktikan dengan penerimaan Allah sebagai pemilik segala loyalti, pemilik ketaatan, dan pemilik hukum.
Dalam menjadikan Allah sebagai Al Illah terkandung empat pengertian iaitu al marghub, al mahbub, al matbu', dan al marhub. Al ma'bud merupakan sesuatu yang disembah secara mutlak. Kerana Allah adalah satu-satunya Al Ilah, tiada syarikat kepadaNya, maka Dia adalah satu-satunya yang disembah dan diabdi oleh seluruh kekuatan yang ada pada manusia. Pengakuan Allah sebagai Al Ma'bud dibuktikan dengan penerimaan Allah sebagai pemilik segala loyalti, pemilik ketaatan, dan pemilik hukum.
Hasiyah
1.Aliha
Syarah
-
Mereka tenteram kepadanya (sakana ilaihi) iaitu ketika ilah tersebut diingat-ingat olehnya, ia merasa senang dan manakala mendengar namanya disebut atau dipuji orang ia merasa tenteram.
-
Merasa dilindungi oleh-Nya (istijaaro bihi), kerana ilah tersebut dianggap memiliki kekuatan ghaib yang mampu menolong dirinya dari kesulitan hidup.
-
Merasa selalu rindu kepadanya (assyauqu ilaihi), ada keinginan selalu bertemu dengannya, samada berterusan atau tidak. Ada kegembiraan apabila bertemu dengannya.
-
Merasa cinta dan cenderung k
epadanya (wull'a bihi). Rasa rindu yang menguasai diri menjadikannya mencintai ilah tersebut, walau bagaimanapun keadaannya. Ia selalu beranggapan bahawa pujaannya memiliki kelayakan dicintai sepenuh hati.
Dalil
-
Perkataan orang Arab: 'saya merasa tenteram kepadanya', 'si fulan meminta perlindungan kepadanya', 'si fulan merasa rindu kepadanya', 'anak itu cenderung kepada ibunya'.
-
10:7-8, manusia yang mengilahkan kehidupan dunia merasa tenteram dengan hidup dunia. 7:138, bani Israel yang bodoh menghendaki adanya ilah yang dapat menenteramkan hati mereka.
-
72:6, manusia memperilah jin dengan meminta perlindungan kepadanya. 36:74-75, orang-orang musyrik mengambil pertolongan dari selain Allah padahal semuanya tidak dapat menolong kita, lihat 7:197.
-
2:93, 20:91, bani Israel larut dalam kerinduan yang berlebihan terhadap ijla (anak lembu) yang dijadikannya ilah. 26:71, para penyembah berhala sangat tekun melakukan pengabdian kerana selalu rindu padanya.
-
29:25, berhala-berhala adalah menyatukan bangsa yang sangat disenangi oleh orang-orang musyrik. 2:165, tandingan (andad) merupakan sembahan-sembahan selain Allah yang dicintai oleh orang-orang musyrik sama dengan mencintai Allah kerana mereka sangat cenderung atau dikuasai olehnya.
2.Abadahu
Syarah
-
Dia amat sangat mencintainya (kamalut mahabbah), sehingga semua akibat cinta siap dilaksanakannya. Maka diapun siap berkorban memberi loyalti, thaat dan patuh dan sebagainya.
-
Dia amat sangat merendahkan diri di hadapan ilahnya (kamalut tadzulul). Sehingga menganggap dirinya sendiri tidak berharga, sedia bersikap rendah serendah-rendahnya untuk pujaannya itu.
-
Dia amat sangat tunduk, patuh (kamalul khudu'). Sehingga akan selalu mendengar dan thoat tanpa reserve, serta melaksanakan perintah-perintah yang menurutnya bersumber dari sang ilah.
Dalil
-
Perkataan orang Arab aliha adalah abadahu. Seperti aliha rajulu ya-lahu (lelaki itu menghambakan diri pada ilahnya)
-
39:45, orang kafir yang menjadikan sesuatu selain Allah sebagai ilahnya demikian senangnya apabila mendengar nama kecintaannya serta tidak suka apabila nama Allah disebut. Hadits, sabda Rasulullah SAW, 'Celakalah hamba dinar (wang emas), celakalah hamba dirham (wang perak), celakalah hamba pakaian (mode). Kalau diberi maka ia redha, sedangkan apabila tidak diberi maka iaakan kesal. Ini disebabkan kecintaan yang amat sangat terhadap barang-barang tersebut.
-
36:60, orang-orang kafir pada hakikatnya mengabdi kepada syaithan yang memperdaya mereka. 6:137, orang-orang kafir demikian patuhnya sehingga bersedia membunuh anak-anaknya untuk mengikuti program ilah-ilah sembahannya.
3.Al Ilah
Syarah
-
Al Marghub iaitu dzat yang sentiasa diharapkan. Kerana Allah selalu memberikan kasih sayangNya dan di tangan-Nyalah segala kebaikan.
-
Al Mahbub, dzat yang amat sangat dicintai kerana Dia yang berhak dipuja dan dipuji. Dia telah memberikan perlindungan, rahmat, dan kasih sayang yangberlimpah ruah kepada hamba-hambaNya.
-
Al Matbu' yang selalu diikuti atau ditaati. Semua perintahNya siap dilaksanakan dengan segala kemampuan sedang semua laranganNya akan selalu dijauhi. Selalu mengikuti hidayah atau bimbinganNya dengan tanpa pertimbangan. Allah sahaja yang sesuai diikuti secara mutlak, dicari dan dikejar keredhaan-Nya.
-
Al Marhub, sesuatu yang sangat ditakuti. Hanya Allah sahaja yang berhak ditakuti secara syar'i. Takut terhadap kemarahanNya, takut terhadap seksa-Nya, dan takut terhadap hal-hal yang akan membawa kemarahanNya. Rasa takut ini bukan membuat ia lari, tetapi membuatnya selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Dalil
-
2:163-164, Allah adalah ilah yang esa tiada ilah selain Dia, dengan rahmat dan kash sayangNya yang teramat luas.
-
2:186, 40:60, 94:7-8. Hanya Allahyang sesuai diharap kerana Ia maha memberi atau mengabulkan do'a hambaNya. 21:90-91, orang-orang mukmin menghambakan diri kepada Allah dengan harap dan cemas.
-
2:165, Allah adalah kecintaan orang yang mukmin dengan kecintaan yang amat sangat. 8:2, sehingga ketika disebut nama Allah bergetar hatinya. 9:24, Allah berada di atas segala kecintaan.
-
51:50, perintah Allah untuk bersegera menuju Allah kerana hanya Allah sahaja yang sesuai diikuti. 37:99, menuju Allah untuk memperoleh bimbingan dan hidayahNya untuk diikuti.
-
2:40, 9:13, 33:39, hanya Allah sahaja yang sesuai ditakuti dengan mendekatkan diri kepadaNya.
4.Al Ma'bud
Syarah
-
pemilik kepada segala loyaliti, perwalian atau pemegang otoriti atas seluruh makhluk termasuk dirinya. Dengan demikian loyaliti mukminin hanya diberikan kepada Allah dengan kesedaran bahawa loyaliti yang diberikan pada selainNya adalah kemusyrikan.
-
Pemilik tunggal hak untuk ditaati oleh seluruh makhluk di alam semesta. Mukmin meyakini bahawa ketaatan pada hakikatnya untuk Allah sahaja. Seorang mukmin menyedari sepenuhnya bahawa mentaati mereka yang mendurhakai Allah adalah kedurhakaan terhadap Allah.
-
Pemilik tunggal kekuasaan di alam semesta. Dialah yang menciptakan dan berhak menentukan aturan bagi seluruh ciptaanNya. Maka hanya hukum dan undang-undangNya sahaja yang adil. Orang mukmin menerima Allah sebagai pemerintah dan kerajaan tunggal di alam semesta dan menolak kerajaan manusia.
Dalil
-
109:1-6, pernyataan mukmin bahawa pengabdiannya hanya untuk Allah sahaja dan sekali-kali tidak akan mengabdi selainNya. 16:36, Rasul diutus dengan risalah pengabdian pada Allah sahaja dan menjauhi segala yang diabdi selain Allah. 2:21, perintah Allah untuk mengabdi kepadaNya sahaja dengan tidak mengambil selain Allah sebagai tandingan-tandingan.
-
7:196, pernyataan mukmin bahawa wali (pemimpin) nya hanya Allah sahaja. 2:257, berwalikan kepada Allah melepaskan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
-
7:54, hak menciptakan dan hak memerintah hanyalah milik Allah. mukmin hanya mengakui kerajaan Allah. hadits, mukmin hanya akan taat pada sesuatu yang diizinkan Allah, Rasul dan ulil amri. Mukmin tidaklah akan mentaati perintah maksiyat kepada Allah.
-
12:40, hak menentukan hukum dan undang-undang hanyalah hak Allah. 24:1, Allah mewajibkan manusia melaksanakan hukum-hukumNya. 5:44, 45, 47 mereka yang menolak aturan atau hukum Allah adalah kafir, zalim dan fasik. Ini ertinya pemerintahan Allah sahaja yang boleh tegak sedang pemerintahan manusia adalah batil.
Ringkasan
-
Kandungan makna (aliha, ya-lahu, Ilahan):- Merasa tenang padanya (10:7)
- Selalu rindu padanya (7:138)
- Melindungi diri padanya (72:6)
- Mencintainya (2:165)
-
(Aliha) membawa erti (Abadahu):
- Sempurna mencintai
- Sempurna menghinakan diri
- Sempurna menundukkan diri -
Kandungan kata (Al-Ilah):
- Yang diharapkan
- Yang diikuti
- Yang ditakuti
- Yang dicintai
-
(al-Ilah):
- Yang layak diberikan kepadanya wala'
- Yang wajib diberikan kepadanya ketaatan
- Yang wajib diberikan kepadanya authoriti
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Al Wala' Wal Barra
Sinopsis
Kalimat laa ilaha illa lLah terdiri dari 3 jenis huruf
(alif, lam dan ha) serta
4 kata (Laa, ilah, illa, Allah) tetapi mengandung pengertian yang mencakup seluruh ajaran Islam. Keberadaan kata ini adalah Wala terhadap Allah dan Bara terhadap selain Allah. bagi muslim sikap ini merupakan sikap hidup yang inti dan warisan para nabi. Penyimpangan dari sikap ini tergolong dosa besar yang tidak diampuni (syirik). Dengan sikap Wala dan Bara seorang mu'min akan selalu mengarahkan dirinya kepada Allah di setiap perbuatannya. Untuk memahami wala dan bara ini kita perlu mengkaji unsur-unsur kalimatnya, seperti la, ilaha, illa dan sebagainya. Kalimah Muhammad Rasulullah merupakan bahagian kedua dari syahdatain.
Di dalamnya terkandung suatu pengakuan tentang kerasulan Muhammad SAW. Ertinya di dalam rangka mengamalkan Wala dan Bara yang terkandung di dalam Laa ilaha illa Llah maka mesti mengikuti petunjuk dan jejak langkah Muhammad SAW. Beliau mendapatkan pengesahan Ilahi untuk menunjukkan kebenaran dan melaksanakannya. Maka beliau merupakan teladan pelaksanaan Wala dan Bara.
4 kata (Laa, ilah, illa, Allah) tetapi mengandung pengertian yang mencakup seluruh ajaran Islam. Keberadaan kata ini adalah Wala terhadap Allah dan Bara terhadap selain Allah. bagi muslim sikap ini merupakan sikap hidup yang inti dan warisan para nabi. Penyimpangan dari sikap ini tergolong dosa besar yang tidak diampuni (syirik). Dengan sikap Wala dan Bara seorang mu'min akan selalu mengarahkan dirinya kepada Allah di setiap perbuatannya. Untuk memahami wala dan bara ini kita perlu mengkaji unsur-unsur kalimatnya, seperti la, ilaha, illa dan sebagainya. Kalimah Muhammad Rasulullah merupakan bahagian kedua dari syahdatain.
Di dalamnya terkandung suatu pengakuan tentang kerasulan Muhammad SAW. Ertinya di dalam rangka mengamalkan Wala dan Bara yang terkandung di dalam Laa ilaha illa Llah maka mesti mengikuti petunjuk dan jejak langkah Muhammad SAW. Beliau mendapatkan pengesahan Ilahi untuk menunjukkan kebenaran dan melaksanakannya. Maka beliau merupakan teladan pelaksanaan Wala dan Bara.
Hasyiah
Laa ilaha illa Llah
1.
Laa (tidak ada - penolakan) Kata penolakan yang mengandungi pengertian menolak
semua unsur yang ada di belakang kata tersebut
2.
Ilaha (sembahan - yang ditolak) Sembahan iaitu kata yang ditolak oleh laa tadi,
iaitu segala bentuk sembahan yang bathil. Dua kata ini mengandungi pengertian
bara (berlepas diri)
3.
Ila (kecuali - peneguhan) Kata pengecualian yang bererti meneguhkan dan
menguatkan kata di belakangnya sebagai satu-satunya yang tidak
ditolak
4.
Allah (yang diteguhkan atau yang dikecualikan) Kata yang dikecualikan oleh illa.
Lafzul jalalah (Allah) sebagai yang dikecualikan.
Dalil
-
16:36, inti dakwah para Nabi adalah mengingkari sembahan selain Allah
dan hanya menerima Allah sahaja sebagai satu-satunya sembahan. -
4:48, 4:116, bahaya menyimpang dari Tauhid. Syirik merupakan dosa yang tidak diampun.
-
47:19, dosa-dosa manusia diakibatkan kelalaian memahami makna tauhid
-
7:59, 65, 73, beberapa contoh dakwah para nabi yang memerintahkan pengabdian kepada Allah dan menolak ilah-ilah yang lain
-
Hadits. Ikatan yang paling kuat daripada iman adalah mencintai kerana Allah dan membenci kerana Allah
-
Hadits. Barangsiapa yang mencintai kerana Allah, membenci kerana Allah, memberi kerana Allah dan melarang kerana Allah, maka ia telah mencapai kesempurnaan iman.
Bara (pembebasan)
Merupakan hasil kalimat laa ilaha yang ertinya
membebaskan diri daripada segala bentuk sembahan. Pembebasan ini bererti:
mengingkari, memisahkan diri, membenci, memusuhi dan memerangi. Keempat perkara
ini ditunjukkan pada segala ilah selain Allah samada berupa sistem, konsep
mahupun pelaksana.
Dalil
-
60:4, contoh sikap bara yang diperlihatkan Nabi Ibrahim AS dan pengikutnya terhadap kaumnya. Mengandung unsur mengingkari, memisahkan diri, membenci dan memusuhi.
-
9:1, sikap bara bererti melepaskan diri seperti yang dilakukan oleh Rasul terhadap orang-orang kafir dan musyrik.
-
47:7, sikap bara adalah membenci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan.
-
58:22, sikap bara dapat diertikan juga memerangi dan memusuhi meskipun terhadap familinya. Contohnya Abu Ubaidah membunuh ayahnya. Umar bin Khatab membunuh bapa saudaranya, sedangkan Abu Bakar hampir membunuh putranya yang masih musyrik. Semua ini berlangsung di medan perang.
-
26:77, Nabi Ibrahim menyatakan permusuhan terhadap berhala-berhala sembahan kaumnya.
Hadam (penghancuran)
Sikap bara dengan segala
akibatnya melahirkan upaya menghancurkan segala bentuk pengabdian terhadap tandingan-tandingan mahupun sekutu-sekutu selain Allah, apakah terhadap diri, keluarga mahupun masyarakat.
akibatnya melahirkan upaya menghancurkan segala bentuk pengabdian terhadap tandingan-tandingan mahupun sekutu-sekutu selain Allah, apakah terhadap diri, keluarga mahupun masyarakat.
Dalil
-
21:57-58, Nabi Ibrahim berupaya menghancurkan berhala-berhala yang membodohi masyarakatnya pada masa itu. Cara ini sesuai pada masa itu tetapi pada masa Rasulullah, Rasul SAW menghancurkan akidah berhala dan fikrah yang menyimpang terlebih dahulu. Setelah fathu Mekkah, kemudian 360 berhala di sekitar Ka'bah dihancurkan oleh Rasul.
Al Wala (loyaliti)
Kalimat Illa-lLah bererti pengukuhan terhadap
wilayatulLlah (kepemimpinan Allah). Ertinya: selalu mentaati, selalu mendekatkan
diri, mencintai sepenuh hati, dan membela, mendukung, dan menolong. Semua ini
ditujukan kepada Allah dan segala yang diizinkan Allah seperti Rasul dan orang
yang beriman.
Dalil
-
5:7, 2:285, Iman terhadap kalimat suci ini bererti bersedia mendengar dan taat.
-
10:61,62, jaminan Allah terhadap yang menjadi wali (kekasih) Allah kerana selalu dekat kepadaNya.
-
2:165, wala kepada Allah menjadikan Allah sangat dicintai, lihat 9:24
-
61:14, sebagai bukti dari wala adalah selalu siap mendukung atau menolong dien Allah.
Al Bina (membangun)
Sikap wala beserta segala akibatnya merupakan sikap
mukmin membangun hubungan yang kuat dengan Allah, Rasul dan orang-orang mukmin.
Juga bererti membangun sistem dan aktiviti Islam yang menyeluruh pada diri,
keluarga, mahupun masyarakat.
Dalil
-
22:41, ciri mukmin adalah sentiasa menegakkan agama Allah.
-
24:55, posisi kekhilafahan Allah peruntukkan bagi manusia yang membangun dienuLlah.
-
22:78, jihad di jalan Allah dengan sebenarnya jihad adalah upaya yang tepat membangun dienulLah.
Ikhlas
Keikhlasan iaitu pengabdian yang murni hanya dapat
dicapai dengan sikap bara terhadap selain Allah dan memberikan wala sepenuhnya
kepada Allah.
Dalil
-
98:5, mukmin diperintah berlaku ikhlas dalam melakukan ibadah.
-
39:11,14, sikap ikhlas adalah inti ajaran Islam dan pengertian dari La ilaha illalLah.
Muhammad Rasulullah
Konsep Wala dan Bara ditentukan dalam bentuk
:
-
Allah sebagai sumberAllah sebagai sumber wala, dimana loyaliti mutlak hanya milik Allah dan loyaliti lainnya mesti dengan izin Allah.
-
Rasul sebagai cara (kayfiyat)Pelaksanaan wala terhadap Allah dan Bara kepada selain Allah mengikuti cara Rasul
-
Mukmin sebagai pelaksanaPelaksana Wala dan Bara adalah orang mukmin yang telah diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah.
-
Dalam pelaksanaan Bara, rasululLah memisahkan manusia atas muslim dan kafir, HizbulLah dengan Hizbus Syaithan. Orang-orang mukmin adalah mereka yang mengimani Laa ilaha illalLah dan Muhammad RasuluLlah sedangkan orang kafir adalah mereka yang mengingkari salah satu dari dua kalimah syahadat atau kedua-duanya.
-
Orang-orang beriman wajib mengajak orang kafir kepada jalan Islam dengan dakwah secara hikmah dan boleh diperangi sampai mereka mengakui ketinggian kalimah Allah.
-
Dengan demikian pelaksanaan Wala dan Bara telah ditentukan caranya. Kita hanya mengikut apa yang telah dicontohkan RasuluLlah SAW.
Dalil
-
5:55-56, Allah, Rasul dan orang-orang mukmin adalah wali orang yang beriman.
-
4:59, ketaatan diberikan hanya kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri dari kalangan mukmin.
-
5:56, orang-orang yang memberikan wala kepada Allah, Rasul dan orang-orang mukmin adalah Hizbullah (golongan Allah), lihat pula 58:22. Selain golongan ini adalah Hibus Syaithan.
-
60:7-9, kebolehan bergaul dengan orang kafir dengan batas-batas tertentu. Asbabun nuzul ayat ini berkaitan dengan Asma binti Abu Bakar yang tidak mengizinkan ibunya masuk rumahnya sebelum mendapat izin dari RasuluLlah, lihat pula 31:15.
Ringkasan Dalil
-
Laa ilaha illa-Llah: (Laa) adalah perkataan penolakan, (ilaha) - yang ditolak
-
Al-Barro' (melepaskan diri) (60:4, 7:59,65,73,85):-Mengingkari
-Membenci
-Memusuhi
-Memutus hubungan
-Menghancurkan -
Illa (melainkan) adalah ungkapan pengukuhan (isbat)
-
Allah adalah yang dikukuhkan (diisbatkan)
-
Al-Wala'/loyaliti (7:196, 5:55, 4:59, 5:7, 47:7, 2:186, 2:165, 3:31) adalah:-Taat
-Membela
-Membangun
-Mendekati
-Mencintai -
Menghancurkan dan membangun adalah makna ikhlas (98:5, 39:11,14)
-
Muhammadu Rasulullah - Konsep Al-Wala' dan Al Barro':-Allah adalah sumber nilainya (2:147, 7:2)
-Rasul adalah contoh pelaksanaannya (33:21, 59:7)
-Orang mukmin adalah pelaksananya (33:36, 35:32) -
Kaifiat "Membina" dan "Menghancurkan" adalah dengan "ittiba'" (3:31)
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Kalimatullah Hiyal Ulya
Sinopsis
Kalimah Allah adalah yang paling tinggi. Islam sebagai
dien mempunyai konsep yang jelas, lengkap dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Sedangkan konsep atau sistem selain Islam adalah buatan manusia yang tidak
lengkap, tidak jelas dan bersifat berubah atau sementara. Konsep Islam dilandasi
oleh syahadatain, sedangkan selain Islam menjadi pemikiran jahiliyah dasarnya.
Syahadah adalah kalimah yang tinggi yang dijadikan sebagai kalimah tauhid dan
kalimah taqwa. Gambaran kalimah tauhid ini di dalam Al-Qur'an adalah kalimah
toyyibah iaitu kalimah yang teguh dan kuat.
Pemikiran jahiliyah sebagai landasan dari konsep selain Islam merupakan kalimat syirik yang menjadi saingan konsep dan sistem Islam. Konsep jahili berdasarkan semangat jahiliyah seperti materialisme, kapitalisme, komunisme dan isme lainnya. Isme-isme ini tidak mempunyai kekuatan sebagai kalimah khobitsah yang lemah dan tidak kuat.
Pemikiran jahiliyah sebagai landasan dari konsep selain Islam merupakan kalimat syirik yang menjadi saingan konsep dan sistem Islam. Konsep jahili berdasarkan semangat jahiliyah seperti materialisme, kapitalisme, komunisme dan isme lainnya. Isme-isme ini tidak mempunyai kekuatan sebagai kalimah khobitsah yang lemah dan tidak kuat.
1.Dua Kalimah Syahadah
Sarahan
-
Dua kalimah syahadah merupakan inti dari dienul Islam. Dasar utamanya adalah wahyu yang dalam bentuk kitab dan sunnah. Islam mengandungi ketinggian nilai yang tidak dapat dibandingkan dengan konsep, sistem dan agama lainnya.
-
Pemikiran-pemikiran jahiliyah adalah inti daripada konsep dan pandangan jahiliyah. Termasuk dalam kelompok ini adalah segala bentuk isme (faham) misalnya materialisme, komunisme, kapitalisme, nasionalisme, humanisme, idealisme dan berbagai bentuk ideologi samada bersifat lokal mahupun bersifat internasional. Dasar utamanya adalah ro'yu (akal) sahaja.
Dalil
-
3:18, pernyataan Allah tentang keesaanNya menunjukkan bahawa ini merupakan inti dari seluruh ajaran Islam.
-
42:52,55, dasar Islam adalah wahyu dan bukan ra'yu.
-
53:4, Perkataan Rasulullah sebagai salah satu sumber nilai Islam bukanlah merupakan hawa nafsu melainkan juga wahyu.
-
Hadits. Sabda Rasulullah kepada AbdulLah bin Amru bin Ash: "Tulislah, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya. Tidak keluar dari lidahku ini kecuali kebenaran"
-
10:36, 53:23, orang-orang kafir mengikuti isme-isme yang berdasarkan dzan dan hawa nafsu manusia.
-
6:116, konsep demokrasi adalah hawa nafsu manusia.
2. Konsep Islam vs Jahiliyah
Sarahan
-
Konsep Islam merupakan ajaran yang bersumber dari Allah yang Maha Tinggi, tanpa dicampuri oleh pemikiran manusia. Kerana Allah maha mengetahui maka Islam adalah ilmu yang dalam. Kerana Allah Maha Hidup maka Islam merupakan panduan hidup. Kerana Allah maha bijaksana, maka Islam adalah hukum-hukum yang adil dan bijaksana. Islam merupakan perwujudan sifat Allah yang membimbing dan memimpin manusia menuju kepada kebahagian yang sejati.
-
Konsep orang kafir menjadikan selain Islam sebagai panduannya misalnya pandangan bukan dari Allah, Rasul dan diennNya. Mereka merupakan orang yang bodoh (jahil) terhadap kebenaran. Keingkaran mereka menunjukkan kehinaan dan kerendahan yang tidak bererti dibandingkan dengan ketinggian Allah. Konsep hidup mereka tidak boleh diikuti oleh manusia.
Dalil
-
Hadits. Sabda Rasulullah saw, "Islam itu tinggi dan tiada yang melebihi ketingiannya".
-
2:120, petunjuk Allah yang sebenar-benarnya petunjuk. 10:35, Allah menunjukki kepada kebenaran selain Allah hanya menyesatkan. Maka Allah sahaja yang sesuai untuk diikuti.
-
6:115, kesempurnaan, ketepatan dan keadilan kalimah Allah . 54:5, kedalaman pengetahuan Allah. 86:13, kalimah Allah sangat tegas dan bukan permainan (56:12).
-
9:40, kalimah Allah yang tinggi sedangkan konsep orang-orang kafir itu rendah. 6:112, orang-orang kafir saling memberikan pandangan yang menipu manusia dengan hiasan kalimat-kalimat yang indah.
-
28:49-50, menolak kitabullah bererti mengikuti hawa nafsu. Lihat pula 33:72, 30:29. Konsep orang-orang zalim berdasarkan hawa nafsu dan kesesatan mereka.
3. Kalimah Taqwa vs Kesombongan
Jahiliyah
Sarahan
-
Kalimat taqwa. Konsep Islam yang tinggi itu merupakan sumber ketaqwaan dan kebajikan. Mengucapkannya sahaja ibadah, apalagi mempelajari, menghayati dan mengamalkannya. Hanya konsep inilah yang dapat mebentuk peribadi taqwa dan akhlak mulia.
-
Kesombongan jahiliyah. Selain konsep Islam maka konsep itu adalah jahiliyah hanya berupa slogan yang menunjukkan kesombongan dan kebanggaan orang-orang yang bodoh. Tak terbukti di dalam kenyataan, hanya teori-teori kosong yang dusta. Masyarakat yang dibentuknya menjadi masyarakat yang kufur dan bergelimang dalam maksiyat.
Dalil
-
9:108, mendasari kehidupan dengan laa ilaha illa lLah diperumpamakan membangun dengan landasan taqwa.
-
2:21, 2:183, 2:178, tujuan dan penghambaan Islam adalah membentuk peribadi taqwa. Hanya dengan melaksanakan syahadatain secara murni dan hasil taqwa dapat dicapai.
-
3:133-135, contoh konsep taqwa yang disajikan oleh kitabullah. 39:3, membenarkan kitabulLah jalan menuju taqwa.
-
48:26, orang-orang kafir menanamkan kecintaan pada konsep mereka. Sedangkan Allah mewajibkan pengkajian kalimat taqwa. 43:51-54, penguasa sistem jahiliyah membanggakan kekuasaan dan kekayaan mereka untuk menipu rakyat. 40:26, penguasa berdalih stabiliti kekuasaannya menjelekkan pembawa kebenaran.
4. Kalimah Tauhid vs Kalimah Syirik
Sarahan
-
Konsep tauhid. Syahadatain dengan Islam sebagai penjelasannya merupakan konsep yang mengesakan Allah. manusia dibawa pada satu tujuan dan orientasi iaitu mencari keredhaan Allah yang Maha Esa. Konsep ini mampu menyatukan manusia dari berbagai jenis suku dan bangsa, dari berbagai latar belakang budaya dalam satu ikatan aqidah tauhid yang punya satu keinginan, tegaknya kalimat Allah yang tinggi.
-
Konsep syirik. Di dalam jahiliyah manusia saling memperbudak satu dengan lainnya, atau diperbudak oleh materi. Tujuan dan orientasi mereka bermacam-macam dan berbeza-beza. Kerananya mereka saling mengeksploitasi. Yang satu ingin menguasai yang lain. Jiwa dan kepribadian mereka berpisah, tiada ruh yang dapat melandasi kesatuan dan persatuan.
Dalil
-
3:103, dengan berpegang teguh kepada tauhidulLah ummat dapat bersatu. 21:92, Islam adalah ajaran tauhid yang memiliki hanya satu ummat. 49:13, konsep Islam tentang kesatuan manusia dengan menjadikan taqwa sebagai timbangan kemuliaan dan kehinaan manusia.
-
3:64, konsep di luar Islam hanya membawa kepada kemusyrikan, menghasilkan perbudakan antara manusia. 16:75-76, kehinaan ilah-ilah kaum musyrikin yang menjadi beban bagi penyembahnya. 39:29, gambaran orang yang berada di dalam konsep syirik dibandingkan dengan konsep tauhid. 59:.. kamu kira musuh Allah itu bersatu padahal mereka bercerai-berai.
5. Kalimah yang Baik vs Kalimah tak
Baik
Sarahan
-
Konsep yang baik. Kerana membawa kepada ketaqwaan dan persatuan maka Islam merupakan konsep yang baik. Ibarat pohon yang baik, ia akan berakar di hati manusia yang suci (fitrah), kuat dan tertunjang dalam keyakinan dan keperibadian mereka. Kalimah yang baik melahirkan manusia yang membentuk peradaban mulia dan bermanfaat di dunia. Bila tiba masanya pohon Islam akan menghasilkan buah yang lezat lagi berkhasiat.
-
Konsep yang buruk. Kerana membawa kepada kekufuran dan kemaksiatan, maka jahiliyah merupakan sumber masalah bagi manusia. Ia ibarat pohon yang buruk yang telah tercabut dari akarnya, kering kontang, mudah hancur. Tidak memberikan buah kebaikan sama sekali bahkan menjadi sampah atas sumber penyakit.
Dalil
-
14:24-25, syahadatain sebagai kalimah yang baik diumpamakan Allah bagaikan pohon yang baik, akarnya tertunjang ke bumi dan batangnya menjulang ke angkasa (tertanam baik di hati manusia kerana selaras dengan fitrah). Pohon itu sentiasa memberikan buah yang baik di setiap musim kerana setiap muslim dalam berbuat baik mengharapkan redha Allah yang kekal dan pasti. Sistem tauhid ini menghasilkan manusia-manusia yang bermanfaat bagi dunia dan peradaban. Masyarakat tauhid ini tumbuh bagaikan pohon pula, lihat 48:29.
-
14:26, konsep yang buruk ibarat pohon yang buruk. Tidak tertanam dalam hati dan jiwa manusia kerana bertentangan dengan fitrah. Peribadi yang dihasilkan oleh sistem jahiliyah adalah kosong dan tidak bererti, hanya pandai bersifat lidah sahaja, berkata tetapi tidak diamalkan, lihat 2:204-205. Perumpamaan lainnya adalah kayu yang tersandar. Kelihatannya kokoh tetapi sebenarnya rapuh. Ini contoh tentang munafiqin, lihat 63:4.
6. Kukuh vs Rapuh
Sarahan
-
Stabil dan kukuh merupakan sifat Islam, tidak pernah mengalami kegoncangan. Tak lapuk dek hujan dan angin, bahkan itu akan menumbuhkan pohon Islam. Sebagai kebenaran ia ibarat arus sungai yang deras, selalu teguh berterusan dan menghantam batu karang.
-
Tidak seimbang dan rapuh merupakan sifat dienul jahiliyah. Ia selalu mengalami pasang surut, berubah dan berganti. Dapat lapuk ditelan masa. Sedikit sahaja mengalami goncangan ia akan hancur. Sebagai kebatilan ia ibarat buih di atas arus, akan lenyap dengan sendirinya.
Dalil
-
13:17, kekukuhan al haq dalam menghadapi tentangan bagaikan air arus yang berjalan terus. Hadith, Rasulullah mengumpamakan petunjuk yang dibawa oleh beliau seperti hujan dan air. Tergantung kesiapan tanah (jiwa manusia) untuk menerimanya.
-
14:27, konsepsi ini membawa keteguhan kepada orang-orang yang mengikutinya. Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia mahupun akhirat.
-
85:6, kemenangan aqidah adalah kemenangan hakiki yang dituju orang-orang beriman dalam perjuangan.
-
13:17, kerapuhan jahiliyah bagaikan sampah, kelihatannya banyak tetapi mengikut sahaja kemana pergi.
7. Kuat vs Lemah
Sarahan
-
Kuat dan tewas, kerana teguh dan kukuh maka sebagai konsepsi Islam tidak dapat dikalahkan. Ditinjau dari sudut apa pun Islam unggul, tidak dapat ditandingi. Peradaban dan warisannya penuh prestij dan prestij kemanusiaan. Seluruh ajaran Islam memiliki kekuatan dari segi hujjah mahupun realiti. Dari itu ummat Islam harus kukuh dan kuat seperti Islam. Berizzah yang tinggi kerana prestasi yang dicapainya.
-
Lemah dan selalu kalah, kerana kegoncangan dan kerapuhanny
a maka jahiliyah ini sangat lemah, mudah untuk dihancurkan. Tak ada daya dan kekuatannya sama sekali. Para pengikutnya menjadi orang-orang yang paling lemah, tanpa keperibadian, kecewa dan pesimis. Tanpa prestasi dan prestij sehingga tak ada harganya sama sekali.
Dalil
-
5:3, orang-orang kafir putus asa untuk mengalahkan al Islam dari segi konsep sehingga kita tak perlu takut kepada mereka.
-
37:172-173, 5:56, jaminan Allah bagi kemenangan tenteraNya iaitu yang mengikuti sistem ini dengan sesungguhnya.
-
3:137-139, fakta sejarah yang menunjukkan kekuatan kaum beriman.
-
29:41, kelemahan sistem yang dibangun oleh konsep syirik seperti sarang laba-laba. 3:12, pernyataan Allah bahawa pengikut kebatilan pasti kalah dan tempat mereka adalah neraka jahanam.
-
16:26-27, gambaran tentang cara Allah mengancurkan kebatilan secara sistematik iaitu dengan menghabiskan asasnya terlebih dahulu. Sedangkan kehinaan mereka sangat dekat waktunya kerana akan datang setelah kematian menimpa mereka.
Ringkasan Dalil
-
Konsep Islam :- Dasarnya syahadatain
- Kalimah Allah tinggi (9:40)
- Kalimah berorientasikan tauhid (112:1-3)
- Merupakan kalimah taqwa (48:26)
- Kalimah yang baik (14:24)
- Stabil (14:24)
- Kuat (5:3, 58:21, H) -
Konsep selain Islam :
- Dasarnya pemikiran jahiliyah
- Kalimah orang-orang kafir (9:40)
- Kalimah berorientasikan syirik (39:64)
- Kebanggaan jahiliyah (48:26)
- Kalimah yang buruk (14:26)
- Goncang (14:26, 16:26)
- Lemah (29:41)
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Marahil Tafaul Bi Syahadatain
Sinopsis
Dua
kalimah syahadah adalah suatu kesaksian bahawa tiada yang wajib diabdi dengan
penuh cinta kecuali hanya Allah sahaja. Kemudian kesaksian bahawa Muhammad itu
merupakan Rasul Allah. Syahadatain ini merupakan ruh yang melandasi keyakinan,
pemikiran dan perbuatan orang-orang mukmin. Untuk merealisasikannya mukmin mesti
berinteraksi dengan kandungan makna syahadatain melalui beberapa tahap iaitu
cinta dan redha kepada Allah, Islam dam Rasul. Syahadatain yang didasari cinta
dan redha menjadi sibgah kepada hati, akal dan jasad.
Hasyiah
1. Dua Kalimah Syahadah
Sarahan
Syahadatain perlu dipelajari dan diketahui kerana dua
kalimah ini sebagai dasar bagi keseluruhan hidup manusia dan seluruh ajaran
Islam.
Dalil
-
47:19, 37:35, 3:18 ungkapan Allah bahawa syahadat adalah dasar seluruh ajaran Islam
-
Hadits, ungkapan RasululLah mengenai bangunan Islam yang terdiri dari lima, menyaksikan bahawa Tiada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad RasululLah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, shaum di bulan ramadhan dan menunaikan hajji bagi yang mampu.
2. Cinta
Sarahan
-
Mukmin mencintai dua kalimah syahadah sehingga nilai yang menjadi kandungannya tidak diterima sebagai beban.
-
Cinta ini tumbuh dari kecintaan kita kepada Allah dan Rasul yang teramat sangat serta bara terhadap sembahan selain Allah.
-
Cinta ini dilengkapi dengan cinta kepada Rasul yang menjadi pembimbing utama menuju kecintaan Allah dan cinta kepada Islam sebagai syurut untuk mendapatkan kecintaan Allah.
Dalil
-
2:165, sikap kecintaan mukmin yang teramat sangat kepada Allah.
-
Hadits, sikap kecintaan mukmin terhadap Rasul, lebih dari mencintai ibu
bapa mahupun anaknya.
-
8:2, hati mukmin bergetar ketika asma Allah disebutkan ini kerana cinta kepada Allah.
3. Redha
Sarahan
-
Redha iaitu kerelaan diri untuk menerima program Allah sepenuhnya. Redha hanya dapat lahir dari cinta yang sebenarnya.
-
Redha hanya dapat lahir dari cinta yang sebenarnya. Fenomena redha adalah kelazatan iman dalam dada. Redha wujud dalam tiga bentuk iaitu redha kepada Allah sebagai rabb, redha kepada Islam dan redha kepada Rasul.
-
Redha kepada Allah sebagai rabb. Redha kepada Allah adalah menjadikan kehendak dan kemahuan peribadi. Rela Allah sebagai pengatur, pembimbing dan pendidik yang sentiasa mencintai, melindungi dan menyayangi dirinya. Kerana itu seluruh aktiviti hidupnya ditujukan untuk mencari keredhaan Allah.
Dalil
-
76:32, erti redha terhadap Allah adalah menjadikan kemahuan Allah sebagai kemahuan kita sendiri atau tidak menghendaki apapun selain yang dikehendaki Allah terhadap kita.
-
2:207, 60:1, orang mukmin sentiasa men
cari redha Allah dalam berjihad, meski pun mesti mengorbankan dirinya. -
98:8, mereka yang beribadah dengan ikhlas akan mendapat redha Allah lihat pula 9:100.
Sarahan
-
Redha kepada Islam sebagai aturan hidup. Islam diyakini sebagai satu-satunya aturan hidup bagi dirinya. Tidak ada aturan lain. Kerana Islam adalah dien yang lengkap dan sempurna, menyelesaikan semua masalah, merupakan jalan lurus, dan membawanya kepada kebahagiaan dan keselamatan hidup.
Dalil
-
5:3, Islam adalah dien yang lengkap dan sempurna, merupakan nikmat Allah yang mengatur seluruh hidup manusia. Allah redha dengan Islam sebagai dien bagi kita maka kitapun harus redha dengan Dienul Islam, maka seluruh tuntutan Islam mesti dipenuhi dengan penuh kesedaran dan kerelaan. Lihat 3:19.
Sarahan
-
Redha kepada Rasul sebagai teladan. Dalam melaksanakan Islam maka Muhammad SAW dijadikan sebagai contoh dan ikutan. Semua langkah dan tindakan dilaksanakan sesuai dengan bimbingan Rasulullah ini. Kerana Muhammad SAW adalah manusia pilihan yang diutus Allah, insan kamil, pendidik utama yang selalu menyayangi umatnya.
Dalil
-
9:59, ciri sikap mukmin selalu mencari redha Allah dan RasulNya. 9:128-129, rasululLah sangat sesuai untuk diredhai kerana teramat sayang kepada kita.
-
4:65, keimanan seseorang ditentukan oleh kerelaanNya bertahkim kepada keputusan RasululLah tanpa keberatan dalamm menerima keputusan tersebut.
-
Hadits, tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku (Muhammad) datangkan.
-
33:21, Rasulullah adalah teladan dalam setiap aspek kehidupan.
4. Sibgah
Sarahan
-
Cinta dan keredaan kepada Allah, Rasul dan Islam mewarnai seluruh aspek kehidupan mukmin, menjadi sibgoh dalam dirinya. Sibgah adalah iman yang merasuk sampai ke tulang yang tidak dapat lepas, bersifat suci, murni dan tidak bercampur dengan syirik walaupun setitik. Seorang yang hidupnya dalam sibgah Allah seluruh hidupnya merupakan ibadah atau pengabdian kepada Allah. Untuk mengaplikasikannya sibgah diperlukan:
-
Pengenalan yang sebenarnya terhadap Allah dan interaksi denganNya dalam bentuk penghambaan
-
Pengenalan kepada Islam serta siap menghayati dan mengamalkannya baik dalam diri, keluarga, mahupun masyarakat. Islam harus diperjuangkan sehingga tegak di bumi Allah.
-
Pengenalan kepada Rasul SAW serta sedia mengikuti bentuk hidup beliau sesuai dengan kemampuan.
Dalil
-
2:138, iman sejati adalah sibgah Allah yang meliputi dirinya sibgah Allah ini menjadikan setiap perbuatannya ibadah kepada Allah.
-
6:82, iman yang sejati tidak bercampur dengan kemusyrikan meskipun sedikit. Orang yang memilikinya akan memperoleh rasa aman.
-
47:19, 20:14, pengenalan terhadap laa ilaha illa-Llah, 9:128, 18:110, pengenalan terhadap Rasul, 3:19,85, pengenalan terhadap Islam.
5. Sibgah hati
Sarahan
-
Hati yang tersibgah adalah hati yang suci, bersih dan sentiasa berhubungan dengan Allah, siap menerima pimpinan dan bimbinganNya.
-
Dalam hati ini terpancarlah aqidah yang sehat dalam keyakinan dan keimanannya.
-
Aqidah yang benar dan sehat tersebut menjadikan muslim selalu berniat ikhlas dalam setiap langkah tindakannya. Niat adalah dasar ibadah, sama ada diterima atau ditolak ibadah seorang ditentukan oleh niatnya.
Dalil
-
26:89, hati yang suci bersih siap menerima keyakinan Islam. 23:35, hati mukmin gemetar bila disebut asma Allah. 50:33 hati mukmin sentiasa bertaubat dan kembali kepada Allah.
-
Hadits, keterangan RasululLah yang menyatakan taqwa ada di dalam dada (hati) seseorang.
-
3:84, 2:136, 4:136, keyakinan yang terdapat dalam dada setiap muslim merupakan iman yang mantap.
-
Hadits, RasululLah bersabda "sesungguhnya sahnya suatu amat ditentukan oleh niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh sesuai yang ia niatkan".
6. Sibgah Akal
Sarahan
-
Akal tersibgah sentiasa bertafaqquh fiddien. Aktif memikirkan kejadian langit, bumi dan segala isinya, mempelajari semua fenomena alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah dibimbing oleh wahyuNya.
-
Dari akal yang selalu menyingkap rahsia fenomena alam ini lahirlah fikrah Islam, iaitu pemikiran atau idea yang merupakan aplikasi ajaran Islam yang bersumberkan kepada KitabulLah dan bimbingan Rasul.
-
Fikrah yang Islami menjadikan muslim memiliki suatu program yang benar dalam menghadapi kehidupan. Program kehidupannya mampu menegakkan ajaran Allah (Al Islam).
Dalil
-
3:190-191, 30:20-24, firman Allah yang mengisyaratkan pentingnya berfikir tentang tanda-tanda kekuatan Allah di alam semesta.
-
50:37, pada kejadian alam semesta banyak terdapat peringatan bagi mereka yang mahu menggunakan akalnya.
-
67:10, orang kafir menyesal di neraka kerana tidak menggunakan akalnya dengan maksima.
-
9:120, muslim bertafaqquh sesuai bidang yang diminatinya dalam rangka menegakkan dienulLah.
-
Hadits, sabda Rasul: "Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka difahamkan-Nya dalam dien".
7. Sibgah Jasad
Sarahan
-
Jasad yang tersibgah sentiasa dipelihara kesihatan dan kekuatannya. Jasad ini dibangun dengan berbagai cara agar mampu mengikuti jejak hidup RasululLah SAW.
-
Dapat melakukan aktifiti atau bekerja sesuai bimbingan Allah dalam KitabuLlah. Menjadi wujud yang nyata dari aqidah dan fikrahNya.
-
Dapat melaksanakan bimbingan dan pimpinan Allah untuk individu mahupun masyarakat sesuai dengan kemampuannya. Pelaksanaan ini berdasarkan niat yang ikhlas dan program yang digariskan.
Dalil
-
2:247, syarat pemimpin dalam Al Qur'an adalah yang memiliki ilmu yang luas dan tubuh yang kuat.
-
28:26, pilihan untuk menerima amanah jatuh kepada orang yang bertubuh kuat dan terpercaya.
-
Hadits, RasululLah SAW memerintahkan "Ajarkan anak-anakmu berenang dan memanah".
-
Hadits, RasululLah menyatakan: "Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah".
Ringkasan Dalil
Tahap-tahap interaksi dengan syahadatain
-
Cinta (2:165, 8:2, 9:24)
-
Redha (2:207)
-
Kepada Allah (a, 2:207, 92:20-21, 94:8)
-
Kepada Islam (a, 3:19,85)
-
Kepada Muhammad (a, 33:21)
-
-
Membentuk sibgah (2:138, 4:125), dalam hati (
Tarbiyah
Seri Makna Assyahadatain
Syurut Qobulu Syahadatain
Sinopsis
Sebagai seorang mukmin berusaha untuk menjaga syahadat
kita dari futur dan melemah. Untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana syahadat
diterima atau ditolak. Untuk diterimanya syahadat kita maka diperlukan beberapa
persediaan misalnya ilmu, yakin, ikhlas, shidqu, mahabah, qobul dan amal nyata.
Juga kita perlu menolak kebodohan terhadap syahadat, keraguan, kemusyrikan,
dusta, kebencian, penolakan dan tidak beramal.
1. Ilmu yang menolak kebodohan
Sarahan
-
Seorang yang bersyahadah mesti memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Ia wajib memahami erti dua kalimat ini serta bersedia menerima hasil ucapannya. Orang yang jahil tentang makna syahadatain tidak mungkin dapat mengamalkannya.
Dalil
-
47:19, kewajiban mempelajari laa ilaha illaLlah
-
3:18, mereka yang bersyahadat adalah Allah, Malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang beriman).
2.Yakin yang menolak keraguan
Sarahan
-
Seorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu yang diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Yakin membawa seseorang pada istiqomah, manakala ragu-ragu pula menimbulkan kemunafiqan.
Dalil
-
49:15, Iman yang benar tidak bercampur dengan keraguan
-
32:24, yakin menjadikan seseorang terpimpin dalam hidayah
-
2:1-5, di antara ciri mukmin adalah tidak ragu dengan kitabuLlah dan yakin terhadap hari akhir.
3.Ikhlas yang menolak kemusyrikan
Sarahan
-
Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi ta'ala. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima Allah. Ikhlas dalam bersyahadat merupakan dasar yang paling kukuh dalam pelaksanaan syahadat.
Dalil
-
98:5, 39:11, 14, syahadat merupakan ibadah, kerananya dilakukan dengan ikhlas.
-
39:65, kemusyrikan menghapus amal, 18:110, ibadah yang tidak ikhlas, tidak diterima.
4.Shidqu (benar) yang menolak dusta
Sarahan
-
Dalam pernyataan syahadat muslim wajib membenarkan tanpa dicampuri sedikitpun dusta (bohong). Benar adalah landasan iman, sedangkan dusta landasan kufur. Sikap shidiq akan menimbulkan ketaatan dan amanah. Sedangkan dusta menimbulkan kemaksiatan dan pengkhianatan.
Dalil
-
39:33, ciri-ciri taqwa adalah sikap shidiq, 33:23-24, orang yang benar akan terbukti dalam medan jihad dan Allah membalas mereka, sedangkan orang-orang munafiq akan mendapat seksa.
-
2:8-10, ciri nifaq adalah dusta. 29:2-3, kebenaran dan kemunafikan diuji melalui cobaan.
-
Hadits, sikap benar mengajak kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke syurga. Sifat dusta mengajak kepada keburukan dan keburukan membawa ke neraka.
-
Hadits, tinggalkanlah yang meragukanmu, sesungguhnya benar itu menenangkan (hati) sedangkan dusta itu meragu-ragukan.
5.Mahabah yang menolak kebencian
Sarahan
-
Dalam menyatakan syahadat ia mendasarkan pernyataannya dengan cinta. Cinta ialah rasa suka yang melapangkan dada. Ia merupakan ruh dari ibadah, sedangkan syahadatain merupakan ibadah yang paling utama. Dengan rasa cinta ini segala beban akan terasa ringan, tuntutan syahadatain akan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Dalil
-
2:165, cinta kepada Allah yang teramat sangat merupakan sifat utama orang beriman.
-
Hadits, sabda RasuluLlah "ada tiga perkara yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman.
-
9:24, mukmin mendahulukan kecintaan kepada Allah, rasul dan jihad dari kecintaan terhadap yang lain.
6.Menerima, yang jauh dari penolakan
Sarahan
-
Muslim secara mutlak menerima nilai-nilai serta kandungan isi syahdatain. Tidak ada keberatan dan tanpa rasa terpaksa sedikitpun. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali kitabuLlah dan sunnah rasul. Ia sentiasa siap untuk mendengar, tunduk, patuh dan taat terhadap perintah Allah dan RasulNya.
Dalil
-
4:65, Mukmin adalah mereka yang bertahkim (berhukum) kepada Rasul Allah dalam seluruh persoalannya kemudian ia menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu dan kebenaran sedikitpun.
-
33:36, 28:68, ciri orang mukmin ialah menerima ketentuan dan perintah Allah tanpa keberatan dan pilihan lain.
-
24:51, ciri mukmin ialah mendengar dan taat terhadap Allah dan Rasul dalam seluruh masalah hidup mereka.
7.Pelaksanaan yang jauh dari sikap statik atau
diam
Sarahan
-
Syahadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal yang nyata. Maka muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam yang menjadi aplikasi syahadatain. Ia menentukan agar hukum dan undang-undang Allah berlaku pada diri, keluarga mahupun masyarakatnya.
Dalil
-
9:105, perintah Allah untuk bekerja di jalanNya dengan perhitungan nilai kerja itu di sisi Allah.
-
16:97, orang yang bekerja akan mendapat kehidupan yang baik dan syurga Allah.
Ringkasan Dalil
Syarat diterima syahadat :
-
Ilmu (47:19. 3:18, 43:86)
-
Yakin (49:15)
-
Ikhlas (98:5, 18:110)
-
Membenarkan (2:8-9, 33:23-24)
-
Cinta (2:165, 8:2)
-
Menerima (4:65)
-
Melaksanakan (24:51,56, 31:22)
-
Redha (76:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar