MALAKAH METODOLOGI
PENELITIAN
METODE ANALISIS
WACANA
Dosen Pengampu : Drs. Khozin, MSi
Oleh :
Muhammad Hadidi (201010020311017)
Muhammad
Arifudin (09120037)
Edit Perdana (09120052)
Anita Retno Sari
(201010020311004)
Husnul Khotimah (201010020311006)
PROGRAM
STUDI AL-AKHWAL ALSYAKHSYIYAH
JURUSAN
SYARIAH
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
melakukan pengamatan terdapat banyak metode yang bisa diterapkan, salah satunya
adalah dengan menggunakan metode analisis wacana, sebuah metode yang ditawarkan
dalam melakukan penelitian-penelitian, terutama yang berkaitan dengan
permasalahan social.
Selagi
mempelajari metodologi penelitian sudah selayaknya penyusun juga merasa perlu
mengetahui metode yang satu ini.
Selain
hal tersebut di atas yang menjadi latar belakang bagi penyusun untuk mengkaji
metode analisis wacana adalah kurang pahamnya penyusun mengenai metode
tersebut.
Bukan
dikarenakan penyusun tidak memiliki keinginan untuk mempelajari metode-metode
yang bisa digunakan dalam penelitian, namun karena keinginan penyusun untuk
bisa focus dalam mempelajari satu metode, supaya memperoleh hasil belajar dan
kajian metode yang memuaskan bagi penyusun.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan metode
analisi wacana?
2.
Apa yang menjadi kelebihan dan
kelemahan dari metode analisis wacana?
3.
Bagaimana Pendekatan yang
digunakan dalam analisis wacana?
4.
Instrumen apakah yang diperlukan
dalam analisis wacana?
5.
Tekhnik apakah yang digunakan
dalam analisis wacana?
6.
Bagaimana keabsahan hasil
analisis wacana?
7.
Apa perbedaan analisis wacana dan
analisis isi kuantitatif
C.
Tujuan
Dikarenakan
ketidak tahuan penyusun mengenai metode analisis wacana ini, dalam pembuatan
karya ini penyusun memiliki tujuan, bisa menambah pengetahuan bagi penyusun
secara pribadi maupun kepada pembaca tentang analisis wacana.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis Wacana
Analisis
wacana adalah studi mengenai penggunaan bahasa yang memiliki tujuan untuk
menunjukkan dan menginterpretasikan adanya hubungan antara tatanan atau
pola-pola dengan tujuan yang diekspresikan melalui unit kebahasaan tersebut.
Analisis
wacana merupakan salah satu alternative dari analisis isi selain analisis isi
kuantitatif (yang lebih menekankan pada pertanyaan ‘apa’), Analisis wacana
lebih melihat pada ‘bagaimana’dari suatu pesan atau teks komunikasi. Melalui
analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi
juga bagaimana pesan itu disampaikan. Selain itu, analisis wacana lebih bisa
melihat makna yang tersembunyi dari sebuah teks melalui struktur kebahasaannya.
Analisis
wacana dapat melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif.
Hal ini bukan berarti metode ini lebih unggul , namun lebih menjelaskan bahwa
setiap metode memiliki karakteristik tersendiri, baik kelebihan maupun
kekurangannya.
B.
Kelebihan dan Kelemahan Analisis
Wacana
Kelebihan dari
analisis wacana, Analisis wacana dapat diterapkan pada setiap situasi dan
setiap subjek. Perspektif baru yang disediakan oleh analisis wacana
memungkinkan pertumbuhan pribadi tingkat tinggi pemenuhan kreatif dan dapat
membimbing seseorang untuk dapat berfikir kritis. Data yang ada dapat direkonstruksi
untuk mengembangkan kerangka yang sudah ada sebelumnya. Tidak ada teknologi
atau dana yang diperlukan tetapi analisis wacana dapat mengakibatkan perubahan
mendasar dalam praktek-praktek lembaga, profesi, dan masyarakat secara
keseluruhan.
Sebagai suatu
metode yang digunakan dalam meneliti masalah-masalah sosial, analisis wacana
juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
1.
Pada saat menganalisis suatu wacana, sangat diperlukan
kecerdasan dan keterampilan yang tinggi agar dapat memahami maksud dari pembuat
wacana tersebut. Kita harus dapat mencerna makna dari masing-masing kata dan
kalimat dari wacana tersebut sehingga pada akhirnya kita dapat memahami maksud
atau isi dari wacana tersebut.
2.
Dalam menafsirkan suatu wacana tidak hanya dipertemukan pada
masalah kebahasaan, tetapi juga dihadapkan pada problematika sosial, sehingga
dalam memahaminya kita agak menemui kesulitan.
3.
Pemaknaan semakin rumit karena sebagai bagian dari metode
penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif, analisisis wacana ini juga
memakai paradigma penelitian. Dengan demikian proses penelitiannya tidak hanya
berusaha memahami makna yang terdapat dalam sebuah naskah, melainkan seringkali
menggali apa yang terdapat di balik naskah menurut paradigma penelitian yang
dipergunakan.
4.
Perlu menguasai teori politik, karena Discourse Analysis
lebih banyak mengambil wacana politik dalam penelitiannya.
5.
Dalam penelitian dengan analisis wacana, kita cenderung
harus lebih cermat dan amat teliti dalam memperhatikan semua aspek sekecil apapun
itu.
6.
Analisis Wacana tidak memberikan jawaban yang pasti, tetapi
akan menghasilkan wawasan atau pengetahuan yang didasarkan pada perdebatan dan
argumentasi terus-menerus.
C.
Pendekatan dalam Analisis Wacana
1.
Pendekatan Formal
Pendekatan formal adalah pendekatan yang lebih mengutamakan
keakuratan dan kesistematisan. Sehingga pendekatan formal dalam analisis wacana
adalah pendekatan yang menitiberatkan pada analisis teks sebuah wacana. Hal ini
sesuai dengan pandangan Pandangan kaum Positivisme-Empiris. Oleh penganut
aliran ini, bahwa bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek
di luar dari dirinya. Pengalaman- pengalaman manusia dianggap secara langsung
diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala atau distorsi, sejauh
ia dinyatakan dengan memakai pernyataan-pernyataan logis, sintaksis dan
memiliki hubungan dengan pengalaman empiris dan salah satu ciri dari pemikiran
ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas. Dalam kaitannya dengan
analisis wacana konsekuensi logis dari pemahaman ini adalah orang tidak perlu
memahami makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya, sebab
yang paling penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar
menurut kaidah sintaksis dan semantic. Oleh karena itu, tata bahasa, kebenaran
sintaksis adalah bidang utama dari aliran positivisme-empiris tentang wacana.
Analisis wacana dimaksudkan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa,
dan pengertian bersama. Wacana lantas diukur dengan pertimbangan
kebenaran/ketidakbenaran (menurut sintaksis dan sematik).
2.
Pendekatan Kritis
Pendekatan kritis adalah pendekatan yang yang tidak hanya
memperhatikan tentang kebenaran dan ketidakbenaran struktur sebuah wacana
menurut kaidah sintaksis atau semantik, melainkan juga memperhatikan faktor-faktor
lain diluar struktur teks. Hal ini didasari oleh pandangan kritis. Analisis
wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi (pengontolan/peta)
kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak
dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai
dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan
sosial yang ada dalam masyarakat dan bahasa disini tidak dipahami sebagai
medium netral yang terletak di luar diri sipembicara. Bahasa dalam pandangan
kritis dipahami sebagai representasi (penggambaran dari pengalaman) yang
berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun
strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu analisis wacana dipakai untuk
membongkar kuasa yang ada di dalam setiap proses bahasa : batasan-batasan apa
yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, dan topik apa
yang dibicarakan. Dengan pandangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu
terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam membentuk subjek, dan
berbagai tindakan reprenstasi (gambaran) yang terdapat dalam masyarakat. Karena
memakai perspektif kritis, Analisis wacana itu juga disebut Analisis Wacana
kritis (Critical Discourse Analysis).
D.
Instrumen yang Diperlukan dalan
Analisis Wacana
1.
Kuisioner, pada
kuisioner dilakukan untuk menggali dan membandingkan data atau informasi yang
diperoleh untuk digunakan sebagai bahan penelitian.
2.
Wawancara, wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data
langsung dari narasumber untuk memperjelas data yang dibutuhkan.
E.
Tekhnik Melakukan Analisis Wacana
Dalam
pelaksanaannya, analisis wacana untuk ilmu komunikasi ditempatkan sebagai
bagian dari metode penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana
dimaklumi dalam penelitian sosial, setiap permasalahan penelitian selalu
ditinjau dari perspektif teori sosial (dalam hal ini teori-teori komunikasi).
Analisis wacana sebagai metode penelitian sosial tidak hanya mempersoalkan
bahasa (wacana) melainkan pula dikaitkan dengan problematika sosial.
Lebih dari itu,
sebagai bagian dari metode penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif,
analisisis wacana ini juga mamakai paradigma penelitian. Dengan demikian proses
penelitiannya tidak hanya berusaha memahami makna yang teradapat dalam sebuah
naskah, melainkan acapkali menggali apa yang terdapat di balik naskah menurut
paradigma penelitian yang dipergunakan.
Aplikasi analisis
wacana dimulai dengan pemilihan naskah (text, talk, act, and artifact) dalam
suatu bidang masalah sosial, misalnya naskah (:berita) tentang politik.
Selanjutnya kita memilih tiga perangkat analisis wacana yang saling berkaita:
perpektif teori, paradigma penelitian, dan metode analisis wacana itu sendiri.
Dari penerapan ketiga perangkat tadi secara simultan terhadap naskah yang
dipilih akan diperoleh hasil penelitian analisis wacana.
Untuk perspektif
teori, dalam analisis wacana sebagai metode penelitian sosial lazimnya memakai
dua jenis teori: teori substantif dan teori wacana. Teori substantif di sini
adalah teori tertentu yang sesuai dengan tema penelitian, misalnya teori
politik, teori kekuasaan, teori gender, teori ekonomi-politik, teori ideologi,
dan sebagainya. Teori subtanstif diperlukan untuk menjelaskan bidang
permasalahan penelitian analisis wacana dari perpektif teori yang bersangkutan.
Sebagai bagian dari
penelitian kualitatif, analisis wacana mengenal lima paradigma penelitian:
positivis, post positivus, konstruktif, kritis, dan partisipatoris dimana
setiap paradigma memiliki karakteristik dan tuntutan yang berbeda-beda dalam
proses dan jenis data yang mesti dikumpulkan (Denzin and and Lincoln, 2005).
Dalam banyak hal, pemilihan paradigma ini sangat terkait dengan tujuan analisis
wacana yang dirumuskan peneliti.
F.
Keabsahan Hasil Analisis Wacana
Obyektivitas hasil
penelitian analisis wacana terletak pada konsistensi si peneliti
mengaplikasikan suatu pendekatan teori, paradigma penelitian dan jenis riset
serta metode analisis wacana. Selama ia mengacu sekuat tenaga pada peralatan
riset tersebut dalam rangka menjawab permasalah dan membuktikan tujuan
penelitian, maka hasil risetnya dapat dikatakan sudah obyektif. Oleh karena itu
hindarilah opini pribadi dan selalulah memakai kriteria kualitas paradigma
penelitian dan karakter metode analisis wacana yang dipakai sebelum, selama,
dan sesudah penelitian dilakukan. Upaya untuk senantiasa konsisten dengan
kriteria kualitas paradigma penelitian ini pada gilirannya bagian dari usaha
peneliti menjaga validitas hasil penelitian analisis wacana sesuai paradigma
masing-masing.
Analisis wacana
hanya berupaya menerangkan kandungan isi naskah dan jika perlu beserta konteks
atau hitorisnya tentang sebuah tema/isu yang dimuat dalam naskah tersebut.
Dengan demikian, hasil penelitian analisis wacana bersifat ideografis.
Analisis wacana
mampu memberikan kemanfaatan yang tak sedikit kepada perubahan sosial termasuk
di dalamnya saling pemahaman dalam hubungan antar bangsa. Di samping
signifikansi sosial tersebut, penggunaan analisis wacana setidak-tidaknya
menyadarkan para penafsir naskah untuk lebih bertanggung jawab atas “bacaan”
yang dilakukannya, tidak semata-mata didasarkan atas pendapat pribadi melainkan
dipandu oleh prinsip-prinsip methodologi penelitian secara konsisten dan
bertanggung jawab.
G.
Perbedaan Analisis Wacana dan
Analisis Isi Kuantitatif
1.
Analisis wacana lebih bersifat
kualitatif dibanndingkan dengan analisis isi yang umumnya bersifat kuantitatif.
Analisis wacana menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit
kategori seperti dalam analisis isi. Dasar yang dipakai adalah
interpretasi,karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretative
yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti.
2.
Analisis isi kuantitatif umumnya
membedah muatan teks komunikasi yang bersifat nyata, sedangkan analisis wacana
berpretensi memfokuskan pada pesan yang tersembunyi. Proses pemaknaan suatu
pesan tidak hanya bisa hanya menafsirkan apa yang tampak nyata dalam teks,
namun harus menganalisis dari makna yang tersembunyi. Pretensi analisis wacana
adlah pada muatan, nuansa, dan makna yang laten dalam teks media. Unsur penting
dalam analisis wacana adalah penafsiran dimana tanda dan elemen yang ada dalam
teks ditafsirkan secara mendalam oleh peneliti, sebagai sesuatu yang tidak
terdapat dalam analisis isi kuantitatif.
3.
Analisis isi kuantitatif hanya
mempertimbangkan ‘apa yang dikatakan’, tetapi tidak dapat menyelidiki
‘bagaimana ia dikatakan’. Dengan demikian, analisis wacana tidak hanya bergerak
dalam level makro (isi dari suatu teks), namun juga bergerak dalam level mikro
dalam penyusunan sustu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi, dan retoris.
4.
Analisis wacana tidak berpretensi
melakukan generalisasi.
Penekanan analisis wacana pada wacana adalah bentuk interaksi.Wacana berfungsi sebagai suatu pernyataaan, pertanyaan, tuduhan, atau ancaman. Bahkan dapat mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain.
Penekanan analisis wacana pada wacana adalah bentuk interaksi.Wacana berfungsi sebagai suatu pernyataaan, pertanyaan, tuduhan, atau ancaman. Bahkan dapat mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain.
Analisis wacana termasuk dalam
pendekatan konstruksionis, dimana ada 2 karakteristik penting, yakni proses
pemaknaan dan penggambaran tentang suatu realitas (secara aktif), dan
kedinamisan dalam proses kegiatan komunikasi.
Elemen-elemen struktur wacana
antara lain (menurut van Dijk), Tematik (apa yang dikatakan), Skematik
(bagaimana pendapat disusun dan dirangkai), Semantik (makna yang ingin
ditekankan), Sintaksis (bagaimana pendapat disampaikan), Stilistik (pilihan
kata apa yang dipakai), dan Retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan
dilakukan).
Pada kesimpulannya, menganalisis
isi media dengan metode analisis wacana lebih menekankan pada kedinamisan
membuat penelitian dan penggambaran dari suatu teks berita dan pada akhirnya
memberikan suatu pemaknaan secara lebih mendalam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode
analisis wacana adalah sebuah metode yang ditawarkan dalam
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan masalah social. Sebagai suatu
metode maka analsis wacana memiliki beberapa tekhnik, instrument yang
diperlukan dan beberapa pendekatan.
Keabsahan
dari hasil analisis wacana merupakan hal yang sangat sulit untuk dipegang,
karena hasil dari analisis wacana sangat bergantung pada adu argument dan
perdebatan yang terus-menerus terjadi.
B.
Saran
Karena hasil dari metode analisis
wacana sangat tergantung pada tingkat obyektifitas peneliti, maka jika menggunakan
metode ini dalam sebuah penelitian harus sebisa mungkin untuk obyektis.
DAFTAR
PUSTAKA
edukasi.kompasiana.com/2011/05/25/analisis-wacana-sebuah-metode/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar